BAB 6. RUMAH

55 14 25
                                    

Mohon di komentari bila ada typo

Follow instagram bill : wp.billar123

RUMAH ARES

Ditto dan Ryo duduk di sofa kamar Ares setelah kejadian tidak terduga di antara mereka. Kesalahpahaman dan pertikaian mungkin terjadi, hal tersebut langsung Ditto selesaikan agar tidak ada masalah di antara mereka. Mereka berdua duduk untuk membahas nya sementara Ares tidur di ranjang setelah mabuk berat di kamarnya.

"Jadi, Kalian berdua. Elo dan Ares, teman lama dan sekarang kolega kerja?" tanya Ditto.

"Ya" jawab Ryo "Dan lo jadi guru si Kembar, anak Ares. Terus cowok yang berantem dengan lo di makam Donny itu Ares juga?"

"Ya, dia homopobik, dia tahu gue ngajar anak-anaknya, dan dia bakalan sebarin berita itu ke media. Gue kesini untuk mencegahnya"

"Terus kenapa lo bugil dan dia lepas celana?" tanya Ryo dengan wajah marah "Baju lo robek, celana lo kelempar, ada sex toy di ranjangnya, dan dia buka celana, pelumas di lantai. Kalian mau ngapain?"

"Ares mabuk berat Ryo, dia pengen ngehajar gue"

"Ngehajar? enggak Ditto. Dia pengen perkosa elo"

"Tapi dia lelaki normal. Dia pernah punya istri, dia punya anak, dia benci sama cowok gay. Gak mungkin dia mau perkosa gue"

"Gue tahu elo gak sebodoh itu Ditto, gue sering interogasi kriminal dan gue tahu sekarang elo lagi panik. Elo korban, gue gak bakalan permasalahin elo, justru kita berdua bisa buat si bajingan ini dapat hukuman!!" Ryo menunjuk Ares yang tidak sadarkan diri.

"Ryo... dia lagi terpuruk. Banyak masalah, dia menunjukkan gejala gangguan mental yang parah. Dia butuh pertolongan"

"Dia monster Ditto, dia penjahat"

"Dia ayah dari dua murid gue" jawab Ditto.

Ryo membereskan kamar itu. Ditto memanggil pelayan untuk mengurus Ares sembari mereka menunggu Ares sadar. Karena masalah ini dimulai darinya. 45 menit kemudian Ares mulai siuman namun dengan kepala pusing.

"Elo masih mabuk?" tanya Ryo yang memutar-mutar pistolnya di meja kerja Ares.

"Sedikit" jawab Ares yang mengusap keningnya.

"Elo inget yang elo lakuin ke Ditto?" tanya Ryo.

"Hah? guru homo ini? ohhh gue pengen kasih dia pelajaran" jawab Ares santai.

"Elo mau perkosa dia Ares" ucap Ryo.

"Enggak, gue enggak mau perkosa dia... Gue cuma.." Ares berusaha mengingat tapi ingatannya pudar.

"Sialan..." Ryo berdiri lalu memalingkan wajah dari Ares dan Ditto.

"Berarti kita bisa kembali ke masalah awal Ares" ucap Ditto "Aku akan mundur mengajar di Themia kalau kau keberatan. Tapi aku minta kau tidak membahas tentang seksualitas ku dan Pak Neyma ke media. Themia adalah tempat yang damai, banyak murid disana, banyak pekerja, dan banyak kepentingan yang bisa rusak bila berita itu sampai ke publik."

"Yasudah, berhenti mengajar. Urusan kita selesai" ucap Ares seolah tidak terjadi masalah.

"Baik" Ditto menunduk "Aku mohon baiklah kepada Si Kembar, mereka masih kecil dan butuh perhatian ayahnya. Mereka kehilangan ibunya Ares, jangan kehilangan ayahnya juga" ucap Ditto.

"Kau tidak perlu mengajariku cara mendidik anak. Aku ayah kandung si Kembar, sedangkan kau saja tidak punya anak" ucap Ares.

"Aku anggap opinimu benar, setidaknya sekarang kita tidak akan berselisih lagi. Aku undur diri. Ryo kau bisa lanjutkan urusanmu" Ditto keluar dari rumah itu dan Ryo menyusulnya.

Dewa Perang dan Cinta (PRIMROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang