02. Berangkat.

320 44 1
                                    

Happy reading!!

-000-

Sudah hari senin, mereka telah mendapatkan izin dan berpamitan kepada keluarga di rumah masing-masing. Kini di pagi hari jam delapan, sembilan cowok itu sedang memasukkan barang-barang mereka ke mobil Wain yang besar.

"Mantap, ini bisa muat sembilan orang kan? Kalo kelebihan dua orang. Leo sama Sing di atap mobil aja."ucap Lex santai.

"Tega banget."Sing dan Leo lantas membuat-buat ekspresi wajah sedih.

"Bercanda."kata Lex dan memperlihatkan cengiran nya.

"Ayo cepetan masuk. Gue yang nyetir dan Zayyan di depan, buat nentuin arah ke Desa nya."Wain mulai menutup bagasi mobil.

"Di depan muat dua orang doang, Wain sama Zayyan. Di tengah Leo, Sing, sama Davin. Di belakang, Gue, hyunsik, Gyumin sama Beomsoo."ucap Lex tegas, Dan tak dapat dibantahkan oleh mereka semua

Di kursi belakang gyumin terhimpit oleh Lex, Hyunsik, dan Beomsoo. Namun ia lagi-lagi hanya pasrah dan diam. Sungguh anak yang sabar.

Semuanya sudah lengkap, dan masuk ke mobil. Di dalam Mobil, Zayyan berujar. "Masing-masing berdoa sesuai kepercayaan. Biar kita selamat sampai Desa dan gak tersesat."

"Bikin gue overthinking."celetuk Davin.

"Heh, udah, yang penting berdoa dan berharap sampai dengan selamat aja."hyunsik menjintak Davin yang ada di depan nya.

"Iya bang hyunsikk."

"Kita disana 2 hari doang kan?"tanya Beomsoo kepada Lex.

"Iya."jawab Lex.

Mobil pun mulai berjalan dan keluar dari perumahan yang mereka tinggali.

-000-

Masih dalam perjalanan, mereka saling mengobrol dan bercanda tawa. Dan musik yang menghiasi perjalanan mereka.

"Zay, ini sampe nya berapa jam?"tanya Wain.

"Enam jam sampe sih."jawab Zayyan cepat.

"LAMA BANGET."Hyunsik terkaget-kaget.

"Heleh, deket itu."

"Ini sekarang kita baru dua jam, empat jam baru sampe dong."Gyumin menyempatkan untuk berkata walaupun tubuhnya terhimpit.

Wain pun menambah kelajuan mobilnya agar tidak terlalu lambat.

Kini mereka pun tak terasa sudah lima jam di perjalanan yang begitu panjang.

"Wain, disana ada belokan, nanti kita belok."Wain mengangguk. Belokan terlihat, Wain mulai membelokkan mobil nya.

Kini mereka sudah berganti jalan. Mereka hanya di jalan yang lumayan luas namun hanya ada sedikit kendaraan yang berlalu lalang.

"Matiin musik nya, berisik nanti. Takut ganggu makhluk lain." titah Zayyan.

Sing yang menyalakan musik pun, langsung mematikan nya.

SEBUAH DESA-Xodiac (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang