02 - Pastos - Zacharyos Pastos

141 16 7
                                    

Silahkan berkomentar, ramein, kritik dan saran biar author tahu pendapat kalian yakkk. Chapter sebelumnya anyep komentarnya🥲, pada kurang suka plot drama yak?

Btw

Selamat membaca

--- Empat Bulan Setelah Kematian Donny ---

20 Juli 2007

Ditto turun dari kamarnya dan melihat Bapak duduk di ruang TV. Pria pemilik Avael Finance itu kelihatan santai dengan kekayaan dan ketenarannya. Berbeda dengan anaknya, Alvaro Ditto yang berminggu minggu berduka.

"Mau kemana nak?" Tanya Bapaknya lembut.

"Ketemu teman," jawab Ditto yang mengambil kunci mobil dari gantungan.

"Kau sudah tidak aktif lagi di kantor?" Tanya Bapak lagi.

Ditto tidak menjawab dan berdiri saja di depan bapaknya dengan canggung. Bapaknya berusaha tenang karena tahu Ditto hampir tidak keluar kamar semingguan, hanya makan sedikit, bahkan tidak bisa tersenyum lagi.

"Bapak tahu kamu berduka karena ditinggal sahabatmu. Tapi..."

"Dia Pacarku Pak" Ditto memotong ucapan bapaknya dengan tegas  "Donny pacarku pak, kami berpacaran selama ini dibelakang bapak, kami menabung untuk menikah 3 tahun lagi di luar negeri, kami ingin hidup bebas diluar norma yang negera ini punya karena bagi kami cinta kami jauh lebih penting."

Bapaknya diam, melihat mata anaknya yang berkaca-kaca. Walaupun dia kecewa karena anak lelaki satu-satunya adalah seorang Gay, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan duka Ditto yang besar.

"Ditto, bapak cuma mau kamu tetap jalanin hidup..."

"Kami sudah melakukan sex tiap kali aku ijin keluar dengannya dan bilang ke bapak kami cuma jalan-jalan. Aku bilang ke bapak dia sahabatku, tapi dia lelaki yang aku cium hampir tiap malam, dia lelaki yang ku bawa ke ranjang dan dia yang tutup mulutku biar bapak gak denger sex yang kami lakuin. Dia yang pake kondom yang aku beli, dia yang aku kasi keperjakaan aku, dan aku juga yang ambil keperjakaan kita. KALAU BAPAK PIKIR AKU BISA JALANIN HIDUP, BAPAK SALAH"

Ditto bersandar di dinding dan meremas kunci mobil nya.

"Dengerin bapak dulu, kalau kamu gak dengerin bapak..."

"Kami saling mencintai dan membutuhkan satu sama lain Pak. Kalau bapak merasa aku dan dia hanya sahabat, bapak salah besar. Anak mu ini, HOMO pak, anakmu ini , menungging untuk pria lain. AKU HOMO DAN MENJIJIKKAN, BAPAK GAK PERLU PURA-PURA PERDULI, KALO JIJIK JIJIK AJA PAK" Wajah lelah Ditto menatap sang bapak dengan serius, matanya basah dan suaranya juga bergetar "Bapak boleh jijik sama aku, tapi tolong jangan bilang dia sahabatku lagi, terima dia sebagai calon menantumu yang meninggal pak. Aku tidak akan membiarkan dia yang meninggal dan semua kenangan kami hilang begitu saja dianggap sekedar sahabat. Aku gak akan menutupi semuanya lagi, karena aku tahu kalaupun itu kututupi dia gak bakalan balik ke dunia ini."

Bapaknya menegakkan badan dan menghela nafas "Kamu anak yang genius Ditto. Kamu pinter, penurut, disiplin, dan baik. Bapak tidak akan ikut campur urusan pribadi dan seksualmu nak. Tapi begini, perusahaan kita butuh pemimpin di masa depan untuk menggantikan bapak. Kamu bapak pekerjakan untuk membangun karir yang lebih baik nantinya. Kalau kamu berlarut-larut dalam duka begini, tidak pergi ke kantor, tidak melakukan pekerjaanmu, bagaimana kamu bisa memimpin perusahaan nanti nak? Bapak tidak ingin orang kantor berpikir kamu tetap dipekerjakan hanya karena kamu anak bapak."

"Bapak lebih mementingkan kantor dibanding perasaanku? Aku profesor psikologi pak, aku lulus muda, cepat, dan semua itu aku korbanin dengan kerja di perusahaan bapak sebagai bentuk bakti anak. Sekarang aku berduka dan bapak mempermasalahkan itu?"

Dewa Perang dan Cinta (PRIMROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang