Hai
--
Pagi-pagi sekali Jeino sudah nongkrong di depan kelas Nandes niatnya ingin mengajak cowok itu merokok, di karenakan Hari ini mood nya lagi tidak baik. Di tambah dia habis di semprot habis-habisan sama Nji karena mengebut tadi.
"Bro!" Nandes menepuk keras punggung Jeino, dimana Jeino yang lagi bengong tersentak jadi kaget sendiri. "Buset kusut amat muka lo. Kenapa?" tanyanya terkekeh sambil ikut berjongkok di sebelah Jeino.
"Nyebat?" Alih-alih menjawab, Jeino malah bertanya hal lain.
"Di sini? Ya enggaklah anjir. Mau di laporin BK lu?"
"Yeh kagak di sini juga tolol," decak Jeino, menatap datar ke arah Nandes seolah berkata, Ya kali disini?
"Dimana?"
"Warkang."
"Ah nggak, nggak. Gue nggak mau bolos," tolak Nandes sambil terus memperhatikan wajah Jeino yang kusut, ia mengernyitkan dahi. "Kenapa sih lu? Nggak enak banget tuh muka."
"Di tolak gue," jawab Jeino cepat tanpa basa-basi.
Mata Nandes seketika membulat, kalau bisa keluar ya keluar kayaknya tuh mata saling lebarnya terbuka.
"WOIII ANJING?! DI TOLAK?! YANG BENER?!"
Bukan. Bukan Nandes yang merespon tapi Chandra yang tiba-tiba datang, langsung menyeruak di antara mereka berdua dan maksa jongkok di tengah-tengah.
"Yang bener aja?!" tanya Chandra masih tidak percaya, membulatkan mata dengan mulut menganga lebar. "Lo... DI TOLAK?! SUMPAH DEMI APA?!"
Jeino merotasikan mata sebal, tahu jika dua temannya ini akan merespon berlebihan seperti ini. "Ck. Lebay."
"TIDAK!" Chandra menggeleng keras. "TIDAAAAK MUNGKIIIIN!!!!" teriak Chandra dramatis, tapi detik berikutnya ia malah ketawa kencang. Aneh. "Hahaha anjiiing. Yang bener aja maneh? Di tolak? Cewek mana yang berani nolak maneh wahai pesona playboy cap gajah terbang? Cewek mana? Saha coba itu ih?"
"Hilaf kali ceweknya," sahut Nandes berusaha bersikap biasa saja walaupun dia nggak expect juga bakal mendengar kalimat itu dari mulut Jeino.
Dalam kamus Jeino, tidak ada yang boleh menolaknya. Jadi selama Jeino berkecimplung di dunia keplayboyan ini, belum ada satu pun cewek yang berani menolak dia--ya tidak mungkin sih mengingat yang naksir Jeino hampir 78% penduduk dunia. Maklum kalau teman-temannya agak syok dikit dan Jeino jadi galau hari ini.
"Gue mah nggak percaya anjir lo di tolak. Sumpah nggak percaya, cius mie otong alias nggak boong, lu di tolak? Yehh kagak mungkin keleus!" keukeuh Chandra masih tidak menyangka---ada cewek yang berani nolak Jeino?
"Lu bener nggak si bro? Lu lagi ngibul ya?" tanya Nandes masih sedikit syok.
"Bener," jawab Jeino dengan nada malas dan tidak minat.
Chandra lagi-lagi terkejut sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan, matanya kembali membelalak. Nandes sempat melihat Chandra kemudian memutar bola mata, dasar Chandra lebay. "Jadi siapa sih yang nolak lo sampe bikin lo begini?" tanya Nandes lagi mengabaikan raut keterkejutan Chandra yang nggak ada habisnya.
Ada jeda helaan napas berat dari Jeino sebelum cowok itu mengusak rambutnya frustasi. "Gue bukan di tolak sih sebenarnya..." Sengaja menjeda kalimatnya sambil mendengus. "Tapi ya di tolak gitu gimana sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Genggaman
TeenfikceIni Hanya Tentang Tujuh Pemuda Yang Penuh Cerita Sukacita, dari mulai si tengil, si emosian, si mager, si playboy, si polos, si alim dan si kaya. Mereka bersama-sama membangun sebuah Pondasi yang kokoh agar tidak rubuh tapi mereka lupa kalau badai b...