Crying in a dream

260 40 16
                                    

Sean menatap sekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean menatap sekelilingnya. Sean tidak mengenal tempat ini. Padang bukit, entah kenapa Sean tiba-tiba merasa lemah, dia agak terhuyung. Beruntung refleknya cepat, Sean mampu menahan badannya sebelum dia terjatuh ke laut lepas.

Matanya berkeliling, jantungnya berdegup cepat. Seolah ada musuh, yang tidak Sean kenali yang akan merebut hal berharga darinya. Tapi apa.

Ada bunyi ledakan dari arah barat yang memekakan telinga. Hingga tanah yang dipijak Sean terasa bergetar.  Sean menunduk, dengan cepat dia melindungi kepalanya.

Apakah ada perang besar? Tanya Sean dalam hati. Sebab apabila Ignatius sudah menggunakan meriam berarti ada perang besar.

"Ayo Sean kamu calon Prince Guard" gumam Sean menguatkan dirinya sendiri.

Sean perlahan membuka matanya. Namun sedetik kemudian apa yang dia lihat seolah mencengkram jantungnya kuat.

Pemuda cantik itu menatap Sean dengan air mata yang mengumpul, sudut bibirnya sobek dan ada darah kering di kepala hingga pelipisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda cantik itu menatap Sean dengan air mata yang mengumpul, sudut bibirnya sobek dan ada darah kering di kepala hingga pelipisnya.

Sean tidak bisa lagi mengalihkan perhatiannya pada apapun.

"Bara!"









"Bara!"

"Bara!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sean BeauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang