Setiap pertemuan adalah cahaya yang kembali menerangi lorong hati yang sempat tergelap. Seperti kembalinya sinar matahari setelah malam yang panjang, kita akan kembali bersinar bersama.
-Mile Arkan Dwitama
***
Mei, 1979
Setelah 4 tahun lamanya, aku bisa bernafas lega bisa pulang ke tanah air tercinta ini.
Banyak sekali hal yang aku rindukan disini dan sudah pasti Natta adalah orang yang termasuk aku rindukan selain Mama dan kedua saudaraku. Namun sayangnya saat aku sampai aku tidak bisa langsung menemui Natta dirumah kami.Sudah 1 tahun lalu semenjak kelulusan, Natta harus pindah ke Bandung bersama keluarganya dan menjadi co-ass disalah satu rumah sakit besar di Bandung. Keadaan juga tidak memungkinkan untuk aku pergi ke Bandung, karena kondisi Papa yang tiba-tiba sakit, mau tidak mau beberapa kerjaannya harus aku yang menangani untuk sementara waktu.
Kemarin, aku menemui Mama. Bisa kulihat dari sorot matanya ia terlihat sangat merindukan aku bahkan ingin memelukku begitupun dengan aku. Hanya saja Mama masih kecewa atas apa yang aku perbuat di masa lalu, dia masih tidak bisa memaafkan atau menerima aku kembali. Mungkin hanya bang Thana saja yang saat ini mulai menerimaku. Dan jangan tanya soal Jeff, hubunganku dengannya masih sama akur tak akur, layaknya kucing dan tikus.
Namun banyak hal yang berubah pesat saat aku sampai disini. Mulai dari kota Jakarta yang mulai dipenuhi banyak gedung bahkan banyak bangunan yang sedang dibangun di beberapa daerah, udara semakin panas, juga beberapa wajah baru pengawal rumah yang terlihat masih muda.
Selain itu, yang paling mencolok adalah perubahan adikku, Jeff. Sekarang, dia telah meraih kesuksesan sebagai seorang musisi, mewujudkan impian yang selalu menggelitiknya. Kini, tidak hanya menjadi penyanyi, Jeff juga menjadi idola para kaum hawa, sesuatu yang memberinya kepuasan yang luar biasa. Namun, beberapa waktu yang lalu, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Jeff membuat keputusan besar untuk vakum dari dunia musik yang sudah memberinya ketenaran dan memilih untuk fokus sebagai seorang composer dan produser. Dia mendirikan studio musik sendiri dan bahkan berencana untuk membentuk perusahaan musik miliknya.
Apa yang membuatku kagum adalah dedikasi yang dia tunjukkan dalam membangun karirnya. Dia bekerja keras dengan tekad dan semangat yang luar biasa untuk mencapai posisinya saat ini. Mengetahui bahwa dia berjuang sendiri, tanpa mengandalkan nama besar keluarga, membuat keberhasilannya menjadi lebih berarti.
Dan sekarang, di hadapanku, Jeff memasuki ruangan kerjaku dengan senyuman cerah di wajahnya. Tanpa disangka, ia memberikan pernyataan yang benar-benar membuatku terkejut.
"Jeff dan Papa, sudah akur, Kak."
Begitu pernyataan itu keluar, aku membelalakkan kedua mataku, terkejut atas apa yang ia katakan barusan. Seakan waktu berhenti sejenak, pikiranku berusaha mencerna kabar yang tak terduga ini. Jeff dan Papa yang selama ini bahkan tidak pernah bertegur sapa sama sekali, tiba-tiba saja akur?
Aku masih mencoba mencerna pernyataannya, sementara itu dia malah tertawa melihat reaksiku.
"Gak usah melongo kaya gitu, muka nya makin jelek," ejeknya.
"Bentar, gimana bisa lo baikan sama Papa?" tanyaku, mencoba mencari kejelasan.
"Awalnya kita ketemu pas gue diundang di acara pesta perusahaan Pak Rahardi. Kebetulan ada Papa disana dan tiba-tiba aja dia nyamperin terus ngenalin gue ke rekan kerjanya," jelas Jeff sambil mengingat kejadian itu.
Aku memutar mataku malas, kejadian yang dialami Jeff saat pertama kali bertemu Papa sama persis seperti aku pada waktu itu. Bisa kutebak Papa mengenalkan Jeff pasti karena Jeff sudah sukses dan terkenal. Sementara ketika Jeff masih bayi, Papa bahkan enggan untuk melihat."Gue tau kok, Papa orangnya seperti apa. Dan gue sebodoh itu buat masuk perangkapnya. Mama juga tau soal ini tapi gatau kenapa dia malah gak masalah gue baikan sama Papa. Gak diusir sih tepatnya." Entah perasaanku saja atau memang dia sedang menyindirku sekarang, tapi aku benar-benar tersinggung atas ucapannya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Natta, 1975
FanfictionKu tulis sebuah kisah klasik antara kamu dan aku. Tentang dua insan yang saling mencintai. Tentang cinta yang penuh ketulusan, kesetiaan dan pengorbanan. Juga semua ketegangan yang membuat kita getir setiap saat namun kita tetap bersama melawan semu...