Halangan (1)

5.1K 121 22
                                    

"Selamat ya atas kehamilan istrimu"

"Ve, come on. Jangan gini.."

"Apa? Mau kita gini terus gada kejelasan? Capek aku, Han.."

Merasa terpojok karena memang itulah kebenarannya, Johan hanya bisa menunduk setelah Veranda meluapkan kekesalan yang mendiami hati semenjak mengetahui kehamilan Shani. Bukan hanya itu, kekesalan Veranda juga dipicu oleh rasa bimbang pada diri Johan dalam memilih dua wanita yang sama-sama dia sayangi.

Memandang penuh dengan penyesalan, Johan coba menggapai pipi wanita cantik yang merupakan simpanannya itu dengan tujuan menenangkan suasana hati sang kekasih. Berhasil merangkum pipi, seketika itu juga tangan Johan langsung ditepis. Veranda muak dengan sifat labil Johan selama ini. Dia merasa hanya dimanfaatkan. Ketulusan yang Johan katakan padanya tidak benar-benar diberikan sepenuh hati.

"Bodoh banget aku ngarep sama orang yang udah punya istri"

"Maaf.."

"Aku tau, selama ini aku cuma kamu jadiin pelampiasan kamu pas bosen sama istrimu!"

"Hei! Siapa bilang? Gada yang kaya gitu!"

"Oh, ya? Buktinya kamu gak bener-bener manfaatin waktu yang udah aku kasih dengan baik. Udah aku kasih kesempatan lama loh, tapi masih kamu sia-siain"

"Ve, gak gamp.."

"HARUSNYA KAMU LEBIH CEPET SADAR BUAT MILIH KEPUTUSAN BIAR AKU GAK BERHARAP TERUS SAMA KAMU, JOHAN!"

Suara Veranda meninggi, memantul ke sana kemari dalam ruangan apartemen, menjadikan situasi kian mengeruh. Veranda kembali mengungkit tentang kejadian lama kala itu tepatnya pada 1 tahun yang lalu, dimana dia dan Johan membuat sebuah janji. Janji tersebut berupa penundaan keturunan yang harus Johan setujui jika sungguh ingin menjalin hubungan dengannya agar tidak memberatkan sebelah pihak, percaya hal itu akan lebih memudahkan Johan dalam memilih satu diantara dua wanita yang disayangi. Setelah menyetujui, Johan benar-benar menjalankan tugas seperti yang Veranda minta. Itu sebabnya hampir di setiap berhubungan badan dengan Shani, Johan selalu memakai pengaman. Dia baru menyudahi pemakaian kondom ketika Shani menerapkan program kehamilan yang memakan waktu hingga 2 mingguan, lalu menggantinya dengan mengonsumsi obat racikan khusus yang dapat membuat spermanya tidak berpontensi tumbuh menjadi janin tanpa sepengetahuan Shani. Kini semuanya menjadi jelas, mengapa upaya Johan selama setahun terakhir dalam membuahi Shani selalu gagal dan tidak menemui titik terang yang diinginkan oleh sang istri berserta keluarga besarnya.

"So, we ends like this?"

"Ya. Gada lagi yang perlu kita perjuangin"

Sosok Veranda begitu berarti baginya, lantaran wanita karir itu selalu menemaninya setiap kali dia menghadiri kunjungan di luar kota. Johan tidak memiliki keberanian, mengingat telah banyak memori indah yang dia simpan selama ini. Jika memilih untuk bertahan, penderitaan mungkin akan berlaku pada Veranda. Johan tidak mau membuat Veranda terpuruk karenanya seperti Shani yang justru dia beri luka.

"Gada yang perlu kita perjuangin? Mama kamu?"

"Mulai detik ini, biar aku sendiri yang biayain pengobatan Mamaku. Semua uang kamu yang aku simpen nanti aku balikin"

"Ngapain? Buat apa dibalikin? Aku gak butuh"

"Apalagi aku?"

"Ve, jangan gitu. Itu buat Mama kamu"

"Kamu pikir aku gak bisa nyari uang sendiri?"

"Come, on. Aku gak masalah kita udahan kaya gini, aku bakal terima, tapi aku mohon jangan balikin uangku. Itu buat biaya pengobatan Mama kamu"

Angel FallingWhere stories live. Discover now