BAB 3. TAMAN KANAK KANAK

69 11 12
                                    

Senin, 6 Agustus 2007

Pov Avaro Ditto

Gue terbangun di dada keras berotot Ryo yang keker. Kepala gue di bawah dagunya dan tangannya melingkar di punggung gue dengan romantis. Kami berdua bugil di balik selimut dalam kamarnya yang luas. Alarm gue bunyi, dan kami berdua duduk di ranjang bersamaan.

Note : Zachryo Pastos... Pastos panggilan normal, Ryo panggilan dari Ditto.

Udah dua minggu semenjak kami ketemu, dia cukup membuat gue betah. Ganteng dengan muka mix portugalnya, dia kelihatan kaya Christiano Ronaldo di campur dengan mas mas lokal yang sering kalian temuin di gym. Baik dan kaya, yang paling penting "enak" dan "jago mainnya". Kami bertemu tiap dua hari sekali dan tiap bertemu, jelas diakhiri dengan sex, sex yang intens dan panas.

Astaga, ingat citra doktor lu Ditto, ingettt. Elu top 10 mahasiswa terbaik nasional, tingkah lu begini.

Gue akuin, apapun gelar pendidikan gue. Menjadi Gay di ibu kota yang tenggelam dalam duka gak mudah. Seengaknya gue beruntung bertemu Ryo yang bisa ngalihin dunia gue sejenak dan gue gak sex bebas sama banyak lelaki. Satu cukup, karena tiap ketemu rasanya beda.

Saat gue beranjak dari atas kasur untuk mandi, jam menunjukkan pukul setengah enam pagi dan gue langsung bersiap untuk berangkat kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat gue beranjak dari atas kasur untuk mandi, jam menunjukkan pukul setengah enam pagi dan gue langsung bersiap untuk berangkat kerja.

Gimana perasaan murid - murid kesayangan gue kalau guru mereka telat karena harus meladeni polisi Intel semalaman? Sambil jalan ngangkang gue mandi cepat, lalu mengelap badan dengan handuk yang disedian Ryo.

"Sialan, gak sempet pulang" gue menepuk jidat karena sadar kalau gue gak punya baju kerja di rumah Ryo. Baju dinas banyak, dia beliin gue baju pelayan dan suster yang tipis dan ketat mampus, itupun sekali pake robek.

"Apa? Pakaian?" Tanya Pak polisi itu sambil membuka lemari dan memperlihatkan susunan pakaiannya yang bersih, rapi layaknya etalase toko.

"Berapa banyak lelaki yang lo bawa tidur kesini sampai se peka itu" Gue melihat deretan kemeja polos yang dia punya.

Semuanya ukuran XXL untuk gue yang L ini.

Pakaian dia yang bebadan badak gak bakalan muat di badan gue yang tipe kancil begini. Gue lihat kemeja kemejanya, ini mah jadi jas hujan di badan gue.

"Sini" dia membuka lemari lain dan memperlihatkan pakaian ukuran L. Ada beberapa baju ukuran kecil, dan ada juga baju perempuan.

"Punya siapa? Mantan lo?" Tanya gue curiga sambil milih.

"Kenapa lo ngomong seolah-olah gue ini bajingan" Dia memberikan ikat pinggang dan kaos kaki untuk gue pake "Ini semua punya rekan kerja gue. Ada banyak ukuran, mereka sering tidur disini kalau lagi nugas sekitaran sini."

"Ini punya rekan kerja Lo?" Tanya gue yang nunjukin dress mini merah terang.

"Beberapa agen perlu nyamar kan"

Dewa Perang dan Cinta (PRIMROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang