24

6.3K 324 2
                                    

Hari bahagiapun tiba.

Hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Revan dan Kaynara. Semua berkumpul di satu tempat untuk menyaksikan kedua sejoli ini dipersatukan oleh ikatan suci pernikahan. Tak banyak yang mereka undang. Hanya keluarga dan teman-teman terdekat mereka saja. Keduanya sepakat ingin membuat intimate wedding agar makin terasa khidmatnya.

Rafli, Novi, Tio, juga diundang. Rafli adalah orang yang paling sibuk disini karena ia lah yang membantu Revan dan Kaynara mencari wedding organizer.

"Tegang, Van?" tanya Rafli.

Dengan tegas Revan mengangguk mengiyakan. "Banget."

"Mau gue gantiin ngga? Jadi gue yang nikah sama Kaynara."

Raut wajah Revan menegang.

"Bercanda. Serius banget lo," kata Rafli seraya tertawa.

"Kalo gue salah gimana ya?"

"Ngga mungkin. Orang kalo udah cinta mah, ngga bakal salah sebut."

Belum sempat Revan merespon, ia sudah dipanggil oleh tim untuk segera masuk ke area pernikahan untuk melaksanakan akad nikah.

Revan mengenakan setelan basecap putih, juga dengan peci putihnya. Ia berjalan diantar oleh Rafli yang juga tak kalah tampan. Kemudian ia dipersilahkan duduk di tempat yang disediakan. Di depannya, sudah ada ayah Kaynara. Ya, meskipun Kaynara membenci ayahnya sendiri, tapi pernikahan tidak bisa berjalan tanpa beliau.

"Saya ngga sangka orang yang duduk di depan saya, itu bakal kamu, Van," ucap ayah Kaynara.

Revan terkekeh. "Iya, Om."

"Saya harap kamu bisa jaga Kaynara. Jangan seperti saya."

"Terima kasih sudah percaya sama Revan, Om."

"Kita bisa mulai sekarang, Pak?" tanya penghulu.

"Siap, Van?"

"Siap sekali."

Ijab kabul berlangsung dengan sangat lancar. Revan tak melupakan satu patah katapun. Semua kalimat yang sudah diajarkan keluar dengan mulus dari mulutnya. Perasaan campur aduk dirasakan olehnya bahkan semua orang di tempat ini.

Tiba saatnya Revan menyambut Kaynara. Ia sangat tidak sabar melihat wanita yang kini sudah menjadi istrinya itu. Sudah seminggu ia tak bertemu karena tradisi pingitan.

Perlahan pintu dibuka, keluarlah Kaynara menggunakan kebaya putih bernuansa modern. Lengkap dengan sanggul melatinya. Dia sangat terlihat cantik. Padahal riasannya tidak begitu mencolok atas permintaan Kaynara sendiri.

Tak terasa air mata Revan menetes ketika melihat wanita yang tercinta berjalan menghampirinya dengan senyuman. Ketika tepat di depan Revan, Kaynara mengusap air mata suaminya itu.

"Kenapa nangis?"

"Kamu cantik banget."

Revan meminta Kaynara untuk merangkul lengannya. Mereka berjalan bergandengan menuju pelaminan bersama.

Sungguh. Moment yang sangat membahagiakan untuk keduanya. Menjalani prosesi adat yang diimpikan, rasanya senang sekali.

Di malam hari mereka mengadakan resepsi pernikahan. Tema rose Quartz dan Serenity mereka pilih. Tamu undangan berdatangan. Dengan senyuman yang tak pernah luntur, mereka menyambutnya.

Setelah selesai, mereka kembali pulang. Rumah Kaynara yang mereka pilih untuk tinggal karena tidak ada ayah ibunya yang tinggal disitu.

"Aku bersih-bersih duluan ya?" kata Kaynara.

Si Gendut dan Si CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang