Pagi-pagi buta Ella menguap terus karena menahan kantuk, kalau saja ia tidak dibangunkan oleh Bi Mala, mungkin dirinya sudah kelabasan dan tidak tahu diri di rumah majikannya. Habisnya Ella keenakan mimpi menjadi seorang nyonya di rumah besar walau ia terbangun dengan posisi menjadi seorang pembantu.
Seperti biasa pagi-pagi semua orang rumah sudah sibuk sarapan, Haikal pun mengambil roti tawarnya dan lari terbirit-birit ke sofa untuk mengambil tas sekolahnya sekaligus menghampiri Ella. "Weh, Lo gak sekolah?" Tegurnya.
"Hah?" Tentu saja jika ditanya seperti itu dia linglung dan bingung mau jawab apa, masa iya Ella menjawab bahwa ia sudah kelas 12 di tahun 2016 sekaligus seangkatannya dengan abangnya, kan gak mungkin.
"Hah, hoh, hah, hoh, siap-siap dulu Lo itu, nanti telat, Lo lanjut kerja lagi kan kalo udah pulang sekolah."
Satria yang tak sengaja mendengar ucapan Haikal dan Ella saat ia ingin mengambil sepatu kerjanya langsung ikut menimbrung. "Ella siap-siap aja pakai seragam sekolahnya nanti saya anter."
"Widih, adek sendiri ditawarin gak bang?" Sambung Haikal.
"Ya kamunya mau gak?"
"Gak lah, mau jemput Fani dulu, biasa," balas Haikal sambil memainkan kunci motornya.
"Yaudah, sana kamu," usir Satria gak mau ambil pusing. "Kamu juga," ucapnya yang dialihkan juga ke Ella yang masih bengong.
Haikal sudah ngacir keluar, memang anaknya petakilan, biasalah jiplakan Satria SMA dulu, udah tengil, ngeselin, agak enek juga kalau Ella liat mereka berdua sok cool bet.
"Sat."
"Lo ikut gue"
"Gue izin dulu--
"Gampang, cepet."
Ella pun dengan ogah-ogahan mengikuti Satria dari belakang, entah apa tujuannya yang pasti iya mengikutinya saja.
*
Hening, tak ada pembicaraan sedari tadi, eh tau-tau. "Sat," ... "El," mereka berdua malah kompak ngomong membuat keduanya lagi-lagi terdiam.
"Duluan," mereka malah ngomong bareng untuk yang kedua kalinya.
"Cepet, lah, duluan," kesal Ella yang pagi-pagi sudah emosi duluan, apalagi penyebabnya Satria.
"Lo masih sekolah?" Tanya Satria yang dari kemarin selalu iya pikirkan. Pertama, ucapan bundanya yang bilang kalau ART baru masih anak sekolahan. Kedua, saat Satria melihat Ella pertama kali, memang iya yang dilihatnya adalah Ella saat jaman SMA dulu gak ada wajah agak ke mbak-mbakan dikit gitu, padahal Satria aja udah kayak abang-abangan.
"Kalo gue bilang gue masih sekolah Lo percaya?"
"Dan kalo gue bilang sekolah Kebangsaan sekarang udah jadi tempat mancing ikan, percaya?"
"Hah, emang beneran ya?" Kaget Ella serius tapi berhasil membuat Satria tertawa.
Tawa yang pertama kali Satria berikan untuk Ella. Catat! Pertama kali! Ya ... Kecuali 6 tahun yang lalu, itu pun tawa iblis saat Ella jatuh dulu pernah jatuh masuk got waktu main sepeda saat pagi-pagi mau nganter pesanan kue.
"Tuh, kan! Gue bilang apa juga, Lo berarti udah gak sekolah."
"Yaaa yang bilang masih saha ya?" Balas Ella tak mau kalah. "Ngapain juga sekolah kalo kita udah tua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bersamaku Di Mesin Waktu
Fiksi IlmiahSemua dimulai dari gadis yang kerap disapa Ella, ia adalah sang subjek dari sebuah uji coba penelitian untuk menjelajahi mesin waktu ke masa depan. Awalnya ia hanya ingin menjalankan misi para peneliti di masa depan, tapi semua rencananya berubah sa...