My Heart 2

792 29 0
                                    


📌 Part lengkap hanya akan ada di pdf nanti aku kabari lagi berapa harga pdf nya ya yang pasti murmer kok.

Happy reading

****

Aku melihat tatapan kak Al yang begitu berbeda dan aku sama sekali tidak mengerti dengan tatapan kak Al saat ini bahkan tubuhnya menindih tubuhku yang membuat kulitku rasanya seperti terbakar dengan jantung yang berdebar sangat kuat apalagi saat merasakan sesuatu menusuk pahaku saat ini.

"Kak Al!" gumamku memanggil kak Al deng suara yang amat pelan bahkan mataku begitu sayu menatap matanya.

"Hmmm..." Kak Al cuma bergumam yang membuatku semakin terlihat gugup.

"Itu dibawah sana apa sih? Kok nusuk-nusuk paha aku dari tadi?" tanyaku dengan begitu polosnya karena aku sama sekali tidak mengerti dengan situasi yang aku rasakan saat ini.

Posisi kami sekarang sudah sangat berdempetan hanya tinggal wajah saja yang berjarak beberapa centi, bahkan aku dapat mendengar suara detak jantung kak Al yang lebih menggila dari detak jantungku sendiri. Apa kak Al kelelahan? Tapi seharusnya aku yang kelelahan karena menopang berat tubuh kak Al yang berada diatasku.

"itu bisa buat kamu enak, Sayang! Mau coba gak?" tanya kak Al dengan tersenyum jahil kepdaku.

Dan baru kali ini aku melihat senyumannya setelah tadi aku selalu melihat wajah datarnya. "Ganteng banget!" gumamku tanpa sadar yang membuat kak Al semakin tersenyum lebar kepadaku.

"Bisa buat enak kayak makan es krim?" tanyaku dengan polos.

"Lebih dari makan es krim, sayang!" jawab Kak Al yang semakin membuatku penasaran.

"Iya lebih enak, Sayang! Makanya coba ya!" bujuk Kak Al padaku!

"Kamu sekarang istri Kakak jadi harus nurut sama Kakak, Mengerti?!" ucap Kak Al dengan memainkan hidungku.

Aku mengangguk. "Kak Al, aku boleh tanya?" tanyaku dengan hati.

"Tanya apa hmm?"

Aku menatap wajah kak Al dengan sangat dalam. "T-tadi aku dengar kalau aku dan Kak Al menikah karena Kak Al yang membantu perusahaan papa yang hampir bangkrut. Tapi Kakak mau membantu papa asal papa mau menikahkan aku dengan Kakak. Berarti papa menjual aku biar Kak Al mau membantu perusahaan papa, kan?" tanyaku dengan nada sedih.

Aku tidak tahu ekspresi wajah kak Al sekarang karena aku tidak berani menatap wajahnya saat ini walaupun jarak wajah kami yang sangat dekat sekali. Aku hanya mendengar helaan napas kak Al yang terdengar begitu berat.

"Lihat mata Kakak!" perintah kak Al dengan tegas.

"Yuki ayo tatap mata Kak Al jangan sampai Kakak marah!" ujar Kak Al dengan tegas.

Mau tak mau aku menatap mata kak Al dengan perlahan. Aku menahan napas saat tatapan kak Al begitu sangat dalam menatapku.

"Kakak sudah mengincar kamu sejak dulu, Yuki. Kakak bukan membeli kamu atau orang tua kamu menjual kamu kepada Kakak. Tidak begitu konsepnya, Sayang. Kakak emang ingin menjadikan kamu istri Kakak maka dari itu Kakak menikahi kamu saat kamu lulus SMA. Kakak tidak mau ada lelaki yang  mendekati kamu maka dari itu Kakak memilih jalur express," ujar Kak Al dengan terkekeh yang membuat aku melongo tak percaya.

Kak Al sudah mengincarku sejak lama? Bahkan aku hanya sekali melihat wajahnya. Seingatku saat kakakku liburan dari Jepang dan pulang ke rumah setelah itu aku tidak pernah melihat kak Al bahkan kami sebelumnya tidak pernah bertegur sapa sama sekali, tapi kini kak Al sudah menjadi suaminya.

Cup...

Aku kembali mematung saat kak Al kembali mencium bibirku dengan sangat lembut, awalnya aku hanya diam. Namun, aku mulai terhanyut dalam ciumannya, aku membalas ciuman kak Al walaupun kaku, suasana yang tadinya biasa saja berubah menjadi sangat panas.

"Aahhh...." Ya ampun aku sangat malu mengeluarkan suara, tetapi ini terlalu nikmat dan tidak bisa aku tahan sama sekali bahkan suaraku di hadapan kak Al benar-benar tidak terkontrol saat tangan kak Al menyentuh bagian tubuhku yang ternyata sangat sensitif sekali.

"Ouhhhh.... Ahhhh... Kak Al apa ini?" tanyaku dengan nada mendesah keenakan.

"Kamu terima saja apa yang akan Kakak lakukan, Sayang! Kakak pastikan kamu akan merasa kenikmatan," ujar Kak Al yang aku angguki dengan mata terpejam menikmati sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Tangan kak Al berada di payudaraku, ia meremasnya dengan lembut yang membuat aku kembali mengeluarkan suara-suara aneh. Bahkan aku membiarkan saja saat seluruh ppakaianku dibuka oleh kak Al. Sekarang kak Al menyusu seperti bayi yang kehausan.

"K-kak Al kenapa di hisap. Payudaraku enggak ada air susunya ahhh..." ujarku merasa nikmat bahkan tanganku malah menekan kepalanya akan semakin dalam kak Al menghisap putingku yang sudah mengeras.

"Ini enak sekali, Sayang! Benar-benar sangat enak!" ujar Kak Al yang semakin membuat diriku melayang seakan terbang keatas awan saat ini. Kak Al benar-benar sangat pandai membuat diriku bahagia.

Aku sudah tidak sadar jika tubuh kami sudah sama-sama telanjang sekarang. Aku menelan ludahku dengan kasar ketika melihat perut kak Al yang begitu sangat maco sekali.

"Aaa..." aku berteriak saat melihat anu kak Al berdiri tegak dan terlihat sangat besar.

Kak Al terkekeh melihat kelakuanku saat ini. "Jangan ditutup matanya, Sayang. Kamu bisa menikmati junior Kakak, hanya kamu yang melihat milik Kakak," ujar Kak Al yang membuatku perlahan membuka mataku dengan perlahan.

"K-kak itu yang bisa buat dedek bayi ya?" tanyaku dengan penuh polosnya.

"Iya, Sayang. Coba pegang!" ujar Kak Al menyuruhku untuk memegang miliknya yang sudah tegang.

Aku menggelengkan kepalaku dengan pelan karena takut tetapi tangan kak Al menarik tanganku hingga mau tak mau memegang miliknya yang sudah keras seperti batu.

"Ouhhh..." Aku terkejut saat mendengar suara kak Al.

"Kak Al aku masih mau kuliah. Nanti kalau aku hamil gimana?" tanyaku dengan takut.

"Kan Kakak suami kamu jadi gak perlu takut kalau kamu hamil. Kalau kamu hamil apapun yang kamu mau Kakak akan menurutinya, Sayang!" ujar Al dengan tersenyum.

"Boleh ya?!" ujar Kak Al dengan penuh harap yang membuat aku tidak tega dan seperti tersugesti akhirnya aku mengangguk dengan pelan.

Kak Al yang mendapatkan lampu hijau langsung mencium bibirku dengan mesra bahkan melumatnya dengan penuh nafsu. Aku yang tak tahu suaminya semesum ini hanya bisa pasrah dan merasa tegang karena ini pertama kalinya aku disentuh oleh seorang pria dan itu semuanya sendiri.

"I love you, istriku!" gumam Kak Al sebelum benar-benar menjadikanku istri seutuhnya untuk dirinya.

"I love you too, Kak Al!" gumamku dengan mata berkaca-kaca dan mengalungkan kedua tangannya dan membalas ciuman kak Al dengan sangat mesra.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang