Para Pemberontak

229 37 12
                                    

Kekayaan dapat mengubah seseorang dalam sekali sentuhan, bahkan saat kekayaan itu tidak lagi menyentuh betul-betul dapat membuat seseorang hilang akal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kekayaan dapat mengubah seseorang dalam sekali sentuhan, bahkan saat kekayaan itu tidak lagi menyentuh betul-betul dapat membuat seseorang hilang akal. Laki-laki itu memicing, jari telunjuknya mengelus bibir gelas yang sedari tadi dia pegang. Sementara telinganya masih sangat awas mendengar setiap protes yang keluar dari mulut orang-orang dihadapannya.

"Terowongan yang dibangun Prince Marcus benar-benar membuat masalah" ujarnya kemudian menghirup dalam-dalam cerutunya, seolah paru-parunya haus sekali dengan racun. "aku kesulitan menyebarkan daun opium ke kerajaan sebelah"

"Betul, sial bisnisku juga terganggu"

"Ian, kau pimpinan kami bagaimana ini?"

laki-laki dengan gelas berisi alkohol ditangannya hanya bisa mendengus mendengar keluhan para tikus ini. 

Ian mengangkat gelasnya, "Bersabarlah" ucapnya "Biarkan Queen Talia menang saat ini"

Ksatria Ian Cameron buru-buru mengangkat tangannya tegas, sebelum para tikus membuka mulut menjijikan mereka.

"Sial, seharusnya pangeran itu mati saat dia berusia tujuh tahun, sekarang kehadirannya justru memperkuat hubungan para keluarga bangsawan" 

satu tikus bahkan tidak mengerti tanda, batin Ian.








"Ya dan anak itu tidak mati karena ketidakbecusan kalian!" teriak Ian, dia membanting gelas birnya di meja. Meski tidak pecah,  namun suara gebrakannya cukup membuat para pemberontak terdiam.

 Meski tidak pecah,  namun suara gebrakannya cukup membuat para pemberontak terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Late King Philip Ignatius

Ian menarik nafasnya dalam, biar bagaimanapun dia membutuhkan pasukan untuk mengambil alih kekuasaan Ignatius. Menurutnya, saat kematian kakaknya Philip Ignatius, kekuasaan seharusnya jatuh ke tangannya. Namun, malah jatuh ke tangan Talia, istrinya.

"Kelemahan Ratu adalah keluarganya, selain itu" Ian agak berpikir, sudut bibirnya melengkung "bukankah seharusnya kita siapkan segala perbekalan untuk menyambut perang"

"Ksatria, jangan bilang..." 

Omongan Devon terhenti saat dia melihat senyum Ian, yang membuat tulang punggungnya bahkan merinding takut.

Sean BeauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang