B

3.2K 31 1
                                    

Akhirnya sebentar lagi aku secara resmi menjadi dewasa. Iya, sebentar lagi aku akan berusia 17 tahun dan akan memulai perjalanan ku tanpa embel embel "anak mami" lagi. Tepatnya 10 hari lagi. Membayangkan sudah bisa membuat keputusan sendiri, mulai masuk kuliah, juga memiliki kehidupan pribadi.
Aku anak bungsu dari 3 bersaudara dengan seorang kakak dan seorang abang. Mereka kedua nya berengsek sih. Bukan dalam arti yang sebenarnya, tapi aku iri sekali melihat kehidupan mereka sejak dulu. Abang ku yang paling tua kakak ku, Windy namanya yang baru saja bertunangan dengan pacar nya yang merupakan salah satu pengusaha pusat kebugaran di kota ini. Aku tahu mereka sejak sekolah sudah berpacaran dan beberapa kali membantu kakak ku untuk memberikan alasan saat dia sedang nge date dengan pacar nya, Nicolas. Windy tipe wanita yang stylist. Bisa kulihat dari berbagai update an di media sosial nya.
Sedangkan Andrew, anak kedua. Dari dulu dikenal anak yang cukup berandal di lingkungan nya. Dia suka sekali membuat onar, tapi layak nya anak pertama akan selalu di bela dan di lindungi mama dan papa. Malah sekarang Andrew berkuliah di Amerika di kampus impian nya menjalani kehidupannya sendiri. Aku sering kali melihat update dari story nya yang penuh dengan pergaulan bebas khas budaya disana. Andrew juga selalu dikelilingi cewek-cewek seksi di setiap update sosial media nya. Entah se liar apa pergaulan nya, aku tidak perduli. Tapi didalam hati aku menginginkan kebebesan yang seperti Andrew juga.
Kalau aku? Aku adalah kebalikan dari mereka semua. Kurasa kutukan anak terakhir berlaku pada ku. Sepertinya kehidupan ku dari kecil tidak semenarik mereka berdua. Bisa kubilang tidak menarik sama sekali. Namaku Julio. Sejak awal masuk sekolah, mama dan papa mengatur segala sesuatu untuk ku membuat aku tidak memiliki pilihan sama sekali. Mulai dari segala les ang harus ku ikuti seperti les piano, les renang, les matematika sampai semua teman ku juga di atur oleh mereka.
Aku di sekolah kan di sekolah elit, tetapi penuh dengan ketidakbebasan. Maksudnya, mereka para orang tua selalu sibuk mengharuskan anak nya boleh atau tidak boleh berteman dengan siapa. Bahkan mama sejak aku SD sering kali berkumpul dengan orang tua murid lainnya setelah pulang sekolah yang berimbas aku juga harus ikut berkumpul disana. Tentu saja itu membuat teman ku hanya itu itu saja yang berakhir menjadi pelarian ku adalah main game.
6 tahun selama SD yang benar benar diatur seperti itu membentuk aku perlahan lahan menjadi anak rumahan. Masih dengan les yang sedemikian banyak nya. Bahkan saat SMA aku juga masih betah di untuk menghabiskan waktu ku dirumah. Memang aku menginginkan kebebasan, tapi pola pikir dan keadaan yang sudah membentuk ku menjadi seperti ini. Entah lah tapi tekad ku setelah aku menginjak 17 tahun nanti aku akan memulai mengeksploras dunia luar meskipun aku yakin dengan tipe orang tua yang seperti mama papa akan membuatku tidak sebebas Windy dan Andrew.
Meskipun teman teman sekolah ku biasanya merayakan sweet seventeen nya, tapi rasanya tidak akan berlaku padaku. Bukannya aku gak bisa. Tapi menyadari aku yang tidak memiliki cukup banyak teman, bisa-bisa merusak acara ku. Aku tidak mau kecewa juga malu tentunya, jadi tidak kuputuskan untuk merayakan sweet seventeen ku bersama mereka.

Buku 25 - HADIAH ULANG TAHUN TAK TERLUPAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang