Blue : 12

868 130 57
                                    

Bengong. Bengong banget. Aris tau Miko seterbuka itu tentang hal apapun, apalagi yang berhubungan dengan Aris, cuma baru ini, benar-benar baru ini Aris dengar kata-kata Miko yang di luar akal Aris!

"Bantu?"

"Iya. Gak mau?"

"Bukan. Gue bingung aja Mik, bantu gimana?"

Miko hembus napasnya dalam-dalam, "Ya kayak di komik yang suka lo baca."

"Lo sehat? Kepentok atau apa gitu, nggak?"

"Ris. Gue serius."

"Abisnya lo aneh banget Mik. Lo mau bantu gue onani gitu?"

Miko mengangguk, "Gue kepikiran aja, lo masih bakal bad mood, bisa jadi sampe besok-besok. Gue juga cowok Ris, gue paham rasanya gak 'tuntas' tuh gimana."

Aris mengakui sih... memang rasanya tidak enak. Tadi pun rasanya Aris sudah mau sampai klimaks tapi kaget dan malu berakhir lemas. "Lo gak jijik emangnya?"

"Jijik kenapa?" Miko masih santai, bahkan ia melepas jaket, melempar asal ke sofa. Tangannya dengan santai pula langsung ke pangkal paha Aris, buat Aris melotot kaget.

"Lo serius Mik?"

"Hm. Hm." Miko sekadar mengangguk-angguk. "Gue cuma bantu doang Ris, lo santai aja. Apa lo gak mau?"

"Bukan." Sumpah bukan Aris tidak mau. "Maksudnya, ya- maksudnya, gue malu aja."

"Ris, kita kecil sering mandi bareng."

"Ya sekarang kita udah gede Mik!"

"Lo sering banget telanjang tiap abis mandi padahal disini ada gue, Ris."

"Bener sih, tapi kan ini beda! Gue malu! Deg-degan! Denger!" Aris tarik paksa kepala Miko ke dadanya, suruh mendengarkan degupan jantung Aris yang memburu amat cepat. "Kan?!"

Tapi Miko masa bodo. Jantungnya juga berdegup cepat kok. "Gue cuma nawarin, kalo lo gak mau ya gue juga gak bakal maksa lah. Asal jangan sampe bad mood kayak tadi aja. Bingung gue ngadepinnya, serba salah."

"Tch." mendumal Aris, memang tadi moodnya jelek sekali, Aris pun sebal juga kalau mengingat-ingat. "Tapi lo janji jangan ngetawain gue."

"Kagak anjir. Pernah apa?"

"Lo juga gak boleh ilfeel, atau semacamnya. Kalo abis ini lo pergi, gak mau temenan lagi sama gue, gue sumpahin lo jomblo seumur hidup Mik! Sampe mati lo gak bakal punya pasangan! Gak pernah ngerasain seks!"

"Ngeri banget." Miko malah cekikikan.

"Janji ke gue, Mik!"

"Iya janji. Gak bakal gue ninggalin lo Ris. Gue udah janji itu juga ke lo dari lama banget. Istilahnya nih, lo bisa sepenuhnya rely on me, soal apapun."

"Hm." yang itu rasanya memang bisa Aris rasakan dengan nyata, kalau Miko memang selalu bisa Aris andalkan dalam segala hal.

"Tapi kalo gak nyaman, lo bilang. Gue bakal langsung stop kok."

"Oke.." Aris mengangguk, meneguk liurnya sendiri. Matanya sama sekali tidak teralihkan pada yang lain, benar-benar pada tangan Miko, yang lihai mengeluarkan penisnya dari dalam bokser. Mengurut pelan penis Aris yang setengah tegang sampai tegang sempurna. "M-mik.."

"Rileks, nikmatin aja."

"Kalo gue desah gimana Mik?"

"Hah? Ya gak gimana-gimana lah. Desah ya tinggal desah."

"Nanti lo ilfeel."

"Nggak." jawabnya, menoleh Aris menggigiti bibir bawahnya. Wajah Aris amat merah, malu, panik, takut bahkan nikmat tergambar jelas di wajah Aris. Manis menurut Miko. "Gue udah janji Ris, gak bakal gue ketawain juga. Kalo lo mau desah, ya wajar lah? Respon tubuh lo kok."

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang