04. Dua Rasa

1.2K 129 19
                                    

Gerakan kecil tercipta akibat cahaya matahari menyelusup masuk diantara celah tirai jendela. Cahaya yang semakin terang itu mengusik sepasang insan yang masih asik bergelung dibawah selimut yang sama.

Sang perempuan menggeliat kecil, mata rubahnya sedikit terbuka untuk melihat keadaan. Perlahan kedua matanya terbuka untuk menyesuaikan dengan cahaya yang masuk, seraya tangannya mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas samping ranjang.

"Eum" suara seraknya terdengar, dengan mata yang ia fokuskan pada layar ponsel untuk melihat jam.

"Jam 9?" gumamnya menyimpan kembali ponsel itu. Sampai pada detik berikutnya, dia mulai tersadar akan sesuatu.

"Jam 9?" pekiknya tersadar sepenuhnya, rasa kantuk seketika hilang saat teringat bahwa dia ada jadwal kelas pukul 9:45.

Dia segera menyibak selimut yang menutupi tubuh polosnya, tapi saat hendak beranjak justru dia merasa ngilu di area bawah dan pegal di area pinggangnya. Perempuan itu berdesis, lalu mata rubahnya menatap tajam kepada pria yang masih terlelap dalam tidur disampingnya.

"Hei Kim, bangun!" perempuan itu menepuk bahu sang pria, mencoba untuk membangun pria itu.

"Ya! Kim Mingyu!" perempuan itu berteriak tepat ditelinga sang pria, membuat pria itu berjengit.

"Ya! Kang Wonwoo, berisik!" seru Mingyu menutup wajahnya dengan bantal.

Hal itu menjadi kesempatan besar untuk perempuan bernama Wonwoo itu, dengan seringaian jahilnya dia menekan bantal yang menutupi wajah kekasihnya. Sementara Mingyu, dia seketika bergerak abstrak sebab bantal itu menutupi jalan nafasnya.

"Hhmmm"
Wonwoo tertawa melihat Mingyu kelabakan karena Wonwoo tidak mau melepaskan bantalnya.

"Rasakan ini, cepat bangun!" ujar Wonwoo masih dengan tawanya.

"Ya! Hentikan!" seru Mingyu, dengan segenap tenaga yang dia kumpulkan di pagi hari, tangan Mingyu bergerak mencari titik lemah sang kekasih. Sampai pada

"Akh Mingyu, geli" Wonwoo memekik karena tangan kekar Mingyu berhasil meraih pinggangnya dan menggelitikinya.

Perempuan itu lekas menghindar, secara otomatis Mingyu bisa menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya itu. Saat bantal itu berhasil tersingkir, bareface yang bercampur kesal itu terdiam menatap Wonwoo yang masih mengumbar tawa.

"Kau mau membunuhku?!" desis Mingyu menatap sinis sang kekasih.

"Ya, supaya aku bisa mencari pria lain yang lebih tampan dan kaya darimu" jawab Wonwoo santai, dengan tanpa rasa malu dia bangkit dari ranjang tak mempedulikan kondisi tubuh telanjangnya. Toh, Mingyu sudah sering melihat dan merabai tubuh seksinya ini.

"Sekarang kau cepat bangun dan bersiap, aku ada kelas pukul 9:45. Kau harus mengantarkan aku, Kim, aku tidak ingin terlambat" ujar Wonwoo kemudian menggelung rambut lepeknya dan meraih jubah tidur yang berserakan.

Mingyu berdecak, "malas, aku masih mengantuk" jawab Mingyu kemarin berbaring menarik selimut menutupi tubuhnya.

"Ya!" teriak Wonwoo melihat kelakuan pria yang sudah satu tahun ini bergelar sebagai kekasihnya.

Perempuan itu berkacak pinggang, lalu menarik selimut Mingyu dengan kasar membuat tubuh gagah sang pria itu terekspos. Mingyu meringkuk menutupi kejantanannya yang tampak ereksi di pagi hari.

"Wah kau benar-benar perempuan cabul, setelah kau bertelanjang dihadapanku, dengan tidak tahu malunya kau membuat aku telanjang?!" pekik Mingyu membuat Wonwoo mendengus.

"Jangan berlaga seolah kau adalah anak perawan! Cepat bangun!" titah Wonwoo melempar pria itu dengan celana dalam Mingyu yang ada didekat kakinya.

"Sudah ada yang bangun duluan" dengan wajah tanpa dosanya pria itu menunjuk kejantanannya.

Fallin' Flower | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang