11

9.5K 590 8
                                    

Entah sudah berapa lama lelaki yang sedang duduk di meja kerjanya ini senyam-senyum sendiri sambil memainkan ponselnya. Ia persis seperti anak muda yang sedang mabuk kepayang.

"Kenapa lo, Van?" tanya seorang pria bernama Desta.

Revan terkekeh lalu menggeleng. "Lucu aja."

"Lagi chattingan sama cewek lo ya?"

Revan hanya mengangkat kedua alisnya pertanda mengiyakan pertanyaan Desta tadi.

Siapa lagi pelaku yang membuat Revan seperti itu selain Kaynara. Mungkin karena mereka pernah dekat, jadi ketika bertemu sekarang pun, mereka sudah seperti biasa saja.

Sebenarnya alasan Kaynara menyembunyikan identitasnya bukan tanpa alasan. Ketika berada di Jogja, ia sempat mendengar dari seseorang jika Evelyn mengatakan yang tidak-tidak dan ternyata tidak tulus berteman dengannya. Ada yang mengatakan pula bahwa Evelyn pun memanfaatkannya agar bisa berkencan dengan Revan. Selain itu ada satu misi juga yang ingin dibuktikan oleh Kaynara sendiri. Biar waktu yang akan membuktikan.

Kaynara kini bisa dibilang sudah menjadi seorang wanita karier yang sukses. Berkat kepintarannya, ia berhasil bekerja di Kementrian Luar Negeri di Jakarta. Sebenarnya ia sudah tinggal di Jakarta lagi sejak diterima kerja di kantornya. Tetapi, ia memutuskan untuk tidak pulang ke rumahnya dan memilih menyewa rumah kecil untuknya.

"Nara..." Begitulah Kaynara dipanggil di kantornya. "...kok belum pulang?" tanya seorang pria bernama Rivaldo.

"Ini mau pulang kok, Mas."

"Udah makan?"

Kaynara hanya menggeleng.

"Ayo makan sama saya."

"Boleh deh, Mas."

Memang keduanya tengah dekat belakangan ini. Maklum mereka masih sama-sama sendiri.

Rivaldo yang akrab dipanggil Aldo itu menaruh hati pada Kaynara. Dia terlihat sekali ingin berkencan dengannya. Pernah sekali waktu, ia melamar gadis itu, tapi Kaynara menolak dengan alasan ingin fokus dulu dengan kariernya.

"Nasi goreng plus telor mata sapi setengah matang dan selada. Itu kan yang kamu mau?" Dengan sekali tebak, Aldo sudah tau apa yang ingin dimakan oleh Kaynara jika pergi ke restoran ini.

Kaynara terkekeh kemudian mengangguk. "Bener banget. Dan mas pasti bakal pesen nasi putih sama udang sama manis. Iya kan?"

Sang pelayan yang sedang memegang buku menunya, ikut tersenyum melihatnya. Mereka berdua merupakan pelanggan yang cukup sering datang kesini. Menu yang dipesan pun, jarang sekali mereka ubah.

Beberapa saat kemudian, makanan datang. Sambil mengobrol dan sesekali menyelipkan pekerjaan, mereka menikmati sajian itu.

"Hmm... Ra? Kamu udah siap sama jawaban kamu belum?" Tiba-tiba saja Aldo bertanya.

"Jawaban apa?" Bodoh. Itu pertanyaan bodoh sebenarnya. Kaynara tentu tau apa maksud Aldo barusan. Hanya saja, ia belum siap dengan balasan atas pernyataan cinta Aldo.

"Tentang per----"

"Mas, sorry. Aku ke toilet dulu sebentar ya."

Kaynara buru-buru pergi ke toilet untuk menghindari itu. Sebenarnya tidak baik, tapi dia tidak tega melihat reaksi Aldo yang akan ditolaknya.

"Loh Ar---"

"Mas Revan! Tolong tolong! Tolong saya."

"Kenapa???" Lelaki yang tak lain adalah Revan itu ikut panik melihat reaksi Kaynara. Padahal ia tak sengaja melihatnya setelah membeli kopi.

Si Gendut dan Si CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang