"Semua penyesalan berada diakhir. Tapi, keputusan yang telah kita buat sebelum tragedi menimpa adalah nyata dan tak bisa dihindari"
-Alora
“Perjodohan kamu akan semakin dekat, Asrar”
Satu kalimat yang diucapkan Gibran, seperti menampar wajahnya begitu keras. Asrar terdiam, tak ada suara sedikit pun darinya. Ia ingin membantah, tapi tak bisa. Jena bangkit dari duduknya menampar Gibran keras-keras.
“Aku sudah bilang, bukan? Jangan memperalat anak kita dalam dunia bisnis” Marahnya.
Gibran berjalan mendekat “Apa kamu lupa dengan apa yang terjadi dengan kita?”
“Dunia ini sudah berubah, Gibran. Kamu harus berfikir modern dan lebih dewasa sebagai kepala keluarga”
“Aku harus bagaimana lagi, Jena? Jangan melibat kan anak kita di dunia kejam ini? Dia harus tau bagaimana jalan dari dunia yang kita jalani sekarang. Perjodohan? Itu wajar dalam dunia bisnis”
Jena menghela nafas beratnya “Aku salah memilih kamu” Jena pergi membawa Asrar dari sana.
Jena melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Membawanya dengan amarah yang sudah meledak-ledak. Asrar yang tahu akan keadaan Jena pun, menyuruhnya untuk berhenti disebuah cafe terdekat. Jena meminum minuman yang ia pesan dengan sekaligus habis.
Sedangkan Asrar baru saja ingin meminumnya. Jena memesan minuman dingin dengan begitu banyak. Saat Jena ingin meminumnya kembali, sebuah tangan menarik paksa kopi dingin yang ada di genggamannya dan meminumnya sampai habis tak bersisa.
“Cukup dua gelas, jangan berlebihan”
Jena yang marah, bangkit dari duduknya “Hak apa untuk mengatur?!” Marahnya membuat, Asrar terkejut dan bingung harus berbuat apa.
“Jena!” Teriak Alia.
Jena yang baru sadar bahwa itu adalah Alia pun langsung memeluk dengan erat. Tangisan itu pecah dalam pelukan hangat Alia. Eunola, anak alia terus menatap wajah tampan Asrar. Sedangkan Asrar terus memalingkan wajahnya, dari tatapan manis milik Eunola.
“Benar” Celetuk Eunola, membuat Asrar panik.
“A-apa yang be-benar?” Takutnya “Gue bukan Leonel”
“Bohong, kakak Leonel Asrar Rodriguez, kan?” Tanaya Eunola.
Asrar menggelengkan kepalanya berulang-ulang kali, meyakinkan Eunola “Aku teman Aileen, adik kak Asrar”
Asrar mengerutkan keningnya, berfikir nama yang tak asing itu “Adik perempuan gue?”“Ya, masa kakak lupa dengan adik kakak sendiri?”
Asrar menyeringai “Maaf, tapi gue jarang manggil dia Aileen so, I’m very sorry”
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Times || Treasure [END] ✓
Teen FictionThe penthouse x Treasure ❗JANGAN MEN-COPY PASTE KARYA ORANG LAIN❗ Bagaimana rasanya menjadi second choice dalam keluarga dan pertemanan? Pasti sangat tidak menyenangkan. Itulah yang dirasakan Laura, sebelum bertemu dengan Asrar. Asrar menjadikannya...