06:15
Author POV
Ditto terbangun di ranjang Ryo yang berantakan dan amburadul. Si Polisi sudah bangun dari subuh untuk Jogging dan balik dengan badan penuh keringat di kaos olahraga ketatnya. Ditto berjalan keluar kamar dengan celana pendek tanpa baju, membuka kulkas dan mengambil es krim yang Ryo belikan untuknya semalam.
"Kok Jogging gak ngajak sih?" tanya Ditto yang mulutnya penuh es krim.
"Elo tidur pules banget ya mana enak gue bangunin" Ryo menjilat es krim di pinggir pipi Ditto lalu dia minum air dingin di kulkas yang sama.
"Gue juga butuh olahraga Yo, badan sering pegel ngegendong anak-anak di sekolah. Butuh otot lebih" Dito mencubit perutnya sendiri "Gemuk nih gue bareng lo dikasih manis-manis mulu"
Ryo mendekat dan mengecup perut Ditto "Gemuk gapapa, gemes malah Dit. Asal gak diabetes aman kok sayang..." Goda si polisi.
"Tetep aja, gue harus olahraga. Kalo enggak nanti cepet ngantuk di sekolah" Ditto menguap dan menggaruk kepala.
"Elo ngantuk bukan karena gak olahraga, tapi tidurnya kemaleman" Ryo mencolek hidung Ditto dengan gemas "Kurangin begadang makanya"
"Karena siapa gue tidur sampe jam dua hah? karena siapa? siapa yang gesek-gesek minta gue nungging hah?" Ditto menampar perut keras Ryo dengan spatula kayu.
"Iya iya karna gue... Sorry" Ryo memeluk dan mencium ubun-ubun Ditto "Lagian elo sengaja banget tidur pake celana pendek, ya ngaceng lah gue..."
Teleponnya Ryo berbunyi, dengan cepat dia melepas guru TK itu untuk ngobrol dengan orang di balik telepon.
Ryo berjalan menjauhi Ditto dan membuka telepon di balkon rumah.
"Apa?" tanya Ryo dengan suara serius.
"OD lagi" jawab orang di balik telepon.
(OD = Overdosis)
"Berapa orang? Dimana?" Ryo melirik Ditto yang lanjut makan es krim.
"Satu mobil Pak, di bawah Tol pusat - pintu keluar nomor 18"
"Gimana kondisinya?"
"Lima orang, dua wanita tiga pria, busuk, pendarahan dari mata, hidung dan telinga. Mereka masih punya satu set permen happy di saku. Lagi dibawa ke lab untuk di analisis."
"Oke saya kesana, pastiin gak ada warga sipil yang tahu masalah ini. Kalo ada yang mendekat langsung usir menjauh. Buat berita alihan."
Ryo masuk ke rumah dan langsung berpakaian dengan cepat, mengambil kunci motor dan kunci mobilnya dengan panik, lalu mengeluarkan motornya dari garasi.
"elo gak mandi?" tanya Ditto yang bersiap mandi.
"Urgent" jawab Ryo dan memakai jaket hitam tebal "Nanti pintu rumah tutup ya, kuncinya elo bawa aja, sorry gak bisa anter elo ke sekolah, elo bawa aja mobil gue, gue pake motor kok"
Ryo mencium kening Ditto lalu mengambil helm.
"Hati-hati" ucap Ditto lembut.
"Gue polisi,orang yang harusnya hati-hati sama gue" Balas Ryo dan mengedipkan satu matanya.
Ryo naik ke atas motor, turun lagi, mencium bibir Dito, dan naik lagi ke motornya lalu berangkat. Ditto kembali ke kamarnya dan membersihkan kamar pacarnya itu. Habis gempur malam tadi membuat alas ranjang dan selimut harus di masukkan ke mesin cuci. Ditto mandi, menjemur sprei dan berangkat kerja tepat waktu.
POV AVARO DITTO
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Perang dan Cinta (PRIMROSE)
RomanceDitto adalah seorang psikolog anak. Dirinya berduka dan bertemu Ares di sebuah pemakaman. Saat memulai hidup baru sebagai guru TK, Ditto menjadi dekat dengan dua anak kembar : Phabio dan Dominic, anak Ares. Ditto harus menutupi jadi dirinya sebaga...