Malam sunyi berhembusan angin malam, langit sudah tidak menunjukkan indahnya warna biru.
"Hai," ucapku
"Salam kenal bunga, aku suka sekali berkunjung kesini, mengunjungimu dan teman-temanmu."
"Kalian selalu tampak indah, ya."
"Walau langit sudah gelap, kalian masih bisa mengeluarkan warna menderang menenangkan hati."
"Aku Sastra, bocah kecil yang sampai kapanpun tetap menyukai kalian."
"Memang benar aku tidak punya bakat, tapi banyak orang bilang aku istimewa."
"Teman-teman yang lebih kecil dariku sudah punya pandangan mereka ingin menjadi apa dan sudah berambisi. Tetapi aku berbeda."
"Perbedaan itulah yang membuat diriku dan orang lain berbeda. Bisa dibilang ikonik."
"Orang pintar banyak berkata bahwa perbedaan itu indah dan unik, tapi aku selalu merasa aku tidak punya keindahan apa-apa." Aku tertawa kecil sembari menatap serangkaian bunga-bunga indah, "Lucu bukan?"
"Mungkin saja ini keunikan yang aneh."
"Keunikan yang hanya bisa dimiliki oleh diriku seorang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, bunga!
RomantikPerjalanan seorang anak kecil yang tak disangka-sangka. Dengan penuh kemisteriusan, ia menempuh alur dan berusaha menemukan jawaban yang belum terungkap. "Siapakah gadis gubuk itu?" ──