Flashback

5.1K 179 29
                                    

Jakarta, lima tahun silam.





"Saya, Janu Gautama Adhiyaksa, menerima engkau, Nada Judhitia, sebagai istri sah dan satu-satunya mulai saat ini dan seterusnya. Saya berjanji akan bersungguh-sungguh mengasihi sebagaimana Kristus mengasihi jemaat-Nya dan seperti saya mengasihi tubuh saya sendiri," ucap sulung Adhiyaksa yang nggak ada angin nggak ada hujan, tiba-tiba menikahi Nada --anak dari mantan sopir ayahnya. Berita tersebut berhasil menggegerkan para wartawan juga fans Janu, sampai-sampai mereka membuat hastag Hari Patah Hati Nasional, karena suami bayangan mereka selain personel idol grup dari negeri ginseng tahu-tahu menambatkan hatinya pada seseorang.

Salah satunya teman Jovan.

Namanya Pita.

"Van, abang lo tega banget sih." Begitu katanya.

Jovan yang asyik main Mobile Legend di bangku belakang menoleh sambil memutar mata. "Lo tuh masih bayik. Nggak usah ngarepin abang gue deh. Lo ama dia kayak pakdhe ama ponakan!" sarkasnya, "Lo dikasih lihat titid-nya juga bakal nangis."

"Ih, jorok!" sungut Pita, menggeplak lengan Jovan.

Yang digeplak tergelak. Lalu ekor matanya melirik sekitar sebelum ia geser tubuhnya agar lebih dekat dengan Pita. Dengan jail, cowok yang masih duduk di bangku kelas delapan itu berbisik, "Jangan bilang emak gue ya. Gue pernah lihat Mas Janu nonton bokep," bebernya. "Terus pas gue mampir ke apartemennya, gue nggak sengaja lihat dia lagi pangku-pangkuan ama cewek. Mereka sama-sama nggak pake baju." Menggali ingatan lebih dalam. "Tangan si cewek elus-elus titid-nya Mas Janu dan Mas Janu nyusu ke cewek itu."

Pita melotot, kepalanya menggeleng. Ia bekap mulutnya dengan telapak tangan. "Bohong!"

"Iya!" tegas Jovan, melirik bagian dada Pita. "Lo bukan tipe abang gue," lanjutnya.

"Dari mana lo tahu?!" sewot Pita, tak terima. Melepas bekapan.

"Pentil lo mini," ujar Jovan, sembarangan.

Sontak Pita melotot --lagi. Ditempelengnya kepala Jovan.

Cowok berambut agak gondrong itu mengaduh. "Dibilang!" cebiknya, "Kalau lo nggak percaya, lihat dah tu mantan-mantan si buaya." Mengedikkan dagu ke bangku seberang --dimana deretan wanita cantik yang notabenenya mantan pacar Janu tengah menyaksikan keseriusan si kampret.

Pita mengikuti arah dagu Jovan. Dari model, artis sinetron, penyanyi, sampai pramugari, semuanya ada di sana. Buat Pita makin patah hati sementara Jovan kembali tergelak. "Masa dari pramugari dapetnya anggota pramuka," ejeknya.

"Diem!" bentak Pita, beralih menatap Jovan.

"Nyenyenye," cibir Jovan.

Balik ke tokoh utama, Janu memasangkan cincin ke jari manis Nada. Pun sebaliknya. Disaksikan para kerabat juga tamu undangan. Well, pernikahan mereka cukup tertutup. Janu tidak ingin media turut serta lalu menggoreng kabar ini dan disangkutpautkan dengan gosip yang belakangan ini naik. Sekali lagi, Janu memang buaya, ahlinya dunia malam, si paling khatam main diatas ranjang, dan tetek-bengeknya. Tapi Janu nggak segoblok itu!

Kalaupun menuntaskan kebutuhan biologis, ia akan menggunakan pengaman.

Kecuali dengan orang yang ia harap jadi ibu dari anaknya.

"Kamu nggak ngundang Max, 'kan?" bisik Janu, ketika berdiri di pelaminan bersama Nada sambil sesekali menyambut para tamu yang berjejer mengucapkan selamat.

Di sebelahnya, Nada mencebik. "Kata Mas nggak boleh."

"Emang enggak!" tandasnya, menyungging senyum pongah.

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang