Avaro Ditto, Non-FormalMinggu, 22 Juli 2007 - 12:29
Hari ini adalah hari lahir Donny, pria yang pernah menjadi cerita cinta sempurna dalam hidup gue yang berantakan. Kematiannya masih gue upayakan untuk bisa gue lupain walaupun masih terasa sangat menyakitkan. Gue gak tahu seberapa lama gue bisa bertahan tanpa dia. Kapan juga gue bisa buka hati untuk orang lain, gue masih gak tahu. Walaupun gue udah kenalan dengan Pastos, tapi ya hubungan kami sekedar urusan ranjang sejauh ini. Tidak ada komitmen sama sekali
Gue masih bener-bener sayang sama elo Don. Sakitnya kehilangan masih gue rasain, kadang gue masih menangis tanpa alasan dan sulit untuk tersenyum kaya dulu lagi. Gue gak pernah sesedih ini dalam hidup gue.
Gue inget-
Setahun yang lalu kucing Angora peliharaan gue mati. Kucing yang gue rawat dari kecil mati karena usianya udah tua dan gak bisa diselamatkan lagi. Saat gue berduka Donny selalu menyediakan bahunya untuk gue menangis dan dia ngelakuin apapun untuk nenangin gue. Secengeng apapun gue, untuk semua duka yang gue rasain, Donny selalu berusaha menghibur semaksimal yang dia bisa. Air mata gue membasahi bajunya dan dia menerima dengan lapang dada. Saat gue butuh lengannya untuk gue remas, walaupun kulitnya sampai memerah dia tetap ada disana untuk gue melampiaskan emosi.
Sekarang dianya yang pergi.
Siapa yang dengerin tangisan gue lagi? siapa yang meluk gue diatas makamnya? siapa yang bakalan ada untuk ngehibur gue di titik terendah gue sekarang.
Primrose... jenis bunga yang Donny selalu berikan untuk gue saat gue sedih dulu.
Dalam setangkainya ada beberapa bunga kecil cantik yang kadang dia copot. Dia sering menyelipkan kelopak bunga itu ditempat-tempat yang enggak gue pikirin. Di buku gue, di sela kursi mobil, di kotak bekal, bahkan di dalam sepatu gue yang gue lepas waktu lagi masuk ke rumah.
Kadang gue dapet satu genggam berbagai warna, kadang gue dapet sebatang kecil, bahkan sekantong besar kelopak bunga warna-warni. Donny selalu bisa menggunakan primrose untuk memberikan kejutan ke gue padahal alasan dia pake bunga itu karena mamanya punya kebun primrose.
Bunga itu jadi lambang cinta dia ke gue. Bunga yang sakral, yang selalu dia kasih ke gue setiap kami anniversary. Bunga yang juga gue taburin ke makamnya setiap gue ngelayat dan nangis. Itu bunga yang juga layu di kebun mamanya setelah dia gak ada.
Dulu hidup gue penuh dengan bunga itu, seperginya Donny, bunga itu juga jarang hadir dalam hidup gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Perang dan Cinta (PRIMROSE)
Любовные романыDitto adalah seorang psikolog anak. Dirinya berduka dan bertemu Ares di sebuah pemakaman. Saat memulai hidup baru sebagai guru TK, Ditto menjadi dekat dengan dua anak kembar : Phabio dan Dominic, anak Ares. Ditto harus menutupi jadi dirinya sebaga...