Silent reader bisulan👊🙏
***
...
Setiap Manusia pasti memiliki tujuan. Tapi sampai sekarang aku masih belum tahu apa tujuan hidupku. Semalam dirumah Natta sambil menunggu hujan reda aku sedikit berbincang bersama Ayahnya, diteras rumah tentang putra sulungnya yang dari kecil bercita-cita menjadi dokter dengan tujuan yang sangat mulia dan semenjak kepulangan dari rumah Natta aku jadi berpikir tentang tujuan hidupku yang masih belum tahu kemana arah jalannya.
Saat berada dirumah pun aku memperhatikan Jeff adikku yang terus melatih kemampuannya dalam bernyanyi dan bermain musik agar cita-citanya menjadi seorang musisi bisa terwujud, pun di lingkungan kampus, Franz memiliki tujuan masuk fakultas teknik karena ingin memenuhi obsesinya untuk membuat sebuah kapal pesiar. Sepertinya enak menjadi mereka yang sudah menemukan arah tujuan hidupnya.
Berbeda dengan aku yang bahkan, sekarang, bukannya masuk kelas malah memilih bolos dan nongkrong dikantin sambil menikmati kopi hangat buatan bu Sri. Beberapa orang mungkin tidak percaya bahwa aku, yang juga dipercaya sebagai ketua himpunan dan aktif dalam organisasi kampus, masih mencari tujuan hidup. Tapi mau bagaimana lagi, terlepas dari segala kelebihan yang aku miliki aku pun memiliki kekurangan.
"Kak Mile" seseorang menyapa di depanku. Aku sedikit terperanjat saat menyadari bahwa orang itu adalah Natta.
"Eh Natta" sapaku balik,"kamu gak masuk kelas?" tanyaku
"Jadwal saya siang kak." ucapnya,"kakak sendiri kenapa ada disini bukannya kemarin kakak bilang ada kelas pagi?"
"Ah—itu saya gak enak badan kamu tau sendiri kemarin saya demam" bohongku, sebenarnya demamnya sudah hilang dari kemarin malam.
Natta duduk sambil matanya menatap ke arah secangkir kopi yang hampir habis karena aku minum. Kemudian, terukir sebuah senyuman di bibirnya, "Oh demam ya? hebat ya orang demam hampir ngabisin secangkir kopi."
"Kalo gak ngopi bisa tambah sakit."
"Yaudah, berarti kesimpulannya adalah bolos mata kuliah terus nongkrong 'kan?"tanya nya,"kemarin pas ospek bukannya bilang jangan jadi mahasiswa nakal, gak boleh bolos kasian orang tua capek-capek biayain buat kuliah eh yang ngomongnya malah bolos nih?" sindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Natta, 1975
Fiksi PenggemarKu tulis sebuah kisah klasik antara kamu dan aku. Tentang dua insan yang saling mencintai. Tentang cinta yang penuh ketulusan, kesetiaan dan pengorbanan. Juga semua ketegangan yang membuat kita getir setiap saat namun kita tetap bersama melawan semu...