Tidak tahu bagaimana menjelaskan atau bahkan menggambarkan situasi yang saat ini tengah aku alami. Bahkan aku tidak ingat bagaimana jelasnya hingga aku berada dititik ini.Pria didepanku tengah memaki semua pekerjaan rekan disebelah kananku sejak satu jam yang lalu, mungkin atau lebih. Yang jelas kali ini benar benar kelalaian kita berdua yang semua kesalahannya ditimpakan pada rekan ku ini, Dk.
Telingaku hampir berdengung dengan setiap kata yang terucap tidak lantang namun dalam. Benar benar menusuk hingga menghembuskan nafaspun aku merasa bersalah. Hanya suara dalam dan makian yang terdengar benar benar fakta untuk ku.
Aku hanya berani menundukkan kepalaku tanpa melihat pria, atau haruskah kali ini ku panggil dia "Tuan?". Rasanya sungguh menjijikkan, namun untuk yang satu ini rasanya pantas.
Biasanya dia marah untuk meluapkan emosi dari sekian pekerjaan karyawan yang tidak becus atau kelelahan berperjalanan jauh untuk segala urusannya, tidak profesional. Tapi kali ini berbeda....
"Keluar." Akhirnya kata kata yang kutunggu sejak tadi terucap dari mulutnya pria Tuan tidak tampan. Sekaligus mengeluarkan pikiran pikiran liarku. Bajingan.
"Baik, Sir." Ucap ku. Rasanya aku hampir tersedak ludahku sendiri karena mulutku mulai mengering.
_
"Kau baik?" Tanya Dk membuka percakapan setelah membisu sejak keluar dari ruangan itu hingga kini di lift menuju ruangan kita. Bahkan dia bertanya padaku saat seharusnya aku yang bertanya. Apakah wajahku sangat buruk untuk berbalik bertanya?!
"Hahhhhhh. Aku baik, bukankah wah... Bukankah aku yang seharusnya bertanya?" Kembali menghela nafas disetiap kataku. Wah rasanya lupa cara berbicara setelah berjam-jam didalam.
"Aku baik, aku sering menghadapinya. Meskipun yang satu ini lain tapi rasanya yah, tidak jauh berbeda tapi sepertinya setelah kepulangannya dari NYC dia semakin. Em, me menakutkan ?!"
Apa apaan dia ini. Bahkan suaranya mencicit diakhir katanya. "Tidak dapat ku pungkiri, ya."
" Mungkin setelah bertemu tuan Kim dia juga dimaki seperti kita tadi. Atau sebuah kecelakaan terjadi disana hingga sebulan tak kembali dan dia jadi seperti itu? Wah biasanya aku mendengar banyak umpatan kosong tapi yang tadi benar benar." Keluh Dk, sepertinya aku benar benar membagi pikiran dengannya setelah 5 tahun bersama menjadi, partner?.
"Ya. Aku lelah, hati hati diperjalanan pulangmu." Jawabku benar benar lelah, seminggu ini benar benar melelahkan dan hasilnya sangat buruk. Aku bukannya tak perduli dengan kesalahan kita yang diatas namakan Dk. Tapi sepertinya dia benar benar paham jika aku terlampau sering berada di situasi itu.
"Jangan minum minum terlalu sering, kau juga hati hati Won."
Aku hanya mampu menjawab dengan anggukan dan menuju ke mobilku yang benar benar ingin ku buang ini. Tapi bersyukurlah Won, setidaknya hanya ini tinggalan orang tua mu bukan hutang yang berjuta juta won.
_-_
Kembali dibalkon ini, dengan seputung rokok dan alkohol, lagi. Kembali ku ingat bagaimana satu bulan lalu sebelum Kim Mingyu, CEO Gen Kim , memberiku sebuah proyek besar. Ini adalah kesempatan yang bagus mengingat bagaimana pekerjaanku beberapa bulan belakangan yang begitu kacau. Berputar diroda yang sama membuatku sedikit bosan dan tumpul kehilangan cakram nya.
Aku pikir akan terselesaikan dengan baik, sebuah projek kerja sama dengan perusahaan tunangan Kim Min, Bar Irene. Tapi sungguh, wanita ini cantik tapi tak jauh berbeda dengan Min yang perfeksionis dan banyak mau.
Tapi sungguh, ini kelalaianku dan Dk. Bagaimana bisa aku melupakan pertemuan penting hingga membuat para petinggi dua perusahaan menunggu berjam jam dan membawa dokumen yang salah. Sialan!
Tidak apa apa, setidaknya namaku tidak seburuk itu karena jadwal jadwal penting seharusnya ditangani oleh Dk meski salahku juga aku tidak mengingatnya. Egoisku memang tinggi.
Mukaku rasanya kaku dan asam untuk bertemu dengan orang orang. Citraku sedikit lebih memburuk.
*Ringing
Argh siapa lagi?!
..... Mr. Kim Min.....
"Wah selarut ini dia menelfonku? Belum puas?"
"Malam Sir. Won, besok kau harus bertemu perusahaan Bae dan melakukan klarifikasi. Lakukan dengan baik karena aku ikut denganmu. Aku tidak ingin mendengar bantahan dan melihat satu kesalahan dari mu. Gunakan baju terbaikmu or i'll cut your head."
*Tutt....
"Shit, bahkan dia tidak mau mendengar jawabanku?!"
Benar benar brengsek. Apakah aku harus bangun dini hari dan menyiapkan baju dari designer terbaik seperti Min?! Yang benar saya, satu setelan jasnya akan bisa membayar cicilan rumahku satu tahun atau bahkan langsung lunas?!
_-_
Sejak 3 tahun yang lalu, Wonwo resmi menjadi yatim piatu setelah orangtuanya meninggal karena sakit tua. Wonwo 5 bersaudara dan dia bungsu. Semua kakaknya telah berkeluarga dan berada di seluruh titik dunia ini tanpa kabar terlebih semenjak orang tua mereka meninggal. Wonwo menjadi yatim piatu dan seorang diri di hiruk pikuk Seoul serta ramainya kota ini.
Orang tua Wonwo hanyalah orang biasa dan sederhana. Warisan yang ditinggalkan hanyalah rumah tua dan mobil. Wonwo dan saudaranya sepakat menjual rumah dan membagi uang hasil penjualan. Dan untuk mobil ? Sebagai imbalan untuk Wonwo yang menemani orang tua mereka di usia senjanya.
Sebenarnya Wonwo tidak ingin menjual rumah dengan segala kenangan jatuh bangun dan ia bertumbuh. Hanya saja rumah itu terlalu tua dan mahal untuk diperbaiki. Gaji Wonwo sendiri tidak sebanyak itu untuk memperbaiki rumahnya. Mungkin cita cita atau omong kosongnya saja yang ingin membeli rumah itu untuk keluarga kecilnya kelak tinggal. Entar bersama pasangan prianya atau wanitanya.
Berbicara tentang pasangan, Wonwo benar benar tidak begitu tertarik. Ia bahkan bingung apakah dia benar benar menyukai wanita atau pria. Namun dia masih cukup waras untuk memilih wanita yang cantik ataupun pria yang tampan?! Tapi tidak seperti Kim Min.
Yang jelas untuk saat ini tidak ada yang lebih menarik dari menyelesaikan masalah sehari-harinya menjadi pekerja kantoran yang ingin naik menjadi kepala bagian. Tidak sejauh itu sebenarnya, sekedar untuk menyelesaikan pertemuan dengan perusahaan Bae esok hari.
Kembali membayangkan pertemuan besok rasanya ia mual dan mabuk sebelum kembali meneguk berbotol botol birnya.
TBC
Emang bahasa sama ceritanya serandom itu, tapi alurnya akan cepet dan tidak begitu berbelit.
Oke.