- Enam -

143 15 0
                                    

"Yah, nggak bisa gitu dong!" Reina akhirnya membuka suara, ketika mereka sudah sampai di rumah.

"Kamu nggak mau kalo harus pindah kampus, kan? Ya ini satu-satunya cara, lagipula kita yakin kok, Hans bisa jagain kamu."

"Tapi aku kan udah gede, aku bisa jaga diri aku sendiri."

"Tapi kamu pernah hampir celaka, Na. Kalo kemarin nggak ada Hans di sana, Ayah nggak tahu apa yang udah terjadi sama kamu," kata Ayahnya lagi.

Reina langsung menatap Reihan yang hanya menundukkan kepalanya. "Kak, kok kamu bohong sama aku?"

"Pokoknya, kamu nggak usah khawatir. Untuk urusan dokumen segala macem, udah Ibu dan Mamanya Hans yang urus, kalian tinggal MRT dan ikut Kanonik saja," kata Ibunya menjelaskan.

"Aku nggak mau, Bu. Kenapa harus nikah sih? Apa nggak ada cara lain? Ini tuh alesannya konyol banget. Pokoknya aku nggak mau! Besok aku pulang ke Jakarta!" Tanpa menunggu jawaban, Reina langsung berlari menuju kamarnya.

"Na.. Nana!" sahut ibunya yang tidak diindahkan Reina.

"Udah Bu tenang aja, nanti kita cari jalan keluarnya," kata sang suami menenangkan istrinya tersebut.



***


Reina terbangun dari tidurnya, ia mengecek jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 6 pagi. Hari ini, ia sudah memantapkan hati untuk kembali ke Jakarta. Ia tidak ingin menikah, apalagi kalau suaminya adalah Hans. Namun, ketika Reina ingin keluar dari kamarnya, ternyata pintu sudah terkunci dari luar.

"Ibu... Ayah... Kak Reihan..." panggil Reina sambil menggedor pintu kamarnya.

Hening.

Reina masih menggedor sambil menaik turunkan knop pintunya, berusaha untuk membuka benda yang menjadi penghalangnya kini.

"Kenapa Na?" Terdengar suara Reihan, yang juga mencoba membuka pintu kamar Reina.

"Nggak ngerti, ini kenapa pintu aku nggak bisa dibuka?"

"Itu sengaja Ayah yang kunci," kata Ayahnya yang tiba-tiba muncul dibelakang Reihan.

"Yah, nggak gini caranya," protes Reihan.

"Ini satu-satunya cara biar adik kamu nggak pergi ke Jakarta."

"Kak.. Keluarin aku dari sini," kata Reina sambil menggedor pintu kamarnya terus-menerus.

"Ayah akan buka kalau kamu nurut untuk nikah sama Hans," kata Ayahnya lalu pergi masuk kembali ke dalam kamar.

Reihan tidak habis pikir, tidak biasanya sang Ayah keras seperti ini. Meskipun memang Ayahnya orang yang tegas, namun tidak akan pernah sampai mengurung mereka di kamar.

"Kak," panggil Reina sambil terisak.

"Kamu sabar ya, nanti aku cari cara untuk ngeluarin kamu."

"Kak, kenapa sih harus nikah? Kakak kan juga tahu gimana Hans, gimana player-nya dia suka gonta ganti cewek. Aku nggak mau, Kak."

"Kakak tahu, Na. Tapi Hans bener-bener suka sama kamu."

"Kakak satu-satunya orang yang aku percaya, kenapa kamu juga kaya gini ke aku?" tanya Reina masih tak percaya.

"Pokoknya kamu tunggu aja, nanti aku cari cara untuk ngeluarin kamu."

Reihan lalu pergi meninggalkan kamar Reina, memutar otak bagaimana cara mengeluarkan adiknya dari sana. Karena tidak mungkin ia harus mendobrak pintunya, bisa-bisa ia juga terkena masalah dengan Ayahnya.

Ternyata Dosen Gue ... || Hyunjin X YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang