Akhirnya tidak jadi sewa mobil atau malah motor. Miko dipinjami mobil saudaranya, yang katanya mobil tersebut hasil dari arisan.. wah Miko kurang paham, tapi yang jelas mobilnya memang tidak terpakai di rumah karena tidak ada yang bisa mengemudikan mobil. Lebih suka motor. Kalau mau pakai mobil yaa minta tolong anak tetangga yang bisa mengemudikan.
Berangkat dari rumah budenya Miko jam sembilan pas. Sudah janjian dengan yang lain untuk bertemu di parkiran kampus. Luna tidak bisa dihubungi karena sedang prosesi wisuda, namun kabar terakhir yang Luna berikan, kemungkinan wisuda selesai sebelum jam 12.
"Udah ngabarin Nenna?"
"Udah kok."
Soal lihat-lihat isi handphone Aris semalam, Miko rasa kurang-lebih ia paham tentang Aris. Perasaan ditinggal. Sekiranya begitu yang Miko tangkap. Walau akun @setmifree adalah tempat Aris berkeluh-kesah, tetap tidak Aris curahkan semuanya disana.
Miko hanya menangkap secara garis besar saja kalau Aris merasa dirinya ditinggalkan orang-orang, merasa dirinya tidak lagi sefrekuensi dengan orang-orang. Terutama Miko, yang kian hari rasanya kian jauh. Pun, sejak Miko mulai PKL, ia juga merasa semakin kehabisan waktu dengan Aris.
Malah kini Miko yang ingin cepat-cepat menyelesaikan PKLnya, agar bisa kembali seperti biasanya. Agar bisa kembali jadi Miko, yang kapan pun Aris butuh, Miko ada untuk Aris. Tidak seperti belakangan ini, yang Miko sendiri malah seperti tidak mengenal Aris.
"Beliin bucket bunga buat Luna mau gak Ris?"
"Terserah. Beli aja."
"Di deket-deket kampus ada kali ya yang jual?"
"Mungkin."
"Apa balon gelar aja?"
Aris angkat bahu, tidak menjawab dengan suara, malah buang muka keluar jendela.
Miko yang mengemudi hanya melihat Aris dari ujung matanya. Itu pun tidak lama karena masih harus memgemudi. Miko tidak lihat mood Aris memburuk, bahkan sejak kemarin terlihat mood Aris biasa-biasa saja. Hanya memang Aris jadi lebih diam. Miko paham Aris coba memendam semuanya, meredam yang ada di kepalanya.
Hanya beli bucket bunga ukuran sedang, campuran bunga mawar putih dan bunga lainnya yang senada. Adrian, atau Mowi serta Mira dan Boba sudah tiba di parkiran lebih dulu. Parkiran kampus tentu amat ramai. Untung saja Miko masih dapat parkir meski harus agak jauh dari lokasi tempat mereka janjian.
"Luas banget."
Miko menoleh, mendengar Aris bergumam. "Ya sama aja kayak kampus kita."
"Iya sih." yang kalau mau ke fakultas satu ke fakultas lainnya harus pakai kendaraan. Bisa jalan kaki, tapi pegal. "Kita nyusul yang lain?"
"Iya, katanya mereka nunggu di pintu keluar gedungnya. Kita tinggal kesana aja, tapi pasti rame banget."
"Hmm.." Aris mengangguk, pandangannya mengedar, banyak mobil yang baru datang dan juga orang-orang yang berjalan kaki dengan pakaian rapih, bawa bunga, bawa balon huruf, bahkan ada yang bawa spanduk dan umbul-umbul. Dibanding mengernyit heran, Aris malah cengar-cengir, pasti yang bawa spanduk dan umbul-umbul ini teman-teman yang asik. Karena sambutan mereka luar biasa absurdnya.
Semakin dekat dengan gedung tempat terlaksananya prosesi wisuda, makin penuh dengan orang-orang, ramai juga, seperti suara obrolan datang dari berbagai arah. Aris tidak ikut mencari dimana teman-temannya yang lain, malah fokus pada orang-orang, yang mengobrol, bercanda, sambil tertawa-tawa. Aah... pasti seru kalau punya teman.
"Tuh mereka Ris."
"Ya?" baru itu Aris sadar dari lamunan.
"Adrian sama yang lain." pun Miko paham pikiran Aris sedang mengawang, ia tarik tangan Aris, "Ayok." agar tidak hilang di kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]
Random"Blue Person" adalah istilah yang tepat. Tapi ia menginginkan yang lain. Pertemanan yang sesungguhnya, yang tidak pernah ia rasa. ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat 𝗥𝟭𝟴+, harap bijak dalam memilih dan membaca cerita. publ...