3. ACCIDENTAL KISS

416 43 3
                                    

"RU!!!"

"BIRU!!"

"AWAS, RU!!!"

DUG!!

Biru yang sedari tadi khusyuk melakukan peregangan tiba-tiba kaget saat kepalanya kejatuhan sepatu keramat dari langit. Satu dari teman satu kelasnya sudah berusaha memberi tahu agar ia menghindar, tapi sepertinya terlambat. Sepatu cinderela itu terlanjur mendarat di kepala Biru dan mengenai bagian dahinya hingga membuat beberapa siswa yang melihatnya tertawa karena menurut mereka insiden ini terlihat lucu. Seorang siswa dengan balutan seragam serupa tersenyum bodoh dan berlari menghampiri Biru.

"Gue nggak sengaja Kak, hehe." Cyan dengan lancang mengusap-usap dahi Biru menggunakan telapak tangannya yang kotor. Padahal, beberapa menit yang lalu Biru sempat melihatnya asik mengupil sambil bersila di tepi lapangan. Sepatu Cyan yang mengenai kepalanya juga termasuk sepatu kotor. Cyan itu meski terhitung sudah besar memiliki sifat kekanakan akibat mendiang ayah dan kakaknya cenderung memanjakannya dan selalu menganggapnya masih kecil. Jika sedang dalam waktu-waktu musim penghujan seperti ini, Cyan kerap berhujan-hujanan sambil bermain-main di atas pijakan lumpur. Lengkap sudah penderitaan Biru karena kepalanya menjadi sarang kuman.

Cyan memang benar sempat mengupil, tapi tentu saja ia sudah membersihkan tangannya mengggunakan hand sanitizer. Akan tetapi, tetap saja sepatunya yang mengenai kepala Biru itu adalah sepatu kotor berlumpur. Cyan yang tidak terlalu pandai dalam menalikan tali sepatu membuat sepatunya terbang ke arah Biru saat ia berusaha menendang bola. Sialnya, sepatu itu dengan tidak elitnya menyapa kepala Biru dan meninggalkan tato telapak sepatu di bagian dahinya.

Ini adalah pertama kalinya Cyan mengikuti pelajaran praktik olahraga dari semenjak ia mengenyam pendidikan sekolah dari taman kanak-kanak, tentu saja kegiatan di luar ruangan seperti ini sedikit kesulitan untuk diikuti Cyan. Bahkan, dalam hal menendang bola pun Cyan masih payah. Bukan bolanya yang melambung, tapi malah sepatunya sendiri yang melambung.

Biru bergegas menampik tangan Cyan dengan tatapan kesal.

Ah, tunggu!!

Bukankah jam pelajaran kali ini untuk siswa kelas X.1 dan kelas XII IPA 2. Biru berpikir bahwa berarti selama ini mereka berada di jadwal jam pelajaran olah raga yang sama, tapi kenapa baru pertama kali ini Biru melihat sosok Cyan. Kemana Cyan selama ini? Apa mungkin Cyan siswa baru? Apa mungkin Cyan selama ini bersembunyi darinya mengingat ia sering mengintipnya di balik dinding tua dekat taman?

Cyan benar-benar anak yang sulit ditebak. Sosoknya yang kelihatan pendiam dan pemalu saat Biru sering melihatnya mengintip di balik dinding tua di area taman, ternyata berkebalikan. Cyan termasuk anak yang aktif dan ceria tidak seperti yang sempat Biru pikirkan. Diam-diam, semenjak melihatnya di lapangan olahraga, Biru mencuri-curi pandang padanya. Bocah itu juga membuat Biru semakin penasaran. Cyan yang selama ini hampir tidak pernah dilihatnya di sekitar sekolah, mendadak semenjak pernyataan cintanya di taman di saat hujan kemarin, Cyan sering sekali tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Lancang banget sentuh-sentuh jidat gue. Bisa nendang bola yang bener nggak sih? Slebor banget," ujar Biru kesal memprotes perbuatan Cyan, tidak serius, hanya untuk menggali lebih dalam bagaimana sebenarnya sosok Cyan. Mengapa Magenta sampai rela memutuskan Biru secara sepihak demi Cyan dan memohon-mohon padanya sebelum kematiannya agar Biru mencintai Cyan. Seistimewa apakah sosok anak tengil ini?

"Kan gue udah bilang kalau gue nggak sengaja. Kok lo malah ngomel-ngomel kaya cewek PMS. Semua orang juga lihat kalau gue nggak sengaja." Cyan memperlihatkan raut wajah tanpa rasa bersalah. Meminta maaf pun tidak. Ia malah bergegas mengambil sepatunya dan memakainya kembali. Terus terang saja hal ini seketika membuat Biru emosi. Dimana sebenarnya letak keistimewaan Cyan? Membuat orang cepat darah tinggi baru itu benar. Biru benar-benar penasaran, lalu sengaja memperpanjang masalah agar ia tetap bisa terus berkomunikasi dengan Cyan.

"Lo yang salah, kenapa jadi lo yang nyolot. Minta maaf ke gue juga enggak. Lo sengaja nerbangin sepatu lo ke arah gue biar sepatu lo kena jidat gue, ya? Punya dendam apa lo sama gue?" Biru menahan langkah Cyan dan memakinya di tempat karena tidak terima. Cyan terpaksa mengalah saat melihat dahi Biru terdapat tato telapak sepatu akibat dari sepatunya yang terlempar, lalu berniat mengusapnya lagi untuk membantu Biru membersihkannya, tapi tangan Cyan ditampik lagi oleh Biru.

"Nggak usah lancang," tegur Biru dingin dengan ekspresi kesal.

"Apaan sih? Kan gue udah bilang kalau gue nggak sengaja. Sensitif banget kaya emak-emak mau lahiran. Kalau nggak mau dibantu ngebersihin, ya udah nggak usah rewel!!" Cyan tak kalah kesal karena ia merasa Biru sengaja memperpanjang masalah. Lagi pula, Cyan memang tidak sengaja melakukannya.

"Minta maaf!!" Biru memerintah Cyan dingin untuk memintanya meminta maaf padanya. Tangan Cyan yang nampak putih dan kurus digenggam erat oleh Biru agar tidak kabur.

Cyan bergeming, berpura-pura tidak mendengar, ia malah bersiul, lalu menendang tulang kering Biru hingga membuat Biru seketika mengaduh dan terpaksa melepaskan genggaman tangannya. Tentu saja Biru dibuat semakin kesal atas tingkah laku Cyan. Setelah itu, Cyan memilih berlalu karena malu sebab beberapa siswa mulai memperhatikan mereka.

"Cyan!!" panggil Biru. Cyan tetap tidak berhenti melangkah atau sekedar menoleh. Biru bergegas melangkah cepat dan meraih lengannya dengan gemas bercampur kesal. Andai saja Biru tidak menaruh hati pada Cyan, bogem mentah tangannya sudah pasti akan mendarat di wajah Cyan.

"Atau... Gue bakal bilang ke orang-orang kalau pas kemarin lo sempat nembak gue?" ancam Biru dengan nada berbisik.

Cyan menoleh dengan malas.

"Kasih tahu aja!! Gue nggak peduli. Wle!!" Cyan menjulurkan lidah sambil menjulingkan matanya untuk mengejek Biru.

Hilang sudah kesabaran Biru.

Biru seketika jengkel hingga nyaris memukul wajahnya. Untung dengan cepat ditahan oleh teman sekelas yang sedang berdiri di sebelahnya.

"Kalem Ru!! Kalem!!" nasihat teman sekelas Biru menasihati Biru. Biru tidak peduli dan lekas mendorong dada Cyan karena cukup kesal padanya. Cyan yang belum sempat menalikan tali sepatu dengan benar membuat tali sepatunya tak sengaja terinjak oleh Biru hingga membuat keduanya terhuyung dan terjatuh bersama karena Cyan dengan spontan menarik seragam yang dikenakan Biru untuk berpegangan.

Bunyi gedebuk indah dari dua insan yang terjatuh bersama menyapa tanah hingga membuat semesta diam dalam sekejap. Dua pasang mata cowok berwajah tampan itu saling menatap dalam dan berkedip-kedip. Keduanya jatuh dengan posisi Biru yang menindih tubuh kecil Cyan. Tentu saja Cyan kesulitan untuk bergerak. Bagian punggungnya juga terasa sakit. Bagian dadanya terasa sesak karena ditindih Biru yang memiliki tubuh lebih besar darinya. Hal yang membuat teman-teman sekelas mereka seketika bungkam adalah pemandangan bibir Biru yang tak sengaja menempel di bibir Cyan.

Momen ini adalah momen yang bakal jadi berita terviral di seantero SMA BUMANTARA. Jarang-jarang ada cowok nyium cowok secara live begini selain di luar series-series BL ataupun manga-manga yaoi.

Para fujoshi berteriak gila merekam apa yang terjadi, sementara para siswa cowok melongo bukannya malah membantu Biru berdiri.

Tunggu, apa mereka berpikir bahwa Biru dan Cyan malah seolah menikmati?

Beruntunglah Biru karena Amber masih sibuk mengambil bola dengan temannya yang lain di gudang penyimpanan. Jadi, cowok itu tidak tahu jika adiknya sedang dicium dan ditindih oleh Biru.

Amber dan Biru adalah teman sekelas. Amber menjadi lawan terkuat Biru mulai dari bidang akademik dan non akademik. Amber juga terhitung sebagai jajaran siswa tertampan dan ter-hits di sekolahnya. Bisa dikatakan juga bahwa Amber adalah saingan terkuat Biru. Amber juga memiliki sikap tempramen yang kasar. Biru pernah melihat Amber menghajar segerombol preman yang kerap menghadang dan memeras siswa-siswa di sekolahnya saat mereka berangkat ataupun pulang dari sekolah. Akan tetapi, sampai saat ini Biru belum tahu jika Amber adalah kakak kandung Cyan.

Biru bergegas mengangkat kepalanya. Namun, belum saja ia menjauhkan bibirnya yang menempel pada bibir Cyan, Cyan lebih dulu menggigit bibirnya tanpa ampun.

"ARGH!!!"

"MAMPUS LO. HAHA."

[]

Tbc

SKY SERENADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang