7 | Hp baru

50 28 62
                                    

Disaat Ella dan Haikal sibuk makan seblak di depan ruang TV sambil nonton Pororo tiba-tiba ada kepala nongol di tengah-tengah mereka. "Halo."

"AAAKHHH!" teriak Ella dan Haikal bersamaan. Dan hampir melempar sendok ke muka ke orang itu yang malah langsung tertawa keras.

Satria pun langsung bergabung duduk di sebelah Haikal. "Seru banget, lagi ngapain nih?" Tanyanya basa-basi dan tanpa permisi Satria mengambil mangkuk seblak yang ada di depan Haikal dan langsung memakannya.

Ella dan Haikal melongo. "Punyanya Ella itu bang!"

Satria pun tersendat. "Ya mana saya tau!" Satria menunjuk mangkok yang ia ambil tadi. "Lagian ini di depan kamu, bukan depan Ella," balasnya membela diri kemudian ia menoleh menatap Ella yang fokus ke tontonannya.

"El," tegur Satria dengan ragu-ragu. "Saya mau ..." Gantungnya sambil melirik ke Haikal yang tak juga kunjung peka.

"Saya tadi liat cewek kamu, nah, kehujanan dia di halte, cepet sana susul."

"HOHHH!" Haikal menepuk jidatnya berulang kali merasa lupa bahwa ia ada janji jemput Fani buat nonton. "Gue cabut!" Haikal pun berlari meninggalkan Satria dan Ella berdua.

Untung saja Satria ada sedikit ide untuk mengusir adiknya itu, apalagi alasannya sangat pas yaitu jika menyangkut tentang anak ABG hits bernama Fani.

Setelah kepergian Haikal, Satria berlahan-lahan menggeser posisi duduknya mendekati Ella, seolah seperti om-om cabul yang hobi mepet-mepet membuat Ella risih ikutan bergeser sampai ujung sofa. "Ngapain lu!" Sentaknya saat Ella benar-benar deketan banget dengan Satria. "Om sadar dong dah tua!"

"Husttt, nanti di denger orang rumah."

Ella melotot tak terima, ya tambahlah ia salah paham dan berpikir kemana-mana. "Gue aduin ke emak Lo ya!"

"Jangan!"

"YAUDAH, TERUS LO MAU NGAPAIN!" teriaknya sudah ngegas duluan, melihat Ella yang sudah panik tak karuan membuat Satria mengangkat sebuah totebag kecil ke depan wajah Ella.

"Nih," sodornya. "Buat kamu, ambil," lanjutnya saat melihat raut wajah ragu dari Ella.

Ella pun merampasnya kasar, lalu ia membukanya. "Apaan ini?" Tanyanya bingung saat mengeluarkan kotak handphone terkenal, tapi karena ia bingung ia hanya mengetuk-ngetuk kotanya saja.

"Hp," balas Satria tapi karena kasian liat Ella susah membukanya ia pun membantunya. "Sini, dibukain."

"Ya, maaf, kan gue dulu beli hp ketikan gak pernah pake kotak, orang belinya bekas tetangga," ucap Ella cemberut. "Ohh caranya gitu ya," hebohnya saat Satria membuka segelnya dan memperlihatkan handphone tersebut.

"Itu buat gue, sat? Tapi kalo boleh jujur gue gak bisa pake beginian, ya Lo tau lah, gue kuno," jelasnya dengan jujur. "Jaman kita dulu yang hits iPhone 6, tau-tau udah keluar aja yang 15, mana tambah gede layarnya, liat punya Haikal yang katanya masih seri 14 aja gue udah pusing pas coba," keluh Ella membuat Satria menghelakan nafasnya.

"Aman, nanti gue ajarin," tawar Satria santai. "Lagian gue dulu kalo dipikir-pikir jahat banget ya ke Lo, bully Lo terus pas jaman SMA dulu, kalo aja dulu gue gak viral, mungkin sampai sekarang gue belum tobat."

"Viral?"

Satria pun bangkit ke posisi tegap setelah bersandar di sofa. "Ya, gue viral karena pernah ngebully Lo, itu awal boyband Dyorman bubar gara-gara kasus gue itu," balasnya membuat Ella melongo kaget.

"Hah? Serius? Kok bisa?!"

"Ya bisa, orang ada yang vidioin, mana bukan satu tapi 7 vidio."

Ella masih agak shock dan tak nyangka bahwa yang dulu ia harapkan malah terkabul, ya walaupun ia tidak menyaksikan secara langsung karena dirinya melangkah ke 6 tahun ke depan dengan mesin waktu sialan itu.

Dia Bersamaku Di Mesin Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang