25. Maaf

828 59 12
                                    

"Hikss aku ingin kita berpisah saja Duke hiks aku akan mengasingkan hikss diri hikss aku benci keada'an ini hiks dan hiks yang harus kau tahu sebelum kita berpisah hiks aku-AKU.......

AKU......hamil hikss" ucap Duchess fio menangis

"Ka-kau pasti berbohong kan" ucap Duke tak percaya

"Hikss percaya atau tidak aku tak peduli hiks" ujar Duchess berlari pergi meninggalkan ruangan

"Hikss aku hanya melakukan hikss timbal balik kenapa hikss Duke menuduhku hikss" tangis Duchess memandang langit gelap

"Huhh hikss sebaiknya aku masuk hiks hujan akan turun" ucap Duchess memasuki kamarnya

Tepat setelah Duchess memasuki rumah rintik-rintik hujan turun lambat laun hujan menjadi deras.

Petir menyambar dengan kilat yang berkilau. Hari yang seharusnya cerah mendadak badai.

Duchess yang melihat badai turun pun mengepalkan tangan nya. Ia berjalan menuju lemari dan mulai memasukan 5 potong pakaian yang cukup sederhana ke dalam tas milik nya.

"Hahh sebaiknya aku pergi sekarang, tapi..." Ucap Duchess terhenti kala mengingat bayi di kandungannya

"....Baiklah karena aku sedang mengandung dan ibu pernah berkata bahwa badai dan petir tak baik untuk bayi jadi aku undur saja" ucap Duchess tersenyum mengingat perkataan terakhir ibunya...

-Ibu akan selalu bersama kamu..

-Ini di makan fio jangan pilih-pilih

-Fio jangan lari-lari nanti jatuh'

-Fio jangan ganggu ayah mu

-Fio ibu harap kamu bahagia

-Fio jangan rindu ibu jangan nangis nanti ibu sedih

-Fio nanti kalo punya anak jangan keluar saat badai dan ada petir ya

*Jderr

"Astaga" kaget Duchess saat petir besar menyambar membuat Duchess keluar dari lamunannya

Duchess fio berjalan membuka jendela kamarnya dan menatap langit gelap dengan kilatan biru menyambar di langit.

"Hufff ibu pasti senang liat fio sekarang, ibu fio yakin ibu liat fio sekarang. Emm ibu fio rindu ibu tapi ibu bilang fio gak boleh sedih, kalo boleh fio pengen susul ibu terus ibu peluk fio lagi" ucap fio memandang sebuah bintang yang sangat terang

Dimana hanya ada satu bintang yang menampakan diri di hari hujan dari ribuan bintang lainya...

Fio terus saja melamun di depan jendela sangat lama.....

"Fila bisakah kau kupaskan buah appel itu" tunjuk bubu pada buah-buahan di meja makan

"Apapun untukmu bubu" ucap Fila tersenyum

"Fila dimana Fira" tanya bubu menatap kegiatan mengupas Fila

"Hahhh Fira sedang membantu para maid memasak Bubu" ucap Fila masih fokus mengupas buah

"Bukannya Fira tidak betugas memasak" tanya bubu heran

"Fira memaksa Bubu, bahkan aku sudah melarangnya namun tak di dengar oleh Fira" Fila menyeda ucapannya dan mengarahkan buah appel pada Bubu " nah ini buahnya Bubu" sambung Fila sembari tersenyum hangat

"Terimakasih Fila" ucap bubu sebelum melahap buah appel tersebut

Bubu dan Fila terus asik mengobrol hingga Suara Samuel menghentikan pembicaraan Fila dan Bubu.

"Baby pergi ke dalam kamar sekarang" ucap Samuel sedikit lembut

"Ah iya Dadd" ucap Bubu berdiri lalu segera berjalan menaiki tangga menuju kamarnya

"Kau Fila segera pergi ke dapur untuk membantu Fira" ucap Samuel datar setelah kepergian Bubu

"Ba-baik tuan " ucap Fila gugup lalu berlalu pergi dengan cepat


*Clekek

*Brak

Samuel memasuki kamarnya dengan membanting pintu, ia menghela nafas melihat bubu yang seperti ketakutan padanya.

"Emm kenapa Daddy memanggil ku" ucap Bubu menunduk

"Hahh kemari" ucap Samuel menepuk pahanya

Bubu hanya diam tak bergeming mendengar ucapan Samuel. Sedangkan Samuel yang melihat itu hanya menghela nafas panjang.

"Kemari baby" ucap Samuel menekan kata baby

"Ah-baiklah Dadd" ucap bubu tersentak

Bubu berjalan dengan pelan , lalu duduk di pangkuan Samuel dengan sedikit takut.

Samuel langsung saja memeluk pinggang ramping Bubu dan menyembunyikan wajahnya di cekuk leher bubu.

"Maaf kan saya baby , maaf" ucap Samuel teredam namun dapat bubu dengar.

"Maaf seharusnya saya tidak ber sikap seperti itu saat mendengar bahwa kamu hamil" ucap Samuel lagi

"Ti-tidak apa-apa Daddy" ucap bubu dengan mata berkaca-kaca

Samuel lantas membalik tubuh Bubu agar berhadapan dengannya , ia langsung mendekap tubuh Bubu dengan pelukan hangatnya.

"Maaf , maaf..maaf..maaf" Samuel berucap 'maaf' berulang kali membuat bubu menangis

"Hikss Fael kira hikss Daddy membenci hikss Fael , Fael takut hikss Daddy menolak bayi hikss ini , Fael takut" ucap bubu di selingi air mata yang berlomba-lomba keluar

"Maaf Daddy hanya kaget mendengarnya, maaf kan Daddy , maaf baby" ucap Samuel pelan dan lembut saat merasakan dadanya basah dan mendengar gumaman bubu

Mereka terus berpelukan tak menyadari adanya empat orang yang melihat semua kegiatan mereka dari awal.

"Aku sangat senang melihat tuan meminta maaf pada bubu" ucap Fira mengelap matanya yang sedikit ber'air

"Akupun sama , aku sempat berfikir yang tidak-tidak saat tuan hanya mendiami bubu"sambung Fila menatap kembaranya

"Sudahlah sebaiknya kita pergi, aku tak ingin ketahuan mengintip" ucap Fila menarik tangan kembarannya untuk pergi dan tersisa lah 2 pemuda yang tengah saling pandang.

"Jadi tuan sangat kacau karena ini" ucap Yuji menatap mata tajam Ruli

Namun tak di sangka saat menatap mata tajam itu, Yuji sedikit tersesat melihat mata tajam itu. Namun segera tersadar saat mendegar Ruli berbicara....

"Hmm....seperti yang kau lihat pasti tuan sempat kaget mendengar ia memiliki calon anak" ucap Ruli datar

"Hm sebaiknya kita pergi" ucap uji menarik tangan Ruli yang sedikit besar dari tangannya.

"Ehem...ayo" ucap Ruli Berdehem sebentar

Juyi dan Ruli pergi meninggalkan depan kamar Samuel , dengan Samuel yang masih memeluk bubu.


Akhirnya ada mood nulisss , ini cerita sedikit aku rubah ?

Terimakasih buat yang udah vote dan komen

Transmigrasi S:S [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang