CHAPTER 8

124 20 2
                                    

"Bum, Kibum. Ya, Kim Kibum kau ada di mana?" Suara Kyuhyun membahana di dalam lobi.

Matanya menolah ke sana ke mari mencari sosok Kim Kibum. Sepupu sialan yang meneleponnya setengah jam yang lalu. Mengatakan kalau ia masih ada di sekolah dan butuh dijemput.

Kyuhyun berteriak-teriak menanyakan apa saja yang dilakukan Kibum di sekolah malam-malam begini, minta dijemput pula.

Sepulang sekolah tadi ia bersikeras menyuruh Kyuhyun pulang terlebih dahulu, dan sekarang dengan semena-mena menyuruhnya kembali ke sekolah untuk menjemput.

Apa otak Kibum sekarang bergeser hingga bertingkah aneh dan menyebalkan seperti ini. Apa mungkin ia kerasukan jiwa absurd Yesung sampai-sampai menerjainya seperti ini.

Apa Kibum tidak tahu jam berapa sekarang. Kalau Kyuhyun sudah bisa menemukan Kibum ia berjanji akan memukul keras-keras kepalanya supaya otaknya kembali ke posisi semula.

""Sepertinya aku mendengar suara seseorang sedang merintih," kata penjaga sekolah yang ikut mengantar Kyuhyun dan sopirnya ke dalam sekolah.

Saat Kyuhyun tiba tadi, penjaga sekolah terheran-heran. Pada jam seharusnya para siswa ada di rumah malah masih ada yang kembali ke sekolah.

Kyuhyun harus menghabiskan waktu sepuluh menit untuk meyakinkan penjaga sekolah kalau ada bukunya yang tertinggal di dala kelas. Kyuhyun beralasan kalau di dalam buku itu ada tugas yang harus dikumpulkan besok.

Sebetulnya Kyuhyun tadi sudah meminta agar penjaga sekolah itu tetap di dalam ruangannya. Tapi penjaga itu menolak. Ia tak mungkin hanya memberikan kunci kepada Kyuhyun lalu menunggu di ruangannya. Kalau terjadi sesuatu, siapa yang harus bertanggung jawab.

Kyuhyun mengeluh dalam hati. Ia harus mencari alasan baru kenapa bukunya yang tertinggal berbentuk bocah tujuh belas tahun bukannya benda persegi empat seperti buku pada umumnya.

Penjaga sekolah memimpin langkah mereka mencari asal suara. Sepertinya di dekat tangga menuju lantai dua. Dan benar saja di tengah tangga tak jauh dari ujung atas, ada remaja seusia Kyuhyun yang duduk merintih sambil mengurut pergelangan kakinya.

"Apa yang kaulakukan di situ?" tanya penjaga sekolah lalu berjalan cepat ke arah Kim Kibum. Langkahnya langsung melompati dua anak tangga ke atas.

Kyuhyun dan Paman Han, sopirnya, mengekor di belakangnya.

"Kau tak apa-apa, Bum?" tanya Kyuhyun cemas.

"Hanya terkilir," jawab Kibum pendek.

"Apa yang kaulakukan di sekolah jam segini?" tanya penjaga sekolah lagi, "seharusnya kau sudah pulang sejak tadi." Serunya jengkel.

Wajar jika penjaga sekolah merasa jengkel. Ia menganggap Kim Kibum salah satu anak bandel yang berkeliaran di sekolah bukan pada saat jam sekolah, entak untuk keperluan apa. Mungkin untuk melakukan hal-hal jahil.

"Tadi bukuku ketinggalan. Jadi, aku kembali. Tapi ternyata pintu kelas terkunci," jawab Kim Kibum cepat.

Penjaga sekolah terheran-heran. Matanya menatap Kyuhyun dan Kibum bergantian. Jadi, siapa yang bukunya ketinggalan.

Kyuhyun merutuk dalam hati 'Kim Kibum bodoh. Alasan itu sudah ia pakai tadi. Sekarang penjaga sekolah tak akan percaya pada mereka'.

"Jadi buku siapa yang sebenarnya tertinggal?" tanya penjaga sekolah mulai curiga.

"Bukuku," jawab Kibum cepat, "bukuku yang tertinggal. Setelah tahu pintu kelas terkunci, aku berniat pulang. Tapi sialnya malah aku terpeleset dan kakiku terkilir. Terpaksa aku menelepon sepupuku untuk menjemputku pulang karena aku tak bisa berjalan."

WHAT'S WRONG WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang