Jio yang lemot

200 15 0
                                    

Annyeong!!!
Hai aku mau kasih tau yang udah pernah baca ceritaku tolong baca ulang dari prolognya. Soalnya aku ubah 100% karna prolog yg sekarang lebih nyambung aja sama alurnya. Dan beberapa part yang lain aku ubah sekitar 80%

Di ingetin lagi ya

Renjun=Nji
Jeno=Jeino
Jisung=Jio
Mark=Nandes
Jaemin= Deon
Haechan=Chandra
Chenle=Colo

-
-
-
-









---

Sekarang ketujuhnya memilih duduk-duduk santai dulu di kursi kayu panjang dengan jajaran duduk---Nandes, Jio Nji, Deon, Chandra, Colo, dan Jeino paling ujung dekat tembok. Alih-alih pulang, mereka menikmati makanan yang mereka pesan di warkang.

Warkang atau warung belakang, ini sudah menjadi tempat tongkrongan rahasia anak-anak SMA Neon. Letaknya yang berada di belakang gedung sekolah menjadi berguna untuk para murid nakal yang suka nyebat biar nggak ketauan sama guru. Selain menu makanannya banyak dan enak-enak, harganya juga murah.

Warkang tuh udah seperti bascame aja gitu buat mereka. Kadang kesini cuma buat makan mie atau myemilin gorengan dua, atau cuma minum kopi tapi nongkrongnya berjam-jam. Si bude pemilik warung kayaknya nggak masalah kalau warungnya jadi tempat tongkrongan karena katanya seru aja, jadi rame.

"ANJENG CHANDRA! ITU KERUPUK GUE BANGSAT KENAPA ELU MAKANIN TERUS." Deon protes, lima kerupuk yang dia ambil dari si bude di makan Chandra tanpa beban.

Padahal Chandra juga bisa ambil sendiri, emang dasar anaknya males aja sih. Dari pada ngambil mending nyomot punya Deon.

"Setdah cuma kerupuk doang elaaah, pelit banget lu," tukas Chandra kesal sambil terus makanin kerupuk bundar putih Deon, enggak peduli si empu kerupuk sudah melotot.

Deon langsung menepis tangan chandra lagi yang ingin mengambil satu krupuk punya dia yang tersisa, itupun udah ke potong. "Pan elu punya kaki, punya tangan ya ambil sendirilah. Enak banget makan punya gue. Gue ngambil ini kerupuk juga pake tenaga ya, harus jalan ke dapur si Bude."

"Lima langkah aja kagak ade nyet." Chandra memutar bola mata malas. "Dramatis pisan hidupnya teh. Udah kayak jalan dari sini ke arab saudi."

"Bacoooot," umpat Deon, dengan tampang ngeselin dia menggigit krupuk itu ke depan wajah Chandra, membuat Chandra yang sudah kesal mendorong wajah Deon secara kasar.

"Jelek anjing muka lu."

"Ganteng manis gini."

"Ngaca tah bengeut!"

Kalau tidak inget bagaimana susahnya Chandra membujuk Deon kalau lagi ngambek, mungkin Chandra sudah meludah di hadapan wajah Deon sekarang juga.

"Perkara kerupuk doang buset di ributin, kayak yang baru pertama kali makan kerupuk aja," sahut Nandes sambil sibuk mencomot gorengan. Yang lain sama sekali tidak peduli.

Kadang Chandra sama Deon lebih sering berantem cuma gara-gara masalah sepele, kayak Chandra maunya makan bakso tapi Deon maunya makan seblak, terus berantem deh sampai akhirnya nggak makan dua-duanya karena duit abis malak dari Jio cuma cukup buat beli satu makan dan itu di makan buat berdua.

Tujuh GenggamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang