"Papa" panggil Alden dengan suara yang kecil. Walaupun suara Alden kecil, Zafir tetap bisa mendengar anaknya itu memanggil dirinya. Zafir kini menatap Alden dengan alis terangkat sebelah. Melihat itu, Alden yang tadinya menunggu respon sang papa dengan sekejap mendekat.
"Ngapain orang itu disini" bisik Alden seraya matanya melirik ke arah Juan.
"Lahh kamu gak tau?" saat itu juga Alden ingin melempar piring yang ada di depannya ke wajah sang papa. Ia sudah berusaha untuk mengecilkan suaranya, sedangkan papanya? malah mengeluarkan suara yang lantang.
"Hah? Ada apa?" tanya Fathir kepada Zafir sedangkan Alden, pemuda satu itu kini membuat wajah kesal. Juan yang sedari tadi memperhatikan Alden pun tersenyum tipis dan melupakan kedua orangtuanya yang juga sedang memperhatikannya.
"Enggak ada apa-apa" ucap Zafir dengan senyum kecilnya.
"Oh iya Juan, kenalin ini anak kami namanya Alden. Semoga kalian bisa jadi teman baik ya" ucap Zafir kepada Juan, Juan yang sedari tadi memperhatikan Alden pun dengan sekejap menatap Zafir.
"Iya" balas Juan singkat, Zafir hanya memberikan senyum maklum. Sudah biasa dia menerima balasan Juan yang seperti itu, itupun dia mau balas. Coba saja kalau Fathir yang berbicara, Juan mau mendengarkan pun sudah bersyukur.
"Alden gak suka ya sama Juan?" tanya Denis tiba-tiba, Alden adalah tipikal anak yang di ajarkan untuk selalu jujur pun mengangguk. Juan yang melihat itu pun merasa sakit, belum juga di gas udah di suruh sadar diri aja.
"Hahaha" Juan menatap tajam sang Daddy yang tengah menertawakan dirinya.
"Jelek ya Juannya?" kini Juan menatap Fathir dengan tatapan sama, kedua pria tua itu memang hobi mengejeknya sedari kecil.
"Heh kalian" Zafir menggelengkan kepalanya melihat Juan yang sedang di ejek.
"Dasar. Oh iya Alden satu sekolah kan sama Juan?" tanya Denis, Alden yang mendengar itu pun mengangguk.
"Kalian baik-baik ya"
"Juan, kamu jangan apa-apain Alden ya"
"Gak"
"Idih najis" ucap Alden di dalam hati, sejujurnya ia ingin sekali mengatakan kepada kedua orang tua Juan. Bagaimana tingkah laku asli pemuda tersebut ketika di sekolah.
"Permisi tuan" ucapan dari seorang pelayan mengalihkan fokus mereka semua. Malam itu pun mereka habiskan dengan bercerita dan sedikit membahas bisnis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Byee Daddy, hati-hati dijalan yaaa" Fathir yang melihat senyuman manis milik Alden tersenyum dan dengan kecepatan sedang melaju menggunakan mobilnya, meninggalkan area sekolah.
"Byi diddi, hiti-hiti dijilin yii" dengan sekejap Alden menatap pemuda yang sedang mengejeknya itu. Alden memutar mata malas, itu pemuda kemarin yang mengejeknya homo.