Angin berhembus lembut ke rambut Cheline membuat perasaan Cheline tenang dan damai, ia sadang bersantai di balkon kamarnya dengan ditemani novel kesukaannya.
Ia menaruh novel dan mengambil ponsel yang tidak jauh dari tempat ia menaruh novelnya, ia melihat banyak notifikasi chat dari Kevan namun ia tak menghiraukan mungkin ia pikir isi chat tersebut tidak penting.
Ia masuk ke kamar dan menarik ponsel dan buku novelnya di meja nakas lalu turun untuk mengambil beberapa camilan di lemari dapur, saat ia akan kembali ke kamarnya ia mendengar ada yang menekan bel rumahnya lalu menaruh camilan di atas meja ruang tamu.
Ting!! Nong!! Ting!! Nong!!
Ia berjalan menuju pintu utama dan membuka pintu tersebut dan.
"DUARRRR." Kevan mengejutkan Cheline "Anjing sialan." ujar Cheline, ia yang terkejut tak sengaja mengeluarkan kata-kata mutiara.
Cheline heran mengapa Kevan datang ke rumahnya saat siang-siang dengan teriknya matahari yang begitu panas(?).
Kevan yang melihat gadis didepannya sedang melamun lalu menerobos masuk ke dalam rumah Cheline membuat gadis tersebut sadar dan menghalangi Kevan untuk masuk ke rumahnya.
"Ngapain nge halangi jalan buat gue masuk?" tanya Kevan "Kan lo belum gue bolehin buat masuk, terus lo malah main terobos aja." saut Cheline "Lo aja udah tau kalo gue mau dateng buktinya di meja ada camilan." balas Kevan "Mending lo balik atau gue usir lo dari sini." saut Cheline, Kevan hanya diam tak bergerak sama sekali walaupun Cheline sudah mendorongnya beberapa kali tetap tidak ada perubahan.
Cheline yang sudah pasrah akhirnya memperbolehkan Kevan untuk masuk kedalam rumahnya, "Lo sendirian dirumah?" tanya Kevan "Iya." saut Cheline, "Lo mau minum apa?" tanya Cheline "Es teh aja." saut Kevan, Cheline pergi ke dapur dan membuatkan Kevan es teh sambil menyiapkan beberapa makanan ringan di nampan.
Kevan melihat sekeliling rumah Cheline lalu pandangannya tertuju pada foto keluarga Cheline yang ada diatas meja pajangan, ia mendekat lalu mengamati foto tersebut saat ia sedang mengamati foto tersebut ada foto seorang wanita paruh baya yang ia kenal dan ia seperti pernah bertemu dengan orang tersebut, saat ia akan mencari lebih dalam ia dipanggil oleh Cheline "Nih teh angetnya Van." Kevan menoleh lalu kembali duduk "Thanks." ucap Kevan.
"Jadi lo ada perlu apa dateng kerumah gue? " tanya Cheline "Gue mau ngomong sesuatu sama lo." balas Kevan setelah menyeruput teh tersebut "Tapi nggak disini, ditempat lain." lanjut Kevan Cheline mengerutkan dahinya bingung karena Kevan ingin membicarakan sesuatu namun bukan dirumahnya, Kevan yang melihat raut wajah Cheline langsung bertanya "Ngapain wajah lo kek gitu? ", " Gak, gakpapa ngomong disini aja kenapa? " ujar Cheline "Gak bisa, ini penting banget makanya gue ajak lo ngomong ditempat lain." ucap Kevan "Okedeh kalau gitu tapi tunggu dulu gue mau siap-siap bentar, lo tunggu sini." saut Cheline lalu ia berjalan menuju ke kamarnya.
_________________Kevan mengendarai motornya menuju suatu tempat yang sudah ia siapkan dengan anggota gang nya sebelum ia menjemput Cheline, "Nah dah nyampe." ucap Kevan setelah melepas helm nya "Ngapain ngajak gue kesini?" tanya Cheline karena tempet tersebut dihiasi balon dan juga mawar, "Udah lo ikutin gue aja." saut Kevan "Lo kenapa si?" pertanyaan Cheline yang tak dihiraukan oleh Kevan.
Kevan mengulurkan tangannya memberi petunjuk kepada Angkasa untuk memberikan apa yang ia beli sebelum mengunjungi Cheline, saat Kevan akan berbicara tiba-tiba turun hujan yang sangat deras dan disertai petir dan gemuruh angin Kecan langsung menarik tangan Cheline mengajaknya untuk berteduh disebuah gazebo berbentuk segi enam.
Cheline merasa kedinginan ketika udara dingin masuk melawati kaus lengan pendek yang ia pakai seperti langsung menusuk ke dalam tulang, lalu ia mengusap kedua tangannya yang terasa ngilu karena embusan udara dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Hidup
أدب المراهقينAda seorang murid SMA Dream Culture, ia berumur 17 tahun yang bernama Kevandra Zarrelino Gramantha. Dia sangat famous karna sangat tampan dan juga ketua geng motor Neogra, hampir semua sekolah mengenal Kevan dan geng-nya.