Kyuhyun masih menatap horor ke arah whiteboard kelasnya. Tulisan yang noda merahnya benar-benar darah atau hanya sekadar cat, menciptakan nuansa menyeramkan. Entah siapa pelakunya. Di sampingnya Kim Kibum juga tengah menatap papan tulis. Dahinya yang berkerut menandakan ia sedang berpikir keras.
Kalau teman-temannya ada yang berniat usil, itu sangat mustahil. Kelas sangat gelap saat listrik padam tadi, kecuali ada yang memiliki pancaran mata infrared. Tak mungkin ada yang bisa menulis dalam gelap tanpa ada satu huruf pun yang tumpang tindih. Belum lagi risiko menabrak Guru Kim yang berdiri di depan papan.
"Bum," panggil Kyuhyun pada Kibum yang berdiri di sampingnya dan memegang lengannya.
Kyuhyun menolehkan kepalanya pada Kibum saat sepupunya itu hanya terdiam. Tampak Kibum tengah berpikir keras. Mungkin memikirkan siapa yang melakukan perbuatan gila itu.
"Class dismissed!" ujar Guru Kim yang wajahnya juga nampak pucat.
Selama empat puluh tahun dirinya menjadi guru, baru kali ini ada kejadian menyeramkan yang di luar pikiran sehatnya.
Kibum menyeret lengan Kyuhyun dan mengajaknya menyingkir dari kelas. Suara meja dan kursi berderit, mungkin ada beberapa yang terjatuh karena tertabrak anak-anak yang berebut keluar kelas dengan panik.
"Kenapa, Bum? Apa yang itu tadi?" tanya Kyuhyun terengah karena Kibum terus menyeret langkahnya menghindari anak-anak lain yang terus menatap Kyuhyun antara ngeri, curiga, tak percaya, dan juga iba.
"Bum!" sentak Kyuhyun saat Kibum tak juga menjawab pertanyaannya.
Kibum menghentikan langkahnya dan balik menatap Kyuhyun. Wajah Kyuhyun yang biasanya pucat semakin bertambah pucat.
"Aku tidak tahu," jawab Kibum.
Mereka duduk di kursi panjang yang ada di depan lorong perpustakaan yang sepi. Tempat yang aman dari tatapan siswa lain, tapi juga menyeramkan karena lorong yang sangat sepi.
"Aku yakin pelakunya bukan salah satu dari teman kita," ucap Kibum.
"Lalu siapa? Hanya kita bersama teman sekelas dan Guru Kim saat listrik mati tadi," jawab Kyuhyun lemas.
Kyuhyun juga berpikir sama kerasnya dengan Kibum mencoba mengurai kejadian demi kejadian aneh yang kalau dipikir-pikir sekarang kerap terjadi di sekolahnya.
"Bum, tadi aku bilang kalau aku melihat sosok gadis di tengah lapangan, kan? Apa menurutmu sosok itu bukan manusia?" tanya Kyuhyun takut.
"Seperti apa sosok yang kaulihat itu?" tanya Kibum.
"Dia memakai seragam seperti kita. Tapi aku tak bisa melihat wajahnya, rambutnya terurai menutupi mukanya. Tapi, Bum, kalau siswa biasa, bukankah aneh berdiri di bawah hujan petir seperti tadi. Di tengah lapangan pula," jelas Kyuhyun yang merasa bulu kuduknya sekain meremang.
Kibum menekuri dinding lorong yang dipenuhi foto-foto siswa berprestasi. Otaknya masih berputar keras. Ia pernah melihat sosok perempuan menyeramkan yang mendorongnya dari atas tangga. Tentu saja ia tak tahu apakah sosok itu sama dengan yang dilihat Kyuhyun tadi.
"Kita pulang saja. Aku tak bisa berpikir di sini," ajak Kibum.
"Bum, aku takut. Apa maksudnya aku terkutuk? Apa ada yang mau mencelakaiku?" tanya Kyuhyun yang masih termangu karena syok.
"Aku tidak tahu, tapi aku akan mencari tahu. Oh, kau mau ikut aku ke kelas atau menunggu di lobi?" tanya Kibum yang seperti teringat sesuatu.
"Kau mau apa kembali ke kelas?" pekik Kyuhyun kaget.
Kyuhyun bersumpah tidak mau menginjakkan kaki di kelasnya lagi. Kelas yang biasanya nyaman, terlihat horor setelah kejadian tadi.
"Aku mau melihat tulisan di papan. Benar-benar darah atau hanya cat," ujar Kibum.
"Jangan ke kelas. Kalau tiba-tiba ada yang muncul dan punya niat jahat padaku bagaimana?" cegah Kyuhyun semakin takut.
"Kalau begitu kau tunggu di lobi saja. Aku hanya sebentar ke kelas paling sepuluh atau lima belas menit," ujar Kibum.
"Aku ikut," tukas Kyuhyun cemas.
Meskipun takut, Kyuhyun merasa penasaran juga. Ia mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi ini menyangkut tentang dirinya. Lagipula Kyuhyun merasa ia aman kalau bersama Kibum.
"Tapi, jangan sampai kau tiba-tiba histeris atau pingsan. Aku tak akan kuat menggendongmu sampai ke lobi," ujar Kibum.
Kyuhyun menganggukkan kepalanya kuat-kuat. Kyuhyun segera mengekori langkah Kibum yang meninggalkan lorong perpustakaan dan kembali ke kelas mereka di lantai atas. Lorong-lorong kelas sudah sepi. Mungkin anak-anak sudah ada di lobi untuk menunggu jemputan.
Pintu ruang kelasnya masih terbuka lebar. Kibum melongokkan kepalanya ke dalam ruangan yang sepi. Tulisan merah menyala itu masih terpampang jelas di papan tulis. Tetesan dari tiap hurufnya menimbulkan jejak seperti air mengalir, tapi anehnya tidak sampai mengotori lantai.
Kalau memang benar ada teman sekelasnya yang usil, biasanya noda merah dari kuas akan mengotori lantai. Namun, lantai itu bersih dan tak ada noda sedikitpun. Sangat aneh menurut logika Kim Kibum.
Kibum dan Kyuhyun mendekati papan dan berdiri di depannya. Bau anyir menyeruak membuat insting Kibum mengatakan kalau itu memang darah. Tapi, Kibum butuh bukti kuat. Kibum membuka tasnya dan membuka tube obat penghilang rasa sakitnya.
Obat yang didapatnya dari dokter saat kakinya terkilir. Kibum tak pernah meminumnya lagi. Dalam botol kecil itu masih tinggal separuh butiran-butiran pil berwarna kuning.
Kibum menumpahkan isi pilnya ke dalam tempat sampah yang ada di dekat pintu. Dengan hati-hati Kibum mengorek tulisan itu dan memasukkan sedikit cairan ke dalam botol kosongnya.
Kyuhyun langsung merasa perutnya mual saat Kibum menyerok sedikit cairan di papan dan memasukkannya dalam botol. Sepupunya itu terlihat sangat tenang saat melakukannya.
"Ayo, kita ke ruang kesehatan!" ajak Kim Kibum.
Kyuhyun mengembuskan napas lega dan menurut ajakan Kibum. Sebelum keluar kelas Kyuhyun melirik lagi tulisan yang ada di papan dan langsung bergidik ngeri.
"Darah asli," ucap petugas kesehatan yang selalu berjaga di dalam ruang, "tapi tak bisa dipastikan ini darah manusia atau hewan," lanjutnya.
Kim Kibum terdiam. Tebakannya benar, itu darah. Ia hanya perlu pendapat orang lain untuk menguatkan asumsinya.
Otak Kibum tampak memikirkan sesuatu. Dan ia tak menemukan cara paling masuk akal bagaimana tulisan itu ada di papan tulis. Bukan hanya bagaimana, tapi juga siapa.
"Terima kasih," ujar Kibum kemudian, lalu menggamit lengan Kyuhyun meninggalkan ruang kesehatan.
"Bum, aku takut!" rengek Kyuhyun saat mereka melalui lorong menuju lobi depan sekolah.
Kibum mengajak Kyuhyun duduk di salah satu bangku. Melihat wajah sepupunya yang pucat pasi membuat Kibum khawatir.
Kyuhyun yang selalu tampil ceria, malam ini terlihat kuyu. Wajah piasnya basah, entah basah karena keringat atau air mata.
"Itu hantu kan, Bum. Aku melihat sosok menyeramkan di lapangan dan sekarang ada tulisan berdarah di papan tulis. Bilang padaku, Bum, itu perbuatan hatu kan?" tanya Kyuhyun meminta pendapat Kibum.
Kibum hanya menatap Kyuhyun. Apa yang bisa ia jelaskan sekarang. Yang ada semua penjelsannya hanya akan menambah ketakutan Kyuhyun.
"Bagaimana kalau kita cari tahu? Kau dan aku, kita pecahkan misteri ini bersama-sama," ajak Kibum.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/110476512-288-k47454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH ME
FanfictionCho Kyuhyun tak tahu apa yang salah dengan dirinya. Dia yang terlahir sempurna, namun penuh dengan misteri. Kesialan selalu menimpa orang-orang di sekitarnya. Hanya Kim Kibum seorang yang mengetahuinya.