Police Soul [Criminal Investigation]

Bab 12

Setelah merapikan unit kerja secara kasar, Su Yan tidak membuang waktu dan kembali ke rumah saat hari masih pagi. Awalnya dia mengira Zheng Hui tidak akan bangun saat ini, sehingga dia bisa membawa tasnya dan pergi dengan tenang. Tapi dia tidak menyangka begitu dia memasuki pintu, Zheng Huizheng sedang duduk di ruang tamu menonton TV dengan wajah cemberut. Ketika dia mendengar suara itu, dia mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan dingin.

"Kamu masih tahu bagaimana cara pulang?" Zheng Hui menampar remote control di atas meja kopi: "Kemarin ayahmu dan aku menunggumu selama beberapa jam di Paviliun Tianhai. Biarkan saja seluruh wajah keluarga hilang!"

"Maaf, Bu." Su Yan menghela nafas panjang dan mengakui kesalahannya dengan patuh. Dia tidak ingin membuang waktu untuk pertengkaran ini: " Aku benar-benar ada yang harus dilakukan kemarin, dan aku benar-benar tidak bisa keluar dari unit. Bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya bahwa aku dipindahkan dari kantor ke tim proyek khusus."

Zheng Hui tersedak, jelas memikirkan apa yang telah dia lakukan di loteng Tianhai kemarin. Setelah beberapa lama, dia melanjutkan dengan marah: "Tim proyek sepertinya bukan tempat yang bagus! Bagaimana pasien yang baru sembuh bisa diizinkan bekerja lembur? Sudah berapa lama sejak kamu mengalami kecelakaan mobil? Tidakkah kamu tahu bagaimana merasa kasihan dengan tubuhmu? Sudah kubilang kamu beruntung kali ini, menurutmu akan selalu seperti ini? ... "

Melihat tren pihak lain yang memancar, Su Yan buru-buru menyela Zheng Hui: "Bu! Unit kita sebenarnya cukup bagus. Pemimpin telah melihat betapa kerasnya kita telah bekerja selama dua hari terakhir ini, jadi dia ingin mengatur perjalanan untuk kita ke Desa Daan hari ini! Kamu tahu Desa Daan, itu... "

"Aku tahu Desa Daan, aku pergi memetik anggur dengan bibimu tahun lalu. Kamu di sini...tidak! Hari ini adalah akhir pekan!" Zheng Hui tiba-tiba bereaksi dan berteriak pada orang yang berlari ke atas: "Selamat bersenang-senang akhir pekan, kamu harus..."

Su Yan merasakan hembusan angin naik turun, dan tidak ada suara. Hanya dalam beberapa menit, dia membawa ransel dan turun. Langkah kakinya secepat tornado dan dia melewati Zheng Hui, bersamaan dengan dentuman pintu keamanan, ucapan "Sampai jumpa Bu" terdengar di telinga Zheng Hui.

...

Alih-alih memilih mobil sport seksi dan eye-catching yang baru saja ia kendarai pulang, Su Yan malah keluar dan naik taksi ke terminal bus. Ada bus ke Desa Da'an di kota, dan ada beberapa hari libur lagi daripada hari kerja nomor kereta.

Bus secara alami sedikit lebih lambat, dan berhenti di pintu masuk Desa Da'an setelah hampir tiga jam berhenti. Meski bus tidak penuh orang seperti sebelumnya, namun tetap tidak terlalu kecil. Waktu penyimpanan ingatan orang sangat terbatas, dan semua orang berkumpul di sini lagi dalam waktu seminggu setelah kejadian.

Saat sedang mengantri untuk turun dari bus, ada dua orang remaja putri di depan. Salah satu dari mereka bergumam: "Aku hanya bilang aku tidak bisa datang. Kematian di Desa Da'an semuanya ada di berita beberapa hari yang lalu! Jika kamu tidak takut, aku masih takut. Aku mendengar bahwa pembunuhnya secara khusus memilih wanita untuk diserang. "

"Oh, sudah kubilang tidak apa-apa. Pemilik rumah pertanian yang kukenal memposting di WeChat Moments tadi malam di tengah malam, mengatakan bahwa pembunuhnya telah ditangkap." Yang lain menjawab, mengeluarkan WeChat Moments dan menyerahkannya kepada Orang di sebelah mereka: "Lihat."

Su Yan lebih tinggi dari mereka. Dia menurunkan matanya sedikit dan melihat konten di layar ponsel. Gambar di lingkaran pertemanan adalah adegan pergi ke rumah Zhang Liang untuk mengumpulkan bukti tadi malam. Dia sekarang dapat menjamin bahwa hampir 90% penduduk desa di Desa Daan telah memposting Momen serupa. Tidak ada yang peduli tentang kebenarannya atau apakah pembunuhnya benar-benar Zhang Liang. Yang mereka pedulikan adalah jumlah turis musim panas ini dan pendapatan uang sebenarnya.