- Satu -

338 28 8
                                    

"Rei, kata Airin yang namanya Pak Hans, ganteng banget lho," sahut Yovita sambil berbisik di telinga Reina.

Malu. Hanya mereka berdua senior di sana. Ingatkan Reina, dia masih kesal dengan Yovita.

"Gue gak peduli," balas Reina lalu kembali fokus dengan ponselnya.

"Lo habis kesambet setan dimana? Gue ngomongin cowok ganteng kok responnya gitu? Awas lho pas nanti dia dateng, lo kepincut!"

Reina berdecak pelan tanpa melepaskan pandangan dari ponselnya. Gak akan gue kepincut sama tuh orang!

"Amit-amit kalo sampe kepincut sama cowok macem dia."

"Emang lo udah pernah liat?" tanya Yovita heran.

"Gue sih berharap nggak pernah ketemu orang ini," katanya lagi tak acuh.

"Kak Yovita, kita boleh duduk di sana?" tanya salah satu adik tingkat mereka, yang tiba-tiba muncul di samping Yovita, tiga orang dengan penampilan agak sedikit mencolok.

"Oh. Apa perlu kita yang geser ke dalam?" tanya Reina bersiap untuk bergeser.

"Nggak usah, Kak, kita aja yang di dalam," kata salah seorang lainnya menolak.

Reina dan Yovita kemudian bangkit dari tempat duduknya supaya ketiga gadis itu bisa lewat.

"Gue denger dari Franda, Pak Hans yang bakal ngajar kita tuh ganteng banget. Lo tau kan standar gantengnya Franda?" kata seorang cewek berambut merah menyala, ketika mereka sudah duduk di tempatnya masing-masing.

"Never doubt Franda's standards," kata temannya yang dandanannya sangat tomboy meski rambutnya panjang.

"Pokoknya, kalo emang oke, Sally harus pepet dia!"

Gadis yang Reina yakini bernama Sally, sedari tadi diam dan asyik bermain ponsel. Tidak terganggu sama sekali dengan pernyataan teman-temannya tadi.

"Waaaaaaa...." Riuh sorai orang-orang di dalam kelas tersebut, sontak membuat Reina, Yovita, dan ketiga orang di sampingnya mengarahkan pandangannya ke depan kelas.

Dia. Si pembuat onar kehidupan Reina. Si Evil from Jogja. Matanya langsung menemukan Reina di kelas yang seramai itu dan kebetulan sebagian besar adalah perempuan. Mungkin karena desas desus dosen 'ganteng' sudah merebak di kampusnya.

"Seingat saya, hanya ada 35 mahasiswa yang ikut di kelas saya hari ini. Yang tidak termasuk mahasiswa kelas saya, dipersilahkan untuk keluar!" kata Hans sambil mengarahkan tangannya ke kedua pintu yang ada di depan kelas dan di belakang kelas.

Satu persatu mereka keluar sambil menunjukkan wajah kecewanya. Mata Hans masih terpatri ke gadis berambut hitam, yang notabene adalah Reina. Senyumnya tersungging tipis, ketika ia lihat Reina masih duduk manis di kursinya sambil sesekali berbisik dengan teman sebelahnya.

"Tuh kan, nggak salah si Airin. Beneran ganteng dosen kita. Nggak habis pikir sih, masih muda tapi udah jadi dosen. Mana baik banget lagi keliatannya," bisik Yovita yang tetap tidak di gubris Reina.

"Mari kita mulai pelajaran hari ini," sahut Hans sambil menampilkan slide demi slide di proyektor depan kelas.

***

"Reina," panggil Hans ketika kelasnya selesai dan ia melihat Reina keluar dari kelasnya.

"Ada apa, Pak?" tanyanya dengan nada dan bahasa sesopan mungkin.

"Boleh saya bicara dengan Reina sebentar?" tanya Hans sambil tersenyum ke arah Yovita.

"Silahkan, Pak." Yovita tersenyum malu. "Eh, gue tunggu di kantin ya!" katanya ke arah Reina, lalu bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.

Ternyata Dosen Gue ... || Hyunjin X YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang