10. Malam di Sirkuit

1.2K 96 10
                                    

Dua minggu berlalu pasca keributan yang terjadi di Universitas Hybe. Kini semua aktivitas di kampus kembali berjalan normal, dan dipastikan situasi di kampus pun aman setelah dilakukan sterilisasi selama 1 minggu penuh. Kegiatan kemahasiswaan kembali diadakan, kampus berjalan dengan normal seperti biasanya.

Sirkuit pun turut kembali ramai, setelah dua minggu ini sepi karena sebagian besar dari mereka masih merasa takut untuk keluar rumah. Namun setelah pihak kampus menyatakan bahwa kondisi sudah aman, akhirnya mereka mulai berani untuk keluar dan memulai aktivitas.

Kini sirkuit kembali ramai, area pinggir sirkuit hingga mini bar disudut sirkuit pun mulai kembali diisi oleh para anak muda. Mereka kembali pada hobi mereka, otomotif dan balapan.

"Sudah kakak bilang jangan ikut, kenapa kau batu sekali!" seru Jeno, pria dengan jaket kulit hitam khas anak motor tampak tengah memarahi seorang gadis.

Gadis dengan surai hitam panjang juga sedikit poni menutupi keningnya. Tampak sang gadis sedikit mencebik kesal, apa salahnya jika dia ingin ikut bermain dengan kakaknya.

Jeno mendengus, adiknya ini sangat keras kepala. Meskipun sudah Jeno larang, tapi tetap saja dia nekat menaiki taksi menuju sirkuit untuk menyusulnya.

"Jangan menyuruhku untuk pulang! Aku tidak mau sendirian di rumah" sahut sang adik yang cemberut.

"Kau bisa mengajak Jeongin untuk menginap" balas Jeno, dia masih enggan mengizinkan adiknya untuk menetap disana. Pun dia tidak bisa mengantarnya pulang karena satu jam lagi Jeno harus bertanding.

"Biarkan aku disini, aku janji tidak akan nakal dan mengganggu kakak" mata bulat gadis itu mengerjap lucu, tangannya memeluk lengan Jeno manja dan mencoba untuk membujuknya.

"Tidak" tegas Jeno, dia merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Dia akan menghubungi salah satu teman dekat sang adik untuk menjemputnya disini.

Jeno hanya tidak ingin adiknya berada disini, jika pergi kemanapun Jeno dengan senang hati membawa sang adik. Maka tidak dengan tempat ini. Tempat dimana gelapnya kehidupan para remaja menuju dewasa itu terlihat nyata, tidak cocok untuk adik polosnya yang masih duduk dibangku SMA.

"Kakak" gadis itu merengek, tapi tidak mengubah pendirian Jeno sama sekali.

"Oh, Beomgyu"

Gadis yang namanya dipanggil itu menengok, dan seketika tatapannya bersinar mendapati kehadiran sang kakak sepupu.

"Kak Wonwoo" pekik Beomgyu senang dan beralih memeluk Wonwoo.

"Kau sedang apa disini?" tanya Wonwoo.
Gadis itu baru saja tiba bersama sang kekasih, disaat Mingyu langsung menghampiri rekan-rekannya dipinggir arena, Wonwoo justru mendapati Beomgyu yang tengah merengek kepada Jeno.

"Aku ingin melihat kakak bertanding malam ini, tapi kakak tidak mengizinkan. Padahal aku bosan sendirian di rumah" Beomgyu mengadu dengan bibir mengerucut lucu mengundang kekehan Wonwoo.

Wonwoo menatap Jeno yang masih setia memberikan tatapan sengit kepada sang adik.
"Sudah, tidak apa Jen, biarkan Beomgyu disini. Dia aman bersama kakak"

"Tapi kak-"

Acara bujuk membujuk dengan seribu rengekan manja Beomgyu, akhirnya Jeno luluh dan membiarkan sang adik tetap berada disana dengan syarat harus tetap bersama Wonwoo. Meskipun tidak sepenuhnya setuju, tapi sisi lain Jeno pun merasa kasihan kepada adiknya yang selalu terkurung di rumah sendirian.

Jeno menghela nafas, "baiklah, kau boleh tetap disini. Tapi jangan nakal, turuti semua kata-kata kak Wonwoo" pesan Jeno mengusak surai hitam adiknya.

Beomgyu mengangguk, dia lantas memeluk dan mencium pipi sang kakak, "janji, aku tidak akan nakal. Semangat kak Nono" ucap Beomgyu menyemangati, membuat Jeno menyungging senyum dan kembali mengusap surai panjang adiknya itu dengan penuh kasih sayang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fallin' Flower | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang