"Gue aslinya masih umur 17 tahun, Sat," lirihnya dengan pandangan yang semakin turun. "Gue dari penjelajah mesin waktu."
Satria tercengang sebentar sambil memegang pelipisnya tak habis pikir. "Astaga, El. Iya, gue tau Lo lagi banyak masalah tapi bukan berarti Lo jadi stres juga dong!" Kesalnya, kemudian Satria terdiam lagi beberapa saat. "Tapi ... Diri Lo memang gak ada yang berubah sih."
Dan lagi-lagi lama menunggu Satria konek. Lalu Satria melirik Ella perlahan. "HAH?! BENERAN!"
Ella memutar bola matanya malas. "Ceritanya panjang banget, Lo memang bener sih di tahun 2016 waktu itu kalo gue lemot dan lemes ya memang iya, buktinya gue aja mau'an ditawarin rombongan jas hitam itu ke tahun ini."
"Jas hitam?"
"Ya iyaa, udah intinya itu deh, Lo gak perlu mikir jauh, gue juga bingung. Lagian nyesel juga gue di masa depan tujuan gue mau menghindar dari masalah, eh tau-tau ketemu lagi dengan sumber masalahnya," jelas Ella melirik Satria dikit-dikit. "Mana yang bully tambah sukses, yang dibully jadi pembantu."
Satria menahan tawanya, responnya bingung karena pikirannya campur aduk, lucu sih lucu, kasian juga kasian tapi mesin waktu itu sangat misteri dan gak mungkin.
Setelah semuanya dirasa sudah cukup, mereka berdua lagi-lagi berjalan kaki melewati gang sempit menuju mobil mereka yang ikutan sesek di depan kandang ayam. Mereka melewati lapangan tempat bermain anak-anak. Ella pun berhenti memandangi mereka satu persatu. Satria pun ikut berhenti dan mengikuti arah pandangan Ella.
"Dulu mereka waktu SD gue ajarin main bola bekel, sekarang mereka sudah pada besar ya, pada anak SMP," ucapnya dengan kerindungan pada anak-anak itu.
"Mau coba hampirin mereka?" Tawar Satria. Dengan cepat ia menarik tangan Ella berjalan menuju mereka. "Hai adek-adek," sapa Satria ramah.
Mereka semua menoleh menatap Satria dengan bingung, sedangkan Ella bersembunyi di belakang Satria sambil menepuk bahu Satria pelan. "Lo mau malu-maluin gue?!" Bisiknya dengan nada menekan. "Gue gak ada perubahan, Satria! Nanti mereka bingung!"
"Masalah?" Satria kemudian ia beralih menatap sekumpulan anak-anak itu. "Eh, adek, kangen gak sama kak Ellanya," tegur Satria langsung merangkul Ella ke sampingnya membuat anak-anak itu histeris.
"MBAK ELLLLL!!!" jerit mereka semua langsung berlari memeluk Ella, rata-rata adalah anak SMP yang dulu Ella ajak main saat mereka masih SD.
Melihat Ella yang asik mengobrol dengan yang lain, Satria malah salfok ke bocah laki-laki yang tak sengaja menabraknya tadi, anak itu sedang bermain sendirian tak menghampiri Ella seperti yang lain karena anak itu tidak kenal.
"Eh, itu siapa?" Tanya Ella ke anak-anak yang lain sambil menunjuk anak itu. "Sini, dek."
Anak itu berjalan lemas menghampiri Ella. Ella pun berjongkok menyamai tinggi anak itu. "Nama kamu siapa?"
"Surya, mbak."
"Kok tangan kamu biru-biru?" Tanya Ella khawatir melihat lengan anak itu yang banyak luka lebam.
"Dia sering digebuk sama tetangga-tetangga, mbak, katanya nakal, padahal mah gak ngapa-ngapain," ucap salah satu anak menjelaskan.
"Orang tuanya kemana?"
"Aku gak punya ayah ibu, mbak, aku tadinya diasuh bibi tapi bibi meninggal," balas Surya lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bersamaku Di Mesin Waktu
Science FictionSemua dimulai dari gadis yang kerap disapa Ella, ia adalah sang subjek dari sebuah uji coba penelitian untuk menjelajahi mesin waktu ke masa depan. Awalnya ia hanya ingin menjalankan misi para peneliti di masa depan, tapi semua rencananya berubah sa...