- 06 -

54 44 1
                                    

Itu adalah tempat dimana raja yang bertakhta menduduki singgasananya. Banyak bercak darah disini. Tepi-tepi jendela ada bercak darah yang sudah mengering.

Susunan bangunan ini benar-benar mirip istana kerajaan. Apakah istana ini dihuni oleh Sang Kaisar dan cucunya? Tampaknya Kaisar yang kulihat di bingkai tadi bukanlah Ayahnya, melainkan Kakeknya. Karena dua orang tadi masih terlihat muda. Tiba-tiba pualam bersinar, menjalarkan titik cahayanya menuju diriku. Apa yang terjadi? Ini tidak sama dengan saat berada di taman. Ini lebih-lebih mengagumkan sekaligus mengejutkan.

***

Aku mencoba tenang, jika aku terlalu ribut dalam ketakutan itu tak akan membantu, malah jadi lebih merepotkan. Aku hanya membalikkan pandanganku menyaksikan cahaya yang menjalar cepat itu lantas masuk ke dalam diriku, membuat sekujur tubuhku bercahaya terang.

Kenapa ini? Kenapa cahaya ini menembus ke dalam tubuh? Apa yang akan terjadi sekarang? Aku mulai merasakan sensasi histeria perlahan-lahan.

Seketika muncul suara-suara orang yang mengobrol riang dalam ruangan ini, aku mulai membalikkan badan. Rasanya ini seperti flashback-flashback dalam film-film, aku menonton pemandangan yang tak biasa disini, banyak orang yang menggunakan gaun-gaun serta setelan jas-jas mewah era kerajaan sedang memegang secangkir wine sambil mengobrol santai namun anggun, kata-katanya tertata rapih, menggunakan sapaan zaman kerajaan dahulu. Ada juga yang mencicipi beberapa kue makanan penutup yang sudah disajikan untuk disantap.

Lalu tidak sadar di belakang aku memperhatikan yang lebih wah lagi, terdapat Sang Raja dan Putrinya sedang menuruni tangga sembari bergandeng tangan dengan sangat amat tampak elegan keduanya. Orang-orang yang tadinya sedang asik mengobrol sendiri sekarang berpaling memandangi Raja sekaligus Sang Putri. Mereka tersenyum berbahagia bertepuk tangan meriah.

Kaisar mengangkat tangannya yang tergandeng dengan Sang Putri, mengucapkan beberapa sepatah kata. "Wahai saudara-saudariku, terima kasih telah menyempatkan diri datang pada acara hari ini. Dengan kedatangan anda sekalian membuat acara semakin meriah dibuat. Hari ini, disini, adalah hari dimana cucuku berulang tahunnya yang ke-15, yang sudah menunjukkan dia pantas berdiri disini menjadi peran utama acara Kedewasaan dan juga dianggap sebagai orang terhormat sekaligus bangsawan yang bermartabat. Mari kita mulai acara ini!" Sang Kaisar berseru kencang.

Para bangsawan-bangsawan menepuk tangan, suara yang tadinya hanya menyisakan suara Sang Kaisar sekarang ramai dipenuhi dengan suara tepuk tangan serempak musik yang mulai menyala dengan melodi-melodi yang dapat menarik tubuh untuk menari. Sang Kaisar dan Sang Putri menjadi pembukaan dansa, kemudian dilanjutkan semua orang yang mulai berdansa, para pria mendatangi─mengajak para lady untuk berdansa.

Selesai Kaisar dan Putri berdansa, mereka hendak menepi agar tidak menghalangi bangsawan-bangsawan yang mau berdansa.

Salah satu bangsawan menghadap pada kedua orang yang menjadi pusat perhatian tadi, menundukkan kepala sebagai tanda salam pada Kaisar─tersenyum, "salam kepada Kekaisaran yang berbahagia sentosa." Sang Kaisar membalasnya dengan tersenyum candaan. Bangsawan itu kembali berdiri, menjadi posisi sempurna.

"Sebuah kehormatan atas kedatangan anda disini, Count Obastian." Kaisar membuka pembicaraan.

*Count adalah posisi gelar pada bangsawan.

"Sebuah kehormatan juga saya dapat hadir di acara Kedewasaan Putri Floresta."

"Wah, wah-wah, tidak terasa waktu berlalu sangat cepat, dulu yang saya ingat terakhir kali sedang menggendong Floresta ketika bayi dulu. Sekarang dia sudah beranjak umur 15 tahun."

Sang Kaisar tertawa pelan, "ya, benar. Dulu dia sering sekali menangis, susah diatur, tapi lihat sekarang, bahkan dia telah menjadi Putri yang sudah siap untuk menikah."

Putri menyikut lengan Kakeknya, melototi sejenak. Kakeknya hanya membalas dengan tawaan. Sejak tadi aku menonton mereka membuat suasana menjadi tidak tegang lagi, mereka lucu sekali, juga tampak bahagia tertawa bersama. Sekarang aku tidak bisa melakukan apa-apa, hanya berdiam di tempat. Aku sudah mencoba sekali-dua kali mengajak bicara atau memegang salah satu orang disini tapi tidak ada yang berhasil. Semua orang sudah seperti kabut, tak bisa dipegang walaupun wujudnya tertentang nyata.

Sontak aku menyadari satu hal, kenapa gadis rumah gubuk ingin aku pergi kesini? Apakah dia hanya mau menunjukkan hal ini padaku? Atau ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan padanya?

Sang Putri berbisik pelan, "Kakek, apakah aku boleh menyapa tamu-tamuku disana?"

"Ya, sapalah mereka dengan senang, Floresta." Ucap Kakek dengan tegas.

"Permisi Count Obastian, maaf saya malah meninggalkan anda. Silahkan lanjutkan perbincangan asik dengan Kakek, tapi aku punya peringatan. Semoga Count tidak terlena oleh Kakek ya, bisa-bisa dia sudah membongkar rahasia Count meskipun tersembunyi mungkin, karena bahkan aku dihadapannya tidak mampu berbohong, dia selalu punya cara untuk diriku memberitahu kebenarannya."

Count Obastian tertawa atas peringatan candaan Putri tadi bahkan diikuti Kakek.

Count Obastian bertampilkan sudah tua, mungkin umurnya sekitar 50 ke atas. Kulitnya terlihat tidak kencang lagi, di bawah matanya tampak mata panda yang cukup besar dan hitam membuat dirinya terlihat lebih tua, rambutnya sudah tidak keseluruhan hitam, ada helaian yang sudah berwarna putih.

***

Setelah berupaya meninggalkan jejak hangat pada kedua orang tua itu Putri mulai melangkah menjauh dari mereka. Setengah jarak antara meja satu ke meja dua dia memberikan pandangannya ke arah kanan, yaitu ke arahku yang sedang kebingungan harus melakukan apa. Sangat kejutan, mataku membesar menatapnya. Kenapa dia bisa melihatku? Bukankah bahkan orang-orang disini saja tidak ada yang menyadari keberadaan ku? Lebih lagi memegang saja tidak bisa, aku sudah seperti hantu disini.

Putri memperhatikanku sambil berjalan menuju tamu seberang, matanya berbinar terang seperti sedang jatuh cinta serentak tatapan kaya akan penasaran. Dia tidak berhenti melangkah, kembali memperhatikan tujuannya seakan-akan aku adalah pajangan yang berkiaskan indah disini. Dia melanjutkan perbincangannya dengan bangsawan-bangsawan yang terpandang seumuran dengannya. Para lady memasang muka tersenyum sembari mengucapkan selamat atas umur Putri yang sudah mencapai 15.

Sejujurnya tadi aku sangat tercengang menampakkan Sang Putri bisa melihat wujudku dengan jelas. Namun selintas aku berpikir dia bukan melihat ke arahku, melainkan air coklat mancur yang berada di belakangku. Memang sih itu kelihatan sangat menggiurkan. Kalau aku bisa memegangnya mungkin aku sedari tadi sudah mencicipinya berkali-kali karena aku teramat menyukai coklat.

Kali ini aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, jadi aku mencari tahu lagi dengan melihat seluruh ruangan serta koridor-koridor barangkali saja ada petunjuk. Mungkin akan berbeda dari sebelum cahaya itu masuk ke dalam tubuhku sebab sekarang istana tampak hidup dan ramai. Sejauh aku berjalan aku hanya melihat pelayan-pelayan istana dan pasangan yang berlalu lalang lalu terhenti di satu tempat, itu adalah percakapan dua pelayan. Mereka sedang membicarakan tentang Putri, "katanya Tuan Putri mau dijodohkan oleh Kaisar." Bisik salah satu pelayan.

"Ya ampun. Kasihan sekali Putri Floresta, baru juga masa Kedewasaannya menjemput sekarang sudah harus membebani lagi."

"Dia baru saja beranjak dewasa, apakah pernikahan tiba-tibanya ini akan bisa berjalan dengan baik?"

"Aku pikir dia belum siap menghadapi pernikahan politik, apalagi mengemban tugas istana sebagai seorang istri."

"Aku turut sedih sekali pada Tuan Putri." Ekspresi mereka sama-sama tidak senang, sangat prihatin.

Putri akan menikah? Bukankah dia baru saja berumur 15 tahun? Wah, aku benar-benar tidak mengerti sistem pernikahan di era ini. Kalau di duniaku tentu saja pernikahan dibolehkan berlangsung minimal pasangan berumur 17 tahun, kalau kurang dari itu bisa disebut pernikahan yang tidak lazim. Di duniaku justru seorang anak berumur 15 tahun masih suka keluar bersama temannya, menonton kartun-kartun, bermain, ataupun menggemari hal yang biasa disukai para remaja. Tapi di masa tempatku sekarang berbeda, sangat teramat jauh berbeda.

Hai, bunga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang