Bimbang dan Pembuktian

6K 77 7
                                    

Keadaan ruang tamu siang itu terbilang sedikit ramai dengan kesibukan dari masing-masing individu. Dibantu Andri, Shani sibuk mengemas barang bawaannya untuk dia bawa pulang hari ini, sedangkan papa dan mamanya sibuk bersiap untuk mendatangi acara yang kemarin telah diumumkan dan diselenggarakan oleh RT setempat hari ini, entah keperluannya apa.

"Mau pulang sekarang, dek ?"

"Iya, pah, takut macet kalo kemaleman"

"Oh. Yaudah deh. Hati-hati di jalan ya"

"Papa juga. Oh, iya, lain kali kalo ada cuti lagi aku coba ajak Johan juga kesini"

"Udah, pah ?" Dari arah belakang muncul mama Shani yang sudah rapi berpakaian hendak berpergian mengunjungi undangan yang telah diterima dari Pak RT.

"Yuk. Kita berangkat dulu ya. Nanti kabarin aja kalo kalian mau berangkat"

"Pasti kok, pah"

"Kalo gitu kita pergi dulu"

"Hati-hati"

Sepeninggalan kedua orang tuanya, Shani membalik badan hendak kembali mengemas barang bawaannya namun hal mengejutkan terjadi setelah itu, dimana Andri secara tiba-tiba mencengkram pundaknya dari belakang lalu dirinya ditarik untuk bersandar di dada.

"Jogja panas banget. Non Shani gak gerah ?"

"Dikit sih"

"Saya bantu ya..."

Jari jemari Andri begitu terampil dalam melepas satu per satu kemeja putih sang majikan yang beberapa menit lalu dipakai lantaran baru selesai mandi dan bersiap untuk pergi, dan kini Andri mencoba melucutinya.

Setelah kejadian 2 hari yang lalu, Shani tidak lagi memprotes atau marah atas tindakan tidak sopan yang Andri lakukan padanya. Entah mengapa, kini pelecehan yang dia terima terasa biasa saja.

"Aku baru mandi loh"

"Sekarang giliran mandi keringat sama saya hihihi..."

"Haishh... Kontol kamu ini gada capeknya apa ? Pengennya ngewe terus"

"Maklum, udah ketagihan sama memek Non Shani jadinya gini deh hehe..."

"Huft.. Buruan tapi ya ? Waktu kita mempet soalnya"

"Tenang aja, non. Aman"

Dirasa puas atas jawaban tersebut, lantas Shani membiarkan Andri melucuti kemeja putih bersih miliknya, menyisakan bra yang tak lama Andri lepas setelahnya, membuat Shani kini benar-benar telanjang dada. Andri meremas lembut payudara Shani dari belakang sesekali memilin puting lunak yang buatnya gemas. Shani hanya bisa diam sembari menggigit bibir bawahnya menikmati setiap remasan yang diterimanya.

"Perlu digedein dikit sih ini biar bisa buat jepit"

"Jepit apa ?"

"Kontol saya lah, non"

"Emang ada yang kaya gitu ?"

"Coba dulu sini, biar saya praktekin"

Shani langsung berlutut dan mendekatkan buah dada ke penis Andri lalu berinisiatif melepas rudal itu dari sangkarnya hingga kini terpampang jelas didepan mata. Dengan arahan Andri, Shani menempelkan penis sang driver kemudian coba dia jepit menggunakan payudaranya namun tak dapat mencangkup semua sebab ukuran yang Shani miliki tidak masuk dalam kategori besar bahkan sedang sekalipun.

"Gini ?"

"Iya"

"Gak cukup"

"Kekecilan, non. Hahaha.. Tapi gapapa kok, lanjutin aja. Bikin saya keluar pake cara itu"

Angel FallingWhere stories live. Discover now