D

2.6K 51 1
                                    

.....








"Papa mau kasih kado paling indah buat kamu" ucap nya
Aku menelan ludah ku mendengar nya. Apa yang dimaksud papa?
Aku masih belum mengerti maksudnya.
Dia menatap ku dengan senyum. Baru kali ini ku lihat wajah papa benar benar terlihat tampan. Sebelumnya aku gak pernah memandangi papa sedekat ini. Apalagi dia baru saja mencium ku. Bentar, apa yang ku pikirkan?
"Sini sayang" ucap papa meminta ku mendekat ke posisi nya yang sedang duduk. Aku bingung harus ngapain, tapi tangan ku di pegang nya dan di tuntun nya mendekati nya. Dan terjadi lagi. Dia melumat bibir ku untuk ke 3 kali nya malam ini. Aku benar benar bingung apa yang sedang ku alami sekarang. Tapi di satu sisi apa yang dilakukan papa adalah hal baru yang entah kenapa ku sukai. Bibir lembut dengan rasa bulu bulu halus di kumis dan janggut nya terasa menyapu wajah ku yang mulus tanpa bulu.
Dia terus melumat, aku pun entah kenapa sudah mencoba membalas lumatan nya sambil terasa tangan nya mengusap tengkuk kepala ku sambil menahan nya.
Rasa nya seperti ada sesuatu yang jauh dalam diriku yang baru keluar sekarang. Aku menikmati ini.
Papa melepas kembali lumatan nya.
"Kamu sudah siap ?"
Aku hanya bisa diam.
"Ini rahasia kita. Tapi papa janji kado ini akan jadi yang paling indah buat Julio" ucap papa lalu mengecup bibir ku kembali tapi kali ini tangan ku dibimbingnya ke tempat yang tidak pernah kubayangkan aku bisa menyentuh nya kali ini.
Papa mengarahkan tangan ku ke celana nya. Mengajarkan telapak tangan ku untuk memeras isi dalam celana itu yang aku tahu apa karna kami sama sama pria.
Aku gugup karena yang melakukan ini papa ku. Tapi disisi lain, hati kecil ku menikmati nya.
Dia terus melumat bibir ku hingga gak kusadari ternyata celana papa sudah terlepas seluruh nya ketika sekali lagi tangan nya kembali membimbing ku ke milik nya. Aku kaget yang awal nya hanya menyentuh kain saja kali ini langsung bertemu kulit nya yang sedikit berbulu.
Hal itu membuat ku reflek melepas lumatan papa dan melihat apa yang sedang ku sentuh.
Itu penis papa ku!
Dan satu fakta lagi, besar sekali!
"P-paa...." Aku mencoba mengeluarkan suara ku.
Sedangkan papa hanya memandang ku sambil tersenyum manis. Tangan nya membimbingku agar meremas batang yang lebih dari 2 kali lipat lebih besar dari milikku baik secara panjang maupun diameter nya.
Aku bergidik ngeri. Tapi tatapan papa terhadap ku seolah olah memberikan sinyal "nikmati saja" tanpa sepatah kata pun.

"Ini kado buat kamu sayang..." ucap papa mengecup tipis bibir ku.
"T-tapi pa... Julio belum pernah. Kita juga sama sama laki laki..."
"Papa ajarin gimana cara nya biar ini jadi kado terindah untuk kamu." Ucap nya lagi
Mendengar itu aku benar benar terpaku. Terkagum juga. Ini kali pertama ku mendengar papa berbicara santai nan romantis dengan suara berat nya.
"Pegang punya papa sayang.... Begini" ucap papa membimbing membuat gerakan mengocok penis itu.
Aku hanya bisa menelan ludah ku. Apa yang sedang kami lakukan. Tapi kepala ku tidak bisa diajak berpikir sekarang. Bahkan sedikit terasa ringan mungkin karena Wine yang tadi kami minum.
"Nah..iya begitu teruss... sshh" ucap papa...
Desah papa.
"Sekarang coba ganti jangan pake tangan kamu" ucap nya

Buku 25 - HADIAH ULANG TAHUN TAK TERLUPAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang