"If someone angry, kiss them. A kiss can remove anger."
Miko melirik. Agak aneh, tiba-tiba dengar Aris bergumam membaca entah darimana.
"And a kiss can remove clothes too."
Yang itu buat Miko seketika melotot, lalu melengos sebal. Ia kira Aris sedang baca quote-quote romansa, ternyata.. ujungnya buka baju juga.
"Kok baca itu gue kayak dejavu gitu ya Mik?"
"Hah?"
"Dulu waktu gue marah, kesel, nangis gak jelas itu kan lo tiba-tiba nyium gue tuh, nah pas malemnya, kita onani."
Bbrrpt-
"Bahahaha anjir! Jorok banget lo Mik!"
"Ya lo pake bahas gituan!"
"Kan gue bilang gue kayak dejavu. Bener dong? Kan emang gitu kejadiannya. Berarti ini quote ada benernya juga."
"Terserah!" Miko bangkit, geram. Hidungnya agak perih bekas tersedak tadi, hampir saja es campur yang ia makan keluar dari hidung. Nanti kayak cerita sebalah, insiden biji cabe nyangkut. Kan gak lucu kalo Miko juga jadi korban selasih nyangkut. Hadeeeh...
"Mau kemanaaa?!"
"Jauh-jauh dari lo!"
"Hah?! Mik! Mikoo~~ kenapa malah pergi anjiiir? Kan gue bercanda Miik! Mikoo~!!"
Tidak Miko hiraukan, malah terus melenggang meninggalkan kamar tempat ia dan Aris tidur selama liburan ini.
Dibilang liburan juga bukan liburan yang full jalan-jalan. Mila jadi cuti dan mengajak Aris ke tempat mendiang mantan suaminya tinggal dulu. Untuk berkunjung ke makam yang juga sudah lama sekali, sejak dulu Aris ikut Mila ke Jakarta, baru ini ia berkunjung lagi.
Menginap di tempat adik Arnes ayahnya Aris, yang rumahnya juga tidak begitu jauh dengan rumah yang sempat menjadi tempat tinggal Arnes dan Aris. Rumahnya masih ada, kadang ditempat bibinya juga, kan sekalian diurus oleh bibinya, tidak dijual atau digimana karena katanya rumah tersebut jadi milik Aris. Mila juga menngatakan biar jadi rumah kedua adik iparnya itu saja.
Entah lah.
Miko tidak begitu paham. Pun baru semalam ia dengar kabar kalau rumah Arnes jadi rumah Aris. Kalau melihat tampang Aris, sepertinya Aris juga tidak tau perihal tersebut. Biar orang dewasa saja yang memikirkan. Miko malas, lagian tidak ada hubungan dengan dirinya juga.
Tapi selama disini, Miko, Aris, Mila dan Nenna ya tinggal di rumah bibinya Aris ini, bukan di rumah Arnes. Aris yang menolak, alasannya too much memories. Ya dituruti deh.
Waktu Miko keluar, di teras yang dijadikan rumah makan macam angkringan ini sedang agak ramai. Ada beberapa anak kuliahan, Miko dengar ada kos-kosan juga di dekat sana. Matanya melirik Mila dan Nenna di meja paling pojok, sedang sama-sama buka laptop. Padahal katanya cuti.
"Mau apa Mas Miko? Makan gorengan tuh, baru aku buat lagi."
"Iya nanti, aku lagi pengen keluar aja." sahut Miko, tersenyum ramah pada bibinya Aris yang sedang mengulek bumbu pecel ini. "Rame ya Mbak?"
"Iya, si Putri itu lagi kerja kelompok kayaknya, makanya pada diajak kesini."
Miko mana tau si Putri nih siapa? Jadi pasang cengiran sok paham saja. Ia melirik anak perempuan bibinya Aris, sedang buat es teh lumayan banyak. Terlihat segar, tapi Miko baru makan es campur.
"Aku bantu sini. Mau dibawa kemana?"
"Halah, gak usah. Duduk aja sana, atau jalan-jalan gih sama Mas Aris, mumpung adem. Mbak Mila mah biarin aja kerja. Masa sampe sini kalian cuma di kamar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]
Random"Blue Person" adalah istilah yang tepat. Tapi ia menginginkan yang lain. Pertemanan yang sesungguhnya, yang tidak pernah ia rasa. ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat 𝗥𝟭𝟴+, harap bijak dalam memilih dan membaca cerita. publ...