Blue : 11

888 123 44
                                    

Foto bersama Luna, Mira, Boba, Mowi, Miko dan bahkan Aris ramai jadi perbincangan di kolom reply tweet Luna, Mira, juga Boba yang mengunggah foto-foto tersebut. Ada yang bilang ingin bertemu juga, ada yang bilang curang tidak mengajak, ada yang protes kenapa wajah Miko ditutupi stiker, bahkan ada yang mengatakan rindu dengan Aris.

Jujur saja, Aris juga sebenarnya rindu kembali ke dunia yang dimana orang-orang hype hobi mereka yang sama. Tapi tidak, Aris tidak mau. Kejadian Zack dulu, juga Nash yang belum lama ini buat Aris benar-benar yakin untuk tidak perlu lagi kembali kesana.

Hubungan dengan Luna, Mira, Boba dan Mowi bisa Aris lanjutkan di luar Twitter, mereka sudah bertukar kontak juga. Mereka bisa menghubungi Aris kapan saja, begitu juga dengan sebaliknya. Aris benar-benar ditekankan, oleh Mira terutama, kalau Aris juga bisa menceritakan keluh-kesahnya, tidak melulu mendengar keluhan mereka, seperti selama ini.

Mendengarnya, Aris hanya bisa mengiyakan, tapi tidak bisa janji. Sulit. Pun, Aris masih punya Miko yang amat mengenalnya dari kecil hingga sebesar ini. Miko saja cukup, Aris tidak mau mencari pertemanan pada orang yang salah lagi. Yang kemarin-kemarin itu sudah amat cukup untuk Aris.

"Pada protes soal muka lo doang yang distikerin Mik." kekehan Aris sama sekali tidak terhenti, membaca balasan-balasan di tweet Mira pakai handphone dan akun Twitter Miko. Ah biar saja Miko fokus mengemudi, Aris yang menginvasi handphone Miko. "Miko tinggi banget." gumamnya, membaca balasan lainnya. "Tapi emang keliatan tinggi banget gara-gara lo di sebelah gue Mik. Jomplang. Eh, Luna juga tinggi ya? Kayak model."

"Hmm."

"Mira sama Mowi lagi ngasuh anak? Bahahahaha anjir!" makin tertawa, baca belasan lainnya yang makin kacau. "Tapi mereka sus banget. Jadian gak sih?"

"Gak tau ya. Kayaknya nggak sih, kayak gue sama Luna gitu loh. Kenal, deket, temenannya tuh kayak sohib banget."

Aris makin cekikikan, "Komennya kocak-kocak banget." ia simpan handphone Miko di dashboard. Bersandar santai, menikmati jalan Ibu Kota saat jalan pulang, "Jadi beli roti gak?"

"Iyaa, ini mampir dulu." roti mulu pikirannya, heran gue, demen banget sama roti sih? Tapi hanya jadi suara batin Miko saja.

"Mik."

"Apa?"

Aris malah tidak menjawab, lebih tepatnya ia tidak yakin harus menanyakan hal ini atau tidak. Ia sempat dengar Boba agak keceplosan tadi, soal Miko yang mendatangi Nash. Sebenarnya Aris juga sudah ada feeling Miko pasti akan melakukan sesuatu pada Nash, entah itu di Twitter atau malah langsung. Namun karena Miko juga tidak mengatakan apa-apa pada Aris... jadi Aris pikir, Miko tidak atau belum mau cerita.

Aris tunggu saja sampai cerita sendiri, lagi pula, Miko tidak cerita tentang itu juga pasti ada alasannya. Aris tidak perlu dengar sekarang, malah ingin Aris lupakan semuanya. Ia mau bangkit, melupakan yang kemarin-kemarin, memulai hidupnya yang baru lagi.

"Bulan depan anak-anak ngajakin gue ke event di Bandung."

"Anak-anak? Yang mana?"

Ah salah Miko juga tidak langsung sebut nama saja. Pasti Aris bingung, teman-teman Miko yang mana yang dipanggil 'anak-anak' a.k.a circlenya. "Eki. Mereka diundang jadi pengisi acara gitu, kayak bintang tamu gitu lah Ris. Mereka ngajak gue juga. Ya gue gak bakal ikut naik panggung sih. Ikut yuk?"

"Bulan depan?"

"Iya, udah beres kan PKL lo?"

"Udah sih." Aris menerawang dulu, PKLnya sudah selesai, ke Bandung pun paling hanya akhir pekan saja. Mungkin ikut juga tidak masalah. "Lo bawa mobil sendiri? Apa bareng sama yang lain?"

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang