14. berubah.

252 49 12
                                    

-0000-

Semua orangtua mereka kini telah kembali ke rumah masing-masing. Hanya tersisa mereka bersembilan saja.

Mereka diam membisu, bergelut dengan pikirannya sendiri, tak lama kemudian, Zayyan menggebrak meja membuat semuanya tersentak.

"Kenapa woy?"

"Kalian udah check handphone?"tanya Zayyan cepat.

"Enggak, dari semalem belum ngecheck  sama sekali, enggak ada tenaga gue."jawab Lex yang mewakili semuanya.

"Selama di Desa itu, kalian sering chatting-an sama ortu kan?"

"Iya, LAH IYA."

Semuanya tersadar, selama di penginapan mereka memang sering berkirim pesan dengan Orangtua mereka, dan mengapa ketika mereka kembali, menjadi berbeda?

"COBA CHECK SEKARANG!"

Dengan tergesa-gesa, mereka sembilan membuka ponsel dan menekan sebuah aplikasi untuk berkirim pesan.

Mereka menekan satu kontak, dan alangkah terkejutnya, isi chat  selama mereka di Desa, itu kosong.

"E-enggak! Enggak mungkin."bantah Gyumin tak percaya.

Zayyan terdiam, lalu berkata, "padahal pas di Desa, gue selalu chatting an sama ortu gue, terutama Ibu gue... Tapi kenapa ini kosong? Jadi selama ini..."

"Bisa nih, bisa gila,"Hyunsik menggeleng-gelengkan kepalanya.

Zayyan membulatkan matanya, "coba sekarang liat hasil foto kalian pas di desa!"titah Zayyan.

Semuanya menurut, dan masing-masing membuka galeri dan lagi-lagi mereka terkejut, bagaimana tidak terkejut? Hasil foto pemandangan yang mereka ambil berubah menjadi gelap kemerahan.

"I-ini prank ya?"tanya Beomsoo sedikit terbata-bata.

"Iya pasti! Dimana kameranya."Sing langsung menoleh kanan dan kiri.

"Udah, terima kenyataan aja."sahut Davin, berniat menyadari.

"Astagfirullah."Hyunsik tanpa sadar beristighfar, Zayyan menoleh cepat.

"Woy, lo nonis!"

"Eh iya."

"Gue pengen cerita."ucapan Lex membuat semuanya menoleh.

Lex menghela nafas dalam-dalam, lalu menghembusnya, ia akan menceritakan tentang Nenek-Nenek yang berada di foto selfie nya. "Pas sore hari pertama kita di Desa, kita kan foto-foto tuh ya,"Lex berhenti sejenak. Dan diangguki semuanya.

"Pas malam nya, kita duduk santai di ruang tengah sambil main handphone. Nah gue disitu lagi lihatin hasil foto yang gue ambil, pas giliran satu foto selfie gue... Disitu ada Nenek-Nenek yang duduk di bangku tua, kalian pasti liat dia kan pas sorenya?"

"Iya, lanjut."

"Pas gue selfie, enggak sengaja Nenek itu ikut kepotret. Nah balik lagi, pas gue liat hasil foto nya pas malem. N-nenek itu hilang, yang tersisa cuma bangku tua nya di foto gue."

"Gue kaget banget, tapi gue enggak mau cerita ke kalian dulu, pasti kalian enggak akan percaya."

Semuanya terkejut akan cerita Lex, Zayyan pun bertanya, "sekarang, gimana fotonya?"

Dengan tangan gemetar, Lex memperlihatkan gambar di ponsel nya kepada teman-temannya.

"ASTAGFIRULLAH."Delapan cowok itu yang melihat gambar itu langsung tersentak kaget. Bagaimana tidak terkejut, foto tersebut suasananya menjadi merah, terdapat Lex yang tersenyum, dan wajah Nenek-Nenek di sampingnya yang membulatkan matanya lebar-lebar.

"Foto itu berubah,"lanjut Lex.

Ketika Lex melihat foto tersebut kembali, foto itu hilang tiba-tiba, terhapus sendirinya.

"H-hilang? Kok hilang? Ini kehapus sendiri?"

Mendengar perkataan Lex, semuanya langsung melihat kembali foto-foto mereka selama di Desa, dan benar saja. Semuanya hilang secara perlahan tanpa mereka sentuh.

"Tutor hapus ingatan gue selama di Desa itu dong."ucap Sing pasrah.

"Kripik kaca terlupakan well."Gyumin menyahut asal.

"Naon sih? "Sing melirik Gyumin kesal. Dan dibalas cengiran oleh sang empu.

"Cara manggil Kakek Wiro buat kesini gimana? Ogah banget gue balik ke Desa itu, walaupun udah jadi tembok."tutur Lex.

"Entahlah, tanya aja sama Pak Haji."balas Zayyan asal, dan berlalu pergi dari halaman rumah Hyunsik.

"WOY!"

-0000-

WELL

Aku terlalu malas, sampe lupa ada cerita yang harus aku lanjutin...

Ywd segini dulu.

Maaf dan terima kasih❤️

SEBUAH DESA-Xodiac (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang