4. AMBER GALEXIO

356 36 4
                                    

"Tolong cintai adikku Biru.."

"Maaf.. Aku nggak bisa Magenta."

"Aku mohon.."

"Aku nggak bisa.."

"Tolong..."

"Aku nggak bisa Magenta.. Jangan paksa aku.."

"Adikku sakit. Aku hanya ingin dia bahagia."

"Kalau sakit kenapa tidak membawanya ke dokter? Kenapa kamu malah paksa-paksa aku buat cinta sama adik kamu? Aku bukan dokter yang bisa menyembuhkan rasa sakit. Menyembuhkan luka sakit di hatiku karena kamu putusin aku aja aku masih belum bisa. Bagaimana bisa aku menyembuhkan adikmu hanya dengan cinta?" Biru seolah ingin tertawa, candaan apa lagi yang sedang dibuat Magenta. Setelah Magenta memutuskan Biru secara sepihak, kini Magenta memohon-mohon padanya agar Biru mencintai adiknya yang sama sekali tidak Biru kenali.

"Kamu hanya perlu membuatnya bahagia Biru."

"Dengan cara berpura-pura mencintai adik kamu, begitu?" tanya Biru tidak habis pikir dengan permintaan aneh Magenta, lalu tersenyum kecut di akhir kalimatnya.

"Hiks.. Tolong Biru... Adik aku sakit. Dia menderita diabetes bawaan lahir. Aku ingin kamu jaga dia buat aku. Papa aku udah meninggal karena penyakit yang sama. Dia cuma tinggal sama saudara kembar aku. Adikku nggak mungkin tinggal sama Mama karena Mama kami alcoholic dan tempramental. Mama aku suka memukul, sementara adikku nggak boleh terluka sedikit saja. Kalau terluka, lukanya akan sukar sembuh dan bisa saja akan berakhir menjadi kematian."

"Aku akan berusaha menjaga adik kamu buat kamu walau aku sama sekali nggak kenal sama adik kamu, tapi aku nggak bisa kalau harus mencintai orang yang sama sekali nggak aku cintai. Kamu tolong mengerti aku Magenta."

"Seandainya ini permintaan terakhir aku, apa kamu juga nggak akan mau mengabulkannya?"

Biru terdiam, bingung.

Jika boleh jujur, setelah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada adik Magenta, Biru seketika menaruh rasa iba padanya walau sama sekali belum mengenalnya, tapi bukan untuk mencintai, melainkan hanya ingin menjadi sahabat baik tentunya.

Cinta adalah masalah rasa, bukan karena rasa iba. Biru tak akan memberikan hatinya pada siapapun jika bukan hatinya sendiri yang menghendakinya.

"Jika kamu tidak keberatan melakukannya, aku bisa membayar berapapun yang kamu mau. Aku punya uang tabungan yang cukup buat beli mobil. Asal adikku bahagia. Papa kami sudah meninggal. Aku tinggal dengan mamaku, sementara adikku tinggal dengan saudara kembarku. Hanya kamu satu-satunya harapan hidup untuk adikku. Aku mohon sekali lagi agar kamu mengertinya."

"Semua tidak semudah yang kamu katakan Magenta. Ini masalah hati. Masalah rasa. Bukan masalah memilih baju yang kapan saja bisa dilepas jika sudah merasa bosan dan menggantinya dengan yang baru sesuai yang kita mau. Aku masih mencintai kamu. Sangat mencintai kamu. Biar musim telah berganti. Biar waktu telah berlalu. Aku tidak bisa mencintai adik kamu. Maaf.. Aku tidak bisa mengabulkannya."

"Kak!!"

"KAK!!"

"KAK BIRUUUUU!!!"

"Astaghfirullah!!"

"Kenapa?"

"Tubuh gue!!!"

Sepasang kelopak mata Biru yang menatap kosong karena tengah melamun tersadar seketika setelah pekikan suara keras menyapa gendang telinganya, mengerjap pelan, lalu menyapukan kedua pandangannya ke sekeliling.

SKY SERENADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang