7

9.7K 663 9
                                    

Pemulihan tangan Kaynara terbilang cukup cepat. Buktinya dia sudah bisa beraktifitas meskipun belum sepenuhnya pulih. Adakalanya tangannya itu terasa sakit yang artinya dia harus segera minum obat.

Teman-teman Kaynara setia menemani dan membantunya untuk melakukan suatu hal. Ketika merasa Kaynara jenuh, mereka akan mengajaknya pergi ke mall meskipun hanya melihat-lihat barang yang lucu.

"Kay, nanti pulang sekolah kita nonton yuk?" ajak Evelyn saat jam istirahat.

"Nonton film apa?" Kaynara bertanya balik.

"Horror aja. Biar seru," kata Novi menimpali.

Kaynara berpikir sejenak. Lalu terbesit rencananya untuk membuat Evelyn dan Revan semakin dekat. Jadilah ia menyetujui ajakan itu.

"Tapi gue ajak Revan ngga apa-apa, kan?"

"Duh ngapain sih? Girls time dong, Kay," kata Evelyn.

"Lo kan tau sendiri sejak gue sakit, bokap nyokap tuh minta gue buat ngga jauh-jauh dari Revan. Kalo gue mau pergi, ya dia harus ikut."

Mereka terdiam sejenak. Hanyut dalam pikirannya masing-masing.

"Boleh ya, Guys? Gue gak akan boleh pergi tanpa dia." Kaynara memasang wajah melasnya yang membuat sahabat-sahabatnya itu setuju.

Semoga saja, Revan dan Evelyn bisa segera berpacaran. Hati Kaynara terus saja berbicara seperti itu.

Kaynara terlihat sekali ingin menjodohkan mereka berdua. Sepanjang perjalanan, di mall, bahkan di dalam bioskop pun, dia meminta Revan untuk duduk di sebelah Evelyn. Tentu saja Revan senang. Tidak tahu bagaimana Evelyn.

Setelah film selesai, mereka memutuskan untuk makan dulu di sebuah restoran cepat saji yang ada di mall tersebut. Kaynara duduk di sebelah Revan, Evelyn dan Novi duduk bersebelahan dengan Evelyn bersebrangan dengan Revan.

"Eh, besok temenin gue cari buku yuk?" ajak Evelyn.

"Gue ngga bisa, Eve. Besok kan nyokap gue ulang tahun," jawab Novi.

"Gue juga ngga bisa. Ada tugas susulan yang harus dikerjain," kata Kaynara yang tentu saja jawabannya bohong. "Revan kayanya bisa temenin. Iya, 'kan?"

"Um.. bisa kok."

"Nah, sama Revan aja. Sekalian jemput Evelyn aja besok pagi, Van. Jadi dia ngga perlu bawa motor sendiri."

"Eh, ngga usah. Gue bisa berangkat sendiri kok. Lagian Revan kan harus jemput elo, Kay."

"Besok bokap yang nganterin gue. Maklum sebentar lagi kan orang tua gue mau pergi lama, jadinya mau manjain anaknya dulu."

"Emang iya, Kay?"

Pertanyaan Revan barusan membuat Kaynara mendelik kesal, lalu menginjak kaki Revan.

"Iya, Revan. Kan elu juga tau."

"O-oh iya. Lupa." Revan menanggapi sambil meringis kesakitan.

                                ••

Hari-hari berlalu. Kedekatan Evelyn dan Revan sudah berkembang jauh. Keduanya tak segan berjalan berdampingan saat pergi ke sekolah. Sampai-sampai ada yang mengatakan kalau posisi Kaynara tergantikan oleh Evelyn.

"Tadi berangkat sama siapa?" Tiba-tiba saja Revan datang dengan raut wajah emosi.

"Sendiri. Kenapa?"

"Emang ngga bisa nunggu gue?"

"Nunggu gimana? Kan lo sama Evelyn. Ya telat lah gue entar."

"Jangan pake alasan Evelyn buat ngga bareng gue, Kay. Lo itu tanggung jawab gue."

Kaynara tertawa kecil. "Lebay lo ah. Udah sana duduk, bentar lagi bel."

"Gue serius, Kay! Seja---"

"Kay, nanti pulang bareng gue yuk." Rafli datang dan mengajak dengan santai hingga membuat omongan Revan terhenti.

"Boleh."

"Boleh? Kay!"

"Tapi nanti anterin gue beli bola basket dulu ngga apa-apa, kan?"

"Ngga apa-apa banget dong."

"Oke. See you."

Keduanya mengobrol seolah tak memperdulikan Revan di sebelahnya.

"Kay, lo kan pulang sama gue."

"Ya ngga usah. Lo ngga denger tadi Rafli ngajak gue bareng?"

"Nggak! Pokoknya lo pulang bareng gue."

"Apaan sih? Lagian lo sama Evelyn juga kan? Kenapa jadi ngeribetin gue?"

"Kaynara gendut, pokoknya lo bareng gue. Titik!"

"Ngga usah lebay deh, Van. Gue mau pulang sama Rafli. Titik!"

"Astaga. Kalian nih, pagi-pagi udah berantem aja. Ngga capek apa?" kata Novi yang baru saja sampai.

"Gimana ngga berantem? Liat nih sahabat lo. Masa lebih milih pulang bareng sama Rafli dibanding gue?"

"Terus masalahnya apa?" tanya Novi santai.

"Ye! Ya ngga bisalah. Dia kan tanggung jawab gue."

"Tanggung jawab atau lo cemburu liat Kaynara jalan sama Rafli?"

Si Gendut dan Si CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang