Bab VI | Kecelakaan

28 3 0
                                    

Kevan sedang yang sedang berkendara lalu memelankan kendaraannya didepan danau yang disertai pemandangan matahari terbenam yang indah dan damai.

Ia memarkirkan motornya diparkiran yang berada dekat danau tersebut, ia berjalan kearah sebuah kursi yang menghadap ke arah terbenamnya matahari.

"Gua lebih lega kalau gua sendiri" -Kvn

Ujar Kevan sembari memandangi matahari terbenam, lamunannya terpecah saat melihat seorang gadis yang sedang bermain bersama bocah yang lucu dan juga menggemaskan.

Setelah ia berada di dekat sekitar dua puluh menit ia kembali kerumah, saat dalam perjalanan ia melihat dua anak kecil yang sedang membeli permen kapas.

Ia melajukan motornya dan akan pergi ke markasnya saat ia dalam pertengahan perjalanan tiba-tiba.

Brak!!!

Suara tabrakan tersebut menyita perhatian yang berada disekitar daerah tersebut, para warga didaerah tersebut langsung membawa dua korban tersebut kerumah sakit.

"Kevan kamu kenapa sayang? "

Tanya sangat bunda khawatir karna anak semata wayangnya itu terbaring dirumah sakit karna kecelakaan saat akan menuju ke markasnya.

Setelah beberapa menit ia tidak sadarkan diri akhirnya ia siuman dan melihat sangat bunda yang berada disampingnya langsung melihat dirinya yang baru saja sadar dari pingsannya.

Kevan yang berusaha duduk ditahan oleh sang bunda yang sudah sangat khawatir, "Kamu istirahat saja." ucap sang bunda sambil menahan tangisannya.

"B-bunda ga usah khawatir aku baik-baik aja kok bun." ucap Kevan "Aku kuat bun jadi bunda gak perlu khawatir, sesakit apapun itu aku tidak akan merasa kesakitan saat bunda ada disampingku." jelas Kevan agar bunda kesayangannya tidak sedih lagi.


__________________

Hari senin tiba Kevan masih terlelap karena ia harus beristirahat dan tidak masuk sekolah, dan sang bunda juga bilang ke wali kelas Kevan dan juga sudah membuat surat izin tidak hadir disertai surat dokter.


Tok!!  Tok!!  Tok!!


Suara ketukan pintu kamar Kevan membuat sang empu terbangun dan berdehem karna masih mengantuk.

"Van ayo makan sayang." ucap sang bunda dari balik pintu.

Kevan mendudukan dirinya di sandaran ranjangnya dengan nyawa yang belum terkumpul seratus persen.

"Heem, iya bun bentar lagi aku turun." jawab Kevan dari dalam kamar.

Kevan sudah mandi dan hanya memakai kaus hitam beserta celana pendek selututnya, "Sini ayo makan dulu keburu dingin nanti gaenak." ucap sang bunda yang duduk diruang makan.

Kevan sudah selesai makan, ia berada dirumah sendirian karena bundanya pergi kerumah Azarin.

Ia sangat bosan berada didalam rumah seharian, ia ingin keluar namun bundanya tidak memperbolehkan jika ia tetap keluar maka motor kesayangannya akan disita.

"Gua pengen keluar rumah bangsat." ujar Kevan.

Kini sudah pukul dua siang Kevan tertidur lelap dikamar dangan pintu yang terbuka, sang bunda yang sudah pulang dari rumah sahabat karibnya itu mencari anaknya dan menemuinya dikamar.

"Semoga kamu cepat sembuh ya kevan anak bunda." batin sang bunda saat melihat anaknya sedang tertidur.

Hari sudah sore Kevan sudah bangun sejak pukul tiga sore lebih lima, ia sudah mandi dan ia beranjak ke ruang tengah untuk menemani sang bunda.

"Eh Kevan udah bangun, gimana keadaanmu? " tanya sang bunda saat sang putra tunggalnya berada disampingnya, "Sudah enakan kok bun." jawab Kevan "Syukur kalau begitu." ucap bundanya.

Kevan dan bundanya sedang berbincang sambil menonton televisi diruang tengah, ditengah percakapan mereka bel rumah berdenting.


Ting! Nong! Ting! Nong!


Kevan dan bundanya langsung mengalihkan pandangan dan sang bunda beranjak ke pintu utama untuk membukakan pintu.


Bunda Kevan yang melihat teman-teman anaknya yang datang mempersilahkan mereka masuk, bisa dibilang bahwa sang bunda sudah menganggap teman anaknya sebagai anak sendiri.

"Selamat sore tante." sapa Agaskar "Sore juga Agaskar." saut Alena "Ayo masuk, Kevan nya ada didalam." Alena mempersilahkan teman-teman anaknya masuk karna ia tau bahwa mereka akan menjenguk sahabatnya yang habis tertimpa kemalangan.

"Sore van." sapa Jevan "Heem." yang disapa hanya berdehem "Gimana keadaan lo? " tanya Angkasa "Udah baikan kok." jawab Kevan santai "Syukur deh kalau gitu." ucap Angkasa bersyukur karna sahabatnya sudah baikan.

"Nih kita bawain bingkisan buat lo." ujar Dirzan sembari mengulurkan barang yang ia bawa dengan teman-teman yang lain "Widih makasi ya bro." ucap Kevan berterimakasih "Yoi." saut ke-empat temannya.

Sudah pukul setengah tujuh malam teman-teman berpamitan untuk kembali kerumah masing-masing "Van gue balik dulu ya." pamit Agaskar sembari menepuk bahu Kevan "Yoi, hati-hati lu pada jangan ngebut." saut Kevan "Siap bro. " jawab Angkasa.

"Tante kami pamit pulang." pamit teman anaknya "Lho kok udah mau pulang, habis ini makan malam lho." ucap bunda Kevan yang akan menghampiri sang anak "Nggak tan makasi, udah dicariin soalnya dari sore sampai sekarang belum pulang." saut Dirzan yang berada disamping Agaskar "Oh, ya sudah kalau begitu kalian hati-hati ya dijalan. " ucap Alena.

Teman-teman anaknya sudah mengendari motor menjauh dari rumah anak semata wayangnya itu.

_________________


*teebecehhhhh
Guys maaf jarang up banyak tugas
Btw makasi ya udah baca, jangan lupa vote⭐ dan komen💬

Kamsa hamnidaヾ(^-^)ノ

Pasangan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang