- Dua Belas -

262 15 2
                                    

Reina dan Hans masih berdiam diri sambil diawasi oleh sosok di depannya. Sesekali, sosok di depannya menanggapi kalimat-kalimat yang keluar dari mulut kecil di sebelahnya. Dan ketika sosok kecil itu sudah sibuk sendiri dengan dunianya, ia kembali memandang kedua insan ini sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Reina sedikit menggigil, entah karena udara dingin diketinggian atau karena tatapan dari kedua mata di depannya ini. Sungguh, rasanya Reina ingin terjun saja ke bawah. Dia benar-benar takut dengan tatapan menghakimi sosok di depannya.

"Jadi," kata sosok itu akhirnya memecah keheningan di antara mereka. "Apa yang mau lo jelasin, Eleanora Reina Savita?"

"Yov, g-gue." Reina tidak melanjutkan ucapannya, seakan lidahnya diikat supaya tidak mengucapkan sepatah katapun.

"Gue masih nunggu, Rei, atau Pak Hans bisa jelasin?" Atensinya kini beralih ke sosok yang ada di sebelah Reina.

"Kita bicarain ini sambil minum kopi bisa, Yovita?" tanya Hans sambil tersenyum santai.

"Kalo nunggu sampe nanti, saya bisa mati penasaran, Pak."

"Yov, gue minta maaf. Gue tahu kalo gue temen yang jahat banget sama lo, sampe-sampe harus ngerahasiain hal ini sama lo."

"Rei, gue nggak butuh cerita lo dari awal sampe akhir, gue cuma butuh garis besarnya. Ayolah, Rei! Masa lo nggak bisa ngerangkum semua? Lo kan lebih pinter dari gue," kata Yovita yang mulai tak sabar.

"Sorry, Yov," cicitnya sambil masih menundukkan kepalanya.

"Gue bener-bener bingung sama lo, Rei. Gue kayak berhadapan, bukan sama Reina yang gue kenal tahu. Pantesan aja, selama ini lo nggak mau kalo Yudhi deketin lo."

"Yudhi siapa?" tanya Hans tiba-tiba ketika pendengarannya menangkap nama asing.

"Diem dulu!" sahut Reina ke arah Hans yang membuat lelaki itu terdiam menutup mulutnya.

"Waw, udah bucin banget ternyata ya," ledek Yovita ketika melihat pemandangan di hadapannya itu. "Rei, gue nggak tahu apa alesan lo, tapi bisa nggak kalo lo ngejauh dulu? Gue nggak mau lo dapet cap jelek di kampus. Masih untung lo ketemu gue di sini, coba lo ketemu sama anak resek macem Sally sama gengnya. Lo bisa apa coba?"

"Tapi gue nggak bisa, Yov."

"Oh My God, Rei. Lo bener-bener udah cinta banget sama Pak Hans?"

Reina mendelik tak percaya dengan kesimpulan yang dilontarkan sahabatnya itu barusan. "Siapa yang bilang gue cinta sama dia?"

"Itu buktinya, lo nggak bisa pisah. Seenggaknya tahan sampe lulus. Habis lulus, gue nggak peduli deh."

"Masalahnya Yov, gue sama dia udah nikah," kata Reina yang membuat Yovita terdiam sesaat.

"Hahahahaha... Lo mabok naik bianglala?" Yovita tertawa tak percaya.

"Kita beneran udah nikah, Yov. Beberapa bulan lalu," kali ini Hans yang berbicara meyakinkan Yovita.

"Terima kasih, keluarnya hati-hati ya!" sahut petugas yang sudah membuka pintu bianglala mereka.

Mau tak mau, mereka akhirnya satu per satu turun. Dan sedikit menjauh dari area bialala tersebut.

"Besok, gue mau lo ke rumah gue ya, Rei. Gue butuh penjelasan panjang dari lo!" kata Yovita lalu pergi mengajak keponakannya menuju tempat keluarga mereka menunggu.

"Na, temen kamu serem banget sih?"

"Hans, aku perlu bikin surat wasiat nggak?" tanyanya sambil memandang suami yang ada di sebelahnya.

Ternyata Dosen Gue ... || Hyunjin X YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang