peperangan

126 7 0
                                    

Hai pembaca setia ku...
Maaf jika lama update ya...
Soalnya ini kan cerita karya dari otak ku sendiri...dan aku juga penulis pemula.

Aku menemukan jalan buntu buat nerusin cerita dan nggak mood sekali buat nulis lanjutan😅 mau sad ending atau happy ending.

Apakah cerita nya masih menarik?
Mohon berikan komentar..beri VOTE  nya ya jangan cuma baca aja🤣🤣

Makasih🤗
Warning typo bertebaran!!!!
-------------#-------------------

Ayana tidur seperti biasa. Ia juga membutuhkan istirahat karena energi yang ia pakai saat latihan terlalu banyak.

"Maafkan aku mate, I love you".. sebuah kata kata yang membuat dirinya bangun seketika.

Ayana langsung teringat mate nya, Bryan. Mengapa seolah mimpi itu adalah ucapan Bryan untuknya. Apakah ia dalam bahaya. Tidak. Mungkin itu hanya perasaannya saja.

"Ayana, ratu memanggilmu kekamar nya". Ucap wizz

"Baiklah tunggu sebentar". Balas ayana

----------------##-----------------

"Ibu, ada apa memanggilku? Apa ibu perlu sesuatu?" Tanya Ayana

"Mendekatlah.". ucap ibu ratu menepuk kasur agar Ayana duduk disampingnya.

Ayana berjalan mendekat. Memandang wajah ratu yang terlihat begitu cantik

"Apakah kau betah disini?"

"Sejujur nya ya tapi -"

"Tapi kau ingin kembali ke matemu?" Sambung ibu ratu

"Ya ibu, aku tidak bisa hidup tanpa mateku."

Ibu ratu tersenyum mendengar ucapan Ayana. Ia ingin Ayana menjadi penerus keluarga nya tapi ia juga tak bisa mencegah Ayana kembali pada mate nya

"Kau bisa membantu mate mu dalam peperangan nanti. Tapi kau juga harus hati hati. Kau belum lulus ujian bukan?"

Iya Bu, sedikit lagi Ayana selesai. Apakah ayana bisa keluar?

"Wizz dan para penyihir lainnya akan membantu mu tapi kau harus cepat kembali lagi."

'Terimakasih ibu. Ayana sayaaangg sama ibu." Ucap Ayana memeluk ibu ratu.

"Nanti wizz akan menunjukkan cara nya"

"Baik Bu."

-----------------------------------------------------

Malam ini bulan purnama. Sebentar lagi akan terjadi pertempuran. Kekuatan semua makhluk immortal akan semakin kuat saat bulan purnama. Dimana kawanan vampire dan Rogue  sudah bersiap akan menyerang pack.

Bryan, Axel, Aston serta alpha lainnya   sudah siap melakukan peperangan. Mereka semua sudah berubah wujud.  Alex memimpin. Ia terlihat gagah. Alex menatap teman teman serta warga packnya. Ia memberikan sedikit pidato sebelum peperangan dimulai.

"Wahai para alpha dan warga pack. Malam ini kita akan berperang. Tapi kita bukan berperang hanya dengan bangsa werewolf tapi juga si penghisap darah yaitu vampire. Kerahkan semua kekuatan kalian dan sebisa mungkin jangan sampai terluka." Ucap alex

"Siap alpha". Ucap semua nya
"Seraaaaaaaanngggggg!!!"
Ucap alex

Alex serta alpha lain menyerang siapapun tanpa ampun.
Peperangan terjadi dengan sengit. Tidak mudah melawan bangsa vampire.

Alex sudah banyak membunuh para Rogue dan vampire. Ia gesit melawan musuh musuhnya. Membantu anggota pack yang sedang kesulitan.

Ia melihat sekeliling. Tinggal sedikit lagi pasukan musuh akan habis. Tapi tiba tiba seorang vampire menusuk pisau kearah Alex.

Darah mengalir dari tubuhnya. Tapi luka tersebut tidak cepat sembuh. Wolfsbane. Pisau itu dilumuri wolfsbane.

Alex jatuh tersungkur. Axel yang berada dekat Alex ingin segera menolong tapi terhalang oleh para Rogue.

"Hahhhhhh hahhhhh".suara nafas terengah Alex. Inikah takdirnya.
Bayangan mate nya seakan muncul. Kerinduannya ingin bertemu. Tapi mungkin ia memang harus jadi pecundang,tak bisa menepati janjinya.

"Alpha..alpha.. bertahanlah".. ucap beta Rio yang segera menghampiri sang alpha

Alex mengaum pilu.

Pertempuran dimenangkan oleh mereka.

Singkat cerita saat Alex sedang terluka. Mereka kedatangan bala bantuan. Sang Luna dan para penyihir putih datang. Mereka semua menyingkirkan musuh mereka dengan cepat.

"Alex. Bertahanlah mate.!" Ucap lili

Mate". Akhirnya kita bisa bertemu. Maafkan aku."

"Tidak mate. Bertahanlah. Aku akan berubah menjadi Ayana. Ia akan membantumu. Kau juga harus berubah jadi bryan"

Alex hanya mengangguk.. segera ia kembali wujud menjadi Bryan. Rio, Axel dan Aston membopong Bryan kembali ke pack. Lili menyusul.

Sesampai nya di pack. Ayana sudah bersiap akan menyembuhkan Bryan

"Bry. Kau harus bertahan." Ucap Ayana

Hemm".. bryan tersenyum. Ia terus menatap Ayana yang terus khawatir.

Ayana mulai mencabut pisau itu. Untung saja ia setengah penyihir. Jadi efek wolfsbane tidak berdampak buruk padanya.

Pisau sudah di cabut. Darah masih saja mengalir dari luka nya. Ayana tidak tau harus berbuat apa. Ia mendekatkan kedua tangannya menutupi luka Bryan. Ia berdoa pada moongoddes agar dapat menyembuhkan Bryan, mate nya

"Oh moongoddes, aku mohon berilah aku kekuatanmu." Ucap Ayana dalam hati.

Tubuh Ayana mengeluarkan cahaya menyilaukan.. rambutnya menjadi panjang dan berkilau.

Semua orang tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi. Tapi luka Bryan  perlahan lahan mulai sembuh. Inikah kekuatan moongoddes?

Sungguh ini luar biasa. Tak hanya luka Bryan. Tapi luka seluruh warga pack berangsur sembuh akibat cahaya itu.

Cahaya nya berangsur pudar. Seluruh warga pack bersujud akan anugrah sang Dewi.

Bryan memandang kagum pada mate nya.

"Syukurlah lukamu sembuh mate." Ucap Ayana senang

"Terimakasih mate..aku merindukanmu." Ucap Bryan segera memeluk ayana

"Aku juga bry. Sangat merindukanmu."

Nah readers segitu dulu aja ya
Gimana gimana.
Bryan dan Ayana ketemu lagi nih...


Alpha MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang