8. Sesuatu hal yang sama

193 167 11
                                    

“Sebuah kehilangan begitu menyakiti bagi yang ditinggalkan, seseorang akan terasa begitu berarti saat kita sudah tak bersamanya”

-Jena

“Dia Alora” Yakinnya “Bukan” Bantah Laura.

“Dia Alora, Laura!”

Mereka saling berhadapan “Bukan Ranendra! Dia bukan Alora!"

“Bagaimana lo bisa yakin bahwa dia bukan Alora?”

“Karena Alora sudah ga ada di dunia ini, Alora sudah tenang di dunia sana”

Ranendra pun terdiam. Dirinya tak kuasa menahan air mata yang terus membasahi pipinya. Kehilangan  rasa yang begitu menyakitkan, kata-kata yang begitu menusuk. Laura menepuk-nepuk punggung Ranendra menenangkan lelaki tersebut. Penyesalan mungkin harus dirasakan.

“Maaf”

“Ini bukan salah lo, maaf gue menyalahkan lo atas semua ini”

Ranendra meninggalkan Laura sendiri “Tunggu” Henti Laura.

Ranendra menghentikan langkahnya sebentar, dan melanjutkan pergi dari hadapan Laura. Jena yang melihat itu pun langsung memeluk tubuh Laura, dengan penuh kasih sayang.

 Jena yang melihat itu pun langsung memeluk tubuh Laura, dengan penuh kasih sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bunda tahu, selama ini kamu hanya berpura-pura terlihat kuat. Maaf karena semua orang di dunia ini begitu menyakitkan, Laura”

“Sebuah kehilangan begitu menyakiti bagi yang ditinggalkan, seseorang akan terasa begitu berarti saat kita sudah tak bersamanya, itu lah yang dirasakan Ranendra”

•••

Chilla, Valeria dan Aileen berdiam diri didalam kamar milik Chilla sambil merebahkan diri dan membaca novel juga memakan beberapa kudapan yang tersedia. Keadaan Valeria begitu gelisah sejak kembali dari pantai menjemput Ranendra dan Laura. Setiap saat, Valeria terus berpindah tempat seperti tak nyaman.

Aileen memutuskan untuk bertanya melihat kegelisahan itu “Ada apa?”

Valeria hanya menggeleng “Kak Vale cemas?” Tanya Aileen “Aku ga cemas kok”

Chilla ikut menanggapi sikap Valeria “Apa mungkin karena abang ku?”

Valeria terdiam “Siapa Alora?” Memberanikan diri untuk bertanya.

Laura melepas pelukan Jena, ia berpamitan untuk kembali membujuk Ranendra keluar dari kamarnya.

Laura mengetuk pintu “Ranendra” Tak ada jawaban “Ranendra..” Surau-Nya, tak tahan menahan air mata

“Ranendra, tolong.. jangan seperti ini”

“Jangan mengunci diri, kalau lo mau marah silahkan. Marahi gue, kalau lo mau maki-maki gue silahkan, gue ga akan larang atau marahi lo kembali. Tapi, tolong.. jangan seperti ini”

Beautiful Times || Treasure [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang