Hari yang dinanti

5.4K 89 51
                                    

Hentakan pinggul bertempo pelan yang sengaja Johan lakukan guna memperintens hubungan badan membuat Shani semakin bergairah. Sembari menunjukkan ekspresi melas, Shani memegangi pipi kiri Johan, menatapnya begitu dalam seiring hentakan itu berlangsung. Posisi seks Face to Face menjadi pilihan mereka. Keduanya merasakan getaran cinta yang sama sebab sudah terhitung lama mereka tidak memadu kasih seintens ini.

"Kerasa, gak?" Tanya Johan.

"Huum.. Mentok, sayang"

"Enak?"

"Enak sih tapi, kapan giliranku goyang?"

"Bahasa kamu, Shan, mesum banget"

"Hehe.. Gapapalah. Lagian cuma kamu doang yang tau"

"Iya sih. Emm.. jadi mau gantian nih?"

"Iya. Kamu diem aja gausah banyak gerak, biar aku yang dominasi kamu"

"Okay"

Setelah disetujui Johan, kini Shani memegang kendali penuh atas permainan yang tengah berlangsung. Masih diposisi yang sama yaitu berada di pangkuan suaminya, Shani mulai menggerakan pantat naik turun sembari mengalungkan kedua lengan di leher Johan. Terciptanya bunyi dari pantat yang menghentak cukup kencang terdengar begitu bergairah sehingga Johan langsung meremas pantat sekal milik istrinya itu.

"Aahhh.. Saayanngg.. Uughhh..."

Sadar jika suaminya telah menyalahi aturan yang baru saja dia buat, Shani pun memprotes tindakan Johan yang menempatkan tangan di pantatnya.

"Hei.."

"Hah?"

"I told you before, i will take of everything. So just lay back..." Shani menggantung ucapannya, kemudian mendorong Johan cukup kuat hingga suaminya itu dibuat tidur terlentang. Setelah mengambil ancang-ancang dengan menaikan pantatnya cukup tinggi...
"And enjoy... Aahhhhh...."

Jleb...
Shani menurunkan pantatnya dengan kecepatan tinggi sehingga penis suaminya menancap jauh di dalam vagina bahkan berhasil menyentuh dinding rahim. Permainan pun dilanjut saat itu juga dengan Shani yang kini berada di atas sebagai pemegang kendali.

"Shaann... Aaahhhhhh uhhhhhh.. Enak banget..."

Seringai licik muncul begitu mendengar desahan Johan yang kenikmatan dibuatnya. Bagi Shani, hanya sekedar melakukan penetrasi liar tidaklah cukup, maka dari itu dia menekan atau lebih tepatnya mengunci kedua pergelangan Johan di atas ranjang guna merealisasikan permainan hebat yang hendak dia lakukan..

Plok.. Plok.. Plokk.. Plokkkk....

"Aahhh ahhh ahhhh aahhhh ahhhhh... Sayaaang... aahhhhh..."

Johan amat sangat tersiksa dengan adanya kuncian Shani. Dia tidak dapat bergerak bebas ketika otot-otot vagina menjepit penisnya dengan cukup kuat di dalam sana. Saat hendak melakukan pemberontakan, Shani semakin menekan kedua pergelangannya sehingga tindakannya itu berhasil digagalkan.

"Jangan pikir aku bakal lepasin kamu"

"Kamu bikin aku gila, Shan"

"Itu tujuanku. Kamu memang pantes buat aku hukum"

Sial... Batin Johan.

Kegiatan memadu kasih yang mereka lakukan malam ini memakan waktu yang lumayan lama dibandingkan dengan semua kegiatan yang telah mereka lakukan selama menikah. Baik Shani maupun Johan merasa sangat puas setelah keduanya mencapai puncak klimaks berkali-kali. Kini hanya tersisa ronde terakhir sebelum mereka menyudahi semuanya. Seakan kejadian di tengah permainan kembali terulang ketika menerapkan posisi seks Face to Face, Shani tidak berhenti memandangi wajah tampan sang suami. Dia merangkum pipi Johan sambil menyatukan keningnya lalu mengucapkan sebuah kalimat yang berhasil membuat Johan terpaku beberapa saat setelah mendengarnya...

Angel FallingWhere stories live. Discover now